Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Menyusui Bayi VS Beri ASI dengan Metode Eping, Mana Lebih Sulit?
26 September 2021 17:08 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Eping mengharuskan ibu memompa ASI menggunakan alat (pumping) atau memerah langsung menggunakan tangan. Biasanya, Eping dilakukan oleh ibu dengan beberapa kondisi, seperti bayi mengalami masalah kesehatan dan harus dirawat di NICU, ibu bekerja, masalah pelekatan, hingga adanya trauma akibat pelecehan seksual.
Dalam penerapan Eping, ASI yang telah dipompa, nantinya diberikan kepada bayi dengan bantuan media, seperti cup feeder, pipet, gelas sloki, atau sendok.
Namun sebenarnya, lebih sulit menyusui bayi secara langsung (direct breastfeeding) atau beri ASI dengan metode Eping, sih?
Kata Ahli soal Menyusui Bayi VS Beri ASI dengan Metode Eping
Menurut Farahdibha Tenrilemba S.S., M.Kes., Wakil Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), exclusive pumping atau Eping jauh lebih rumit dibandingkan menyusui bayi. Ia menjelaskan, ini karena menyusui dapat meningkatkan ikatan emosional antara ibu dan bayi.
ADVERTISEMENT
"Saat menyusui, hormon oksitosin keluar, mengalir begitu saja. Sehingga kita menjadi lebih tenang," ujar perempuan yang akrab disapa Dibha kepada kumparanMOM, Senin (20/9).
Selain itu, ibu dapat menyusui bayi sambil melakukan hal lain, seperti menyelesaikan pekerjaan rumah, tiduran, sambil makan, dan sebagainya. Sebaliknya untuk memberi bayi ASI dengan metode Eping, ibu harus duduk untuk memerah atau memompa ASI dari payudara.
Alat pompa yang berkualitas baik dan diperlukan untuk jalani metode Eping pun tidak murah harganya. Ibu perlu menyiapkan dana yang cukup menguras kantong bila ingin membeli pompa ASI elektrik misalnya.
Ibu mungkin juga perlu membeli lebih dari satu alat pompa dan menyediakan juga suku cadang (spare part pompa) untuk antisipasi bila pompa tertinggal, rusak atau tidak cocok.
ADVERTISEMENT
"Karena alat-alat pumping itu cocok-cocokkan. Misalnya si A pakai merek tertentu dan cocok. Belum tentu si B cocok juga. Jangankan payudara tiap ibu berbeda, payudara kiri dan kanan masing-masing ibu pun berbeda," Dibha yang juga merupakan konselor menyusui menjelaskan.
Itulah kenapa, Farahdibha selalu menyarankan kepada para ibu menguasai keterampilan memerah ASI menggunakan tangan.
Pentingnya Kuasai Keterampilan Memerah ASI dengan Tangan
Memerah ASI secara manual dengan tangan dapat memberi ibu berbagai manfaat.
"Kalau pakai tangan kan ibu bisa merasakan sendiri bila di payudara terdapat gumpalan keras. Ibu bisa ngurut, pijat, baru perah. Kalau pakai alat enggak semua payudara teraba. Tapi kalau pakai tangan bisa teraba sambil dipijat, sambil diurut," jelas Dibha.
ADVERTISEMENT
Namun untuk dapat melakukannya, ibu perlu belajar dan menguasai teknik-tekniknya. Terutama menemukan titik atau lokasi terbaik menempatkan jari atau tangan untuk memerah, hingga akhirnya seorang ibu bisa dan akhirnya terbiasa. Semangat terus ya, Moms!