Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Itulah kenapa, kedua hormon ini sangat penting dikenal dan dipahami oleh setiap ibu menyusui .
Bagaimana caranya? Tak usah bingung, Moms. Berikut kumparanMOM merangkumnya untuk Anda:
Hormon Prolaktin dan Produksi ASI
Buku Breast Friends oleh Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) menjelaskan, bahwa hormon prolaktin mulai bekerja optimal setelah ibu melahirkan. Saat hamil hormon prolaktin tidak bisa memproduksi ASI karena ditahan oleh hormon progesteron. Setelah melahirkan, hormon progesteron akan menurun, dan hormon prolaktin akan bekerja.
Lantas bagaimana cara kerjanya?
Saat bayi menyusu pada satu payudara, rangsangan sensorik dari puting payudara itu dikirim ke otak. Hasilnya, bagian depan kelenjar pituitari akan mengeluarkan prolaktin.
Sebagian besar hormon prolaktik ada di dalam darah selama sekitar 45 menit setelah penyusuan. Hormon ini akan membuat payudara memproduksi ASI untuk penyusuan berikutnya.
Perlu juga diketahui, jumlah prolaktin menyesuaikan dengan intensitas menyusu bayi. Ketika bayi jarang menyusu, maka jumlah prolaktin menurun, dan ASI yang dihasilkan pun lebih sedikit. Sebaliknya bila bayi sering menyusu atau mengisap ASI dari payudara ibu, prolaktin meningkat begitu juga dengan produksi ASI.
ADVERTISEMENT
Apalagi? Hormon prolaktin lebih banyak diproduksi pada malam hari. Maka dari itu, ibu dianjurkan untuk menyusui bayi pada malam hari karena bisa membantu menjaga pasokan ASI di keesokan harinya.
Tapi siap-siap ya, Moms! Ketika hormon prolaktin bekerja, maka efeknya bisa membuat Anda merasa tenang dan mengantuk. Di samping itu, hormon yang berkaitan dengan prolaktin juga bisa menekan terjadinya ovulasi. Sehingga, menyusui sebetulnya bisa membantu Anda untuk menunda kehamilan baru.
Hormon Oksitosin dan Keluarnya ASI
Agar air susu bisa mengalir turun ke puting, ibu menyusui membutuhkan hormon oksitosin. Hormon tersebut sangat berperan untuk merangsang keluarnya ASI. Dalam istilah lain, hormon oksitosin juga sering disebut hormon cinta, karena kehadirannya sangat dipengaruhi oleh suasana hati ibu.
ADVERTISEMENT
Seperti apa ciri atau tanda hormon oksitosin pada ibu menyusui aktif dan bagaimana sensasi refleks yang dirasakan ibu?
Dalam buku antologi Breast Friends dari Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) berjudul Tanda dan Sensasi Refleks Oksitosin Aktif oleh Imbi Pulungan menyebut, jika terdapat beberapa tanda hormon oksitosin aktif yaitu:
Pertama, sesaat sebelum atau selama proses menyusui timbul sensasi digigit atau kesemutan (gelenyar) serta seolah seperti diperas pada payudara ibu. ASI kemudian mengalir deras ketika ibu memikirkan bayinya atau mendengar buah hati menangis.
Bukan cuma itu, ketika salah satu bagian payudara dihisap bayi, maka bagian satunya juga meneteskan ASI.
Pada minggu pertama, ada kalanya payudara ibu merasakan nyeri akibat kontraksi rahim. Tak jarang, juga disertai keluarnya darah selama menyusui. Tapi tak perlu khawatir,karena itu normal, Moms.
ADVERTISEMENT
Perhatikan bayi Anda, ia mengisap payudara dengan kecepatan lambat namun dalam. Ia juga terlihat menikmati tegukan ketika ASI mengalir ke dalam mulutnya. Sementara tanda yang juga Anda rasakan, Anda menjadi sangat haus.
Jika tanda-tanda di atas terjadi pada Anda, maka bisa dipastikan hormon oksitosin Anda bekerja dengan aktif. Intinya, pastikan Anda rileks dan menikmati proses menyusui bayi tercinta, Moms.
----
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu sesama. Yuk, bantu donasi sekarang!