Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Memberikan ASI perah menjadi sebuah alternatif apabila ibu harus pergi atau tidak bisa menyusui bayi secara langsung. ASI perah dapat diberikan oleh ayah, nenek, atau orang dewasa lain yang dipercaya mengasuh bayi selama ibu pergi.
ADVERTISEMENT
Memberikannya pun bisa dengan banyak cara. Ada orang tua yang memilih menggunakan sendok, pipet, gelas sloki, cup feeder, spuit hingga botol dot. Lantas, mana yang lebih baik?
Anda perlu tahu Moms, dot sebaiknya tidak pernah dijadikan pilihan! Sebab, pemberian ASI perah dengan botol dot justru bisa membawa beberapa dampak buruk pada bayi. Misalnya menyebabkan bayi mengalami nipple confusion (bingung puting) hingga menurunkan produksi ASI. Bila hal ini terjadi, tentu akan sangat merugikan bayi dan berdampak pada pemenuhan nutrisinya. Tumbuh kembang bayipun, dapat terganggu.
Lalu, media apa yang seharusnya digunakan untuk berikan ASIP kepada bayi?
Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) menjelaskan melalui laman resminya, media yang disarankan untuk memberikan ASIP pada bayi adalah dengan sendok, pipet, gelas sloki, cup feeder, maupun spuit.
ADVERTISEMENT
Bila memilih menggunakan sendok, gelas sloki, dan cup feeder, jangan menuang ke mulutnya, tapi biarkan bayi yang mencecap atau menyeruputnya sendiri. Namun, bila Anda memilih menggunakan pipet dan spuit, maka semprotkan ASIP perlahan ke mulut bagian samping atau pipi bayi. Ingat Moms, bukan disemprotkan ke bagian tenggorokannya! Ini penting, agar bayi tidak tersedak.
Memang awalnya pemberian ASI perah dengan berbagai berbagai media tersebut tidak disukai bayi. Bayi bisa saja merasa cemas, gelisah, tidak sabar dan marah. Begitu juga dengan orang atau pengasuh yang memberikannya. Tapi jangan khawatir, 3 atau 4 hari setelah dicoba, bayi akan terbiasa.
Berikut adalah tips memberikan ASI perah yang benar pada bayi menurut Konselor Menyusui dan Ketua Umum AIMI, Nia Umar IBCLC, dalam tulisannya pada buku BreastFriends.
ADVERTISEMENT
Karena kalau bayi sudah sangat lapar, ia menjadi tidak sabaran dan akhirnya menangis, apalagi jika bayi dan pemberi ASI perah (ASIP) masih sama-sama belajar.
Berlatihlah secara bertahap dan dari jauh-jauh hari, bayi akan semakin mahir meminum ASIP dan yang memberikan ASIP juga mengetahui apa yang nyaman dan tidak nyaman bagi dirinya.
Mulai latihan dengan satu sesi minum ASI perah, lanjutkan dua sesi, tiga sesi, dan seterusnya hingga bayi maupun pengasuh terbiasa.
Mintalah orang yang akan memberikan ASIP mencoba semua media yang disarankan untuk memberikan ASI perah seperti gelas, pipet atau alat pemberi obat serupa alat suntik, sendok kecil, cup feeder, botol yang ujungnya terdapat sendok atau training cup dan biarkan ia memutuskan media apa yang paling nyaman buat dia dan bayi Anda.
ADVERTISEMENT
Saat bayi sedang berlatih minum ASI perah , ibu sebaiknya tidak berada di dekat bayi. Hal ini bermanfaat untuk melatih bayi mengenal situasi bahwa ASI perah diberikan saat ia sedang tidak bersama ibunya. Sementara, bila ada ibu maka ia bisa menyusu langsung sepuasnya.