Manfaat Kurangi Larangan pada Anak dan Mulai Bilang: Iya, Boleh!

8 Februari 2019 18:23 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Manfaat Kurangi Larangan pada Anak Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Manfaat Kurangi Larangan pada Anak Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Orang tua mana yang mau punya anak manja? Selain sehat, cerdas, dan bahagia umumnya orang tua ingin anaknya tumbuh jadi pribadi yang mandiri. Kalau manja atau tidak mandiri, mana mungkin si kecil kelak bisa jadi pemimpin atau berprestasi?
ADVERTISEMENT
Supaya anak tidak manja pula, orang tua kerap membuat serangkaian aturan dan berusaha bersikap tegas pada anak. Aturan dan sikap tegas ini, disadari atau tidak, akhirnya membuat orang tua sering sekali mengatakan “tidak” kepada anak-anak.
"Aku boleh keluar dan main hujan?" jawabannya tidak.
"Boleh aku ikut masak di dapur sama Bibi?" ummh... tidak.
"Rambutannya aku yang habisin semua, boleh ya?" ...juga tidak.
Apakah Anda juga sering seperti itu, Moms?
Ilustrasi balita sakit. Foto: Thinkstock
Tentu saja, semua kata "tidak" ini Anda ucapkan dengan alasan kuat yang juga untuk kebaikan si kecil. Anda tidak ingin si kecil menjadi tidak sehat atau sakit misalnya.
Tapi menurut psikolog Ratih Ibrahim, bila ingin si kecil menjadi anak yang unggul, orang tua perlu mengurangi menggunakan kata tidak atau melarang anak dan mulai lebih sering bilang "iya, boleh."
ADVERTISEMENT
Seperti apa maksudnya?
Sesekali biarkan anak bermain hujan Foto: Shutterstock
Misalnya, daripada bilang "tidak boleh main hujan" katakan "Iya, boleh, pakai jas hujan dan sepatu karetmu ya!". Alih-alih bilang "tidak boleh ikut ke dapur", Anda bisa bilang, "Iya, boleh, tapi biar Bibik yang berdiri di dekat kompor dan memegang pisaunya."
Anda juga bisa mengganti kalimat "Tidak boleh makan rambutan terlalu banyak" dengan "Iya boleh, tapi kalau makan rambutan sebanyak itu perutmu bisa jadi sakit, lho!"
Dengan cara ini anak merasa Anda mendengar, peduli dan mau mempertimbangkan permintaannya. Di sisi lain, anak memperoleh wawasan yang ia butuhkan sekaligus merasa dipercaya untuk ikut membuat keputusan yang lebih baik bagi dirinya.
Psikolog Ratih Ibrahim pada peluncuran gerakan ‘1 Juta Iya Boleh' DANCOW Advanced Excelnutri+ Foto: Dok: DANCOW Advanced Excelnutri+
Jadi semua ini bukan sekadar mengubah kalimat atau memilih kata saja. Dengan bilang "iya, boleh", Anda memberi anak kesempatan melakukan eksplorasi lebih banyak.
ADVERTISEMENT
Eksplorasi merupakan bagian stimulasi yang sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang anak. Saat melakukan eksplorasi, anak akan belajar lebih banyak, meningkat skill motoriknya dan bisa menjadi percaya diri.
"Jika orang tua mendorong anak untuk bereksplorasi secara tepat, sesuai dengan usia dan tahap perkembangannya, ini akan membantu anak mengembangkan lima potensi karakter penting, yaitu berani, cerdas, kreatif, peduli, dan pemimpin,” papar Ratih pada peluncuran gerakan ‘1 Juta Iya Boleh’ yang merupakan inisasi DANCOW Advanced Excelnutri+, Kamis (7/2) di Hotel Ayana Midplaza, Jakarta.
Sebaliknya, bila selalu dilarang, anak bisa jadi kehilangan kesempatan ini dan menjadi tidak optimal tumbuh kembangnya.
Ilustrasi anak bermain. Foto: Shutterstock
Tapi kalau apa-apa serba diperbolehkan, apa anak tidak akan jadi manja? Atau bagaimana kalau anak mengalami over stimulasi?
ADVERTISEMENT
Menurut Ratih, Anda tak perlu mengkhawatirkan hal ini selama mengikuti 3 tips dalam berkata "iya, boleh". Apa saja?
Pertama, pastikan anak siap. Ikuti ritme masing-masing anak yang bisa saja berbeda dengan teman-teman atau saudaranya, sesuaikan tahapan tumbuh kembangnya.
Ibu dan anak Foto: Shutterstock
Kedua, usahakan terlibat sebanyak mungkin. Dampingi dan temani anak dengan penuh cinta kasih.
Tidak usah berpikir yang susah-susah, Moms. Rutinitas membangunkan anak di pagi hari, menyapanya hangat dan menciumnya, lalu mengajak anak sarapan bersama sebelum berangkat bekerja juga stimulasi. Pesan Ratih, mulai saja dari kebiasaan sehari-hari.
Ketiga, pastikan aman. Bilang "iya boleh" bukan berarti mengabaikan keselamatan anak kan? Boleh naik perahu, kalau sudah pakai pelampung. Boleh naik sepeda, di sekeliling perumahan saja. Boleh main slime, asal tidak dimakan!
ADVERTISEMENT