news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mungkinkah Ibu Menyusui Bayi yang Ia Adopsi?

13 Agustus 2019 16:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi ibu menyusui. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi ibu menyusui. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Menyusui merupakan salah satu keinginan terbesar bagi sebagian ibu. Dengan menyusui bayi, ibu bisa yakin si kecil mendapat makanan terbaik yang nutrisinya tidak bisa ditandingi oleh makanan atau minuman apa pun. Hal ini dikarenakan ASI merupakan cairan hidup yang paling tepat, lengkap dan selalu sesuai dengan kebutuhan bayi sejak lahir.
ADVERTISEMENT
Itulah kenapa tubuh ibu mulai mempersiapkan diri untuk memproduksi ASI sebelum bayi lahir atau tepatnya sejak masa kehamilan. Puncaknya, produksi ASI semakin berkembang saat usia kandungan ibu sudah menginjak trimester ketiga kehamilan.
Lantas bagaimana bagi ibu yang belum pernah memiliki pengalaman hamil, bisakah ia memproduksi ASI? Misalnya bila seorang ibu ingin menyusui bayi yang diadopsinya?
Jangan khawatir, Moms! Menurut Dokter Anak yang Praktik di Rumah Sakit St. Carolus, dr Utami Roesli, Sp.A, IBCLC, ibu yang belum pernah hamil dan belum memiliki pengalaman menyusui juga bisa menyusui bayi adopsi. Kondisi ini disebut dengan induksi laktasi.
Induksi laktasi adalah suatu usaha untuk membuat ibu yang tidak pernah menyusui menjadi bisa menyusui dan bayi yang tidak pernah menyusu menjadi bisa menyusu.
ADVERTISEMENT
"Bayi adopsi bisa disusui. Pasien saya ada yang begitu. Dia mengadopsi bayi, berhasil menyusui dan sekarang dia hamil ", ujar dr Utami saat dihubungi kumparanMOM, Rabu (7/8).
Mengutip buku Anti Stres Menyusui, menyusui bayi adopsi memiliki beberapa tujuan yaitu supaya bayi tetap sehat dan terhindar dari penyakit, membentuk ikatan batin antara bayi dan ibu, dan bagi yang beragama Islam orang tua akan menjadi mahram bayi tersebut.
Secara sains, ASI ibu mengandung micro RNA yaitu suatu bagian dari gen yang berperan dalam membawa sifat. Bila ibu angkat menyusui bayi adopsinya, maka sifat ibu akan mengalir ke bayi melalui ASI, membentuk bayi ibu menjadi individu yang mirip dengan ibu.
Seperti apa proses induksi laktasi?
ADVERTISEMENT
Pertama, sebagai proses untuk memicu keluarnya ASI, ibu akan diberi pil kontrasepsi dengan kandungan progestreon dan estrogen dosis tinggi tana menyertakan placebo pil tersebut. Langkah ini dimaksudkan untuk mengondisikan tubuh ibu seperti kondisi hamil di mana payudara dipersiapkan untuk memproduksi ASI.
Pil ini dapat diminum 1 sesi saja, atau boleh 2-3 sesi. Selanjutnya ibu akan diberikan obat galatogogue untuk menambah produksi ASI, dan perlu diminum jangka panjang. Akupuntur juga dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi ASI ibu. Obat galactogogue perlu diminum selama ibu ingin menyusui kemudian diturunkan bertahap bila bayi akan disapih.
Tahap kedua adalah mengenalkan ibu dan bayi dengan cara melakukan kontak kulit selama 24 jam sampai bayi mau menyusu ke payudara ibu. Lamanya bervariasi, Moms, tergantung usia bayi. Semakin usia bayi, semakin mudah bayi untuk menyusu ke payudara.
ADVERTISEMENT
Kontak kulit ke kulit seperti ini akan membantu bayi adopsi untuk mengenali ibu angkatnya dan mau menyusu ke payudara ibu angkat. Proses kontak kulit ke kulit sama seperti perawatan metode kangguru. Bayi melekat kulit ke kulit di dada ibu kemudian digendong dengan kain batik dan menggunakan piyama. Apabila bayi sudah besar, bayi bisa dibedong dengan ikatan kain di pundak ibu.
Dan tahap ketiga adalah tahap memenuhi kebutuhan nutrisi bayi adopsi. Selama proses menyusui ibu perlu menggunakan alat bantu laktasi yang ditempelkan di payudara, yang berisi ASI donor atau susu formula, gunanya untuk menambah jumlah susu yang dibutuhkan bayi.
Setelah dimulai terapi, ASI akan mulai keluar setetes demi setetes dari payudara ibu. Produks ASI ini secara perlahan dapat bertambah banyak dengan isapan bayi dan bantuan obat galactogogue. Meski demikian, ibu mungkin juga perlu tetap menggunakan alat bantu laktasi saat menyusui bayinya. Bersabar saja, Moms. Meski tidak mudah, hasilnya akan sepadan mengingat manfaat ASI dan menyusui yang akan diperoleh ibu maupun bayi.
ADVERTISEMENT