Pare Diolah Jadi Makanan Bayi, Bolehkah?

15 Desember 2019 10:04 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pare PTR Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Pare PTR Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Memang ada berbagai macam buah dan aneka sayuran yang bisa diolah jadi makanan bayi. Namun, orang tua juga perlu cermat, sebab tidak semua jenis bahan makanan itu bisa diperkenalkan saat si kecil baru menginjak 6 bulan.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dengan pare? Pare punya manfaat dalam menghalau kolesterol jahat, meningkatkan kekebalan tubuh, dan menyehatkan mata.
Pare Foto: Shutterstock
Menurut ahli gizi DR. dr Tan Shot Yen, M.Hum, walau pare memiliki segudang manfaat, sebaiknya tidak diberikan pada bayi. Kenapa? Pasalnya pare punya rasa pahit serta dapat menurunkan gula darah.
“Rasa pahit selain pastinya ditolak, apalagi bayi yang baru belajar kenal berbagai rasa, tentu di balik itu menyimpan makna. Pare dikenal sebagai buah yang memberi efek terhadap penurunan gula darah,” katanya saat dihubungi kumparanMOM beberapa waktu yang lalu.
Ya Moms, mengenalkan makanan dengan rasa pahit di usia dini punya dampak buruk pada psikologis anak. dr Tan khawatir karena rasa pahit tersebut membuat si kecil menolak bila diberi sayur dan buah yang lain.
ADVERTISEMENT
“(Bayi jadi menolak buah dan sayur) hanya karena kesan pertamanya buruk (yaitu) dikenalkan pada buah sayur yang salah: pare!,” tambahnya.
Lalu bagaimana bila pare yang diberi pada si kecil sudah tidak pahit lagi? Apakah bisa diolah sebagai makanan bayi?
Pare Foto: Shutterstock
Beberapa keluarga ada yang menyiasati rasa pahit dari pare dengan garam. Namun meski rasa pahitnya kurang, tetap saja tidak boleh dijadikan sebagai makanan bayi, Moms.
“Sebetulnya bukan rasa pahitnya yang dikurangi. Tapi apabila kita remas si pare dengan garam, maka rasa asin yang akan ditangkap oleh bintil pengecap lidah ketimbang rasa pahit,” jelas dr Tan.
Selain karena masalah pahit, pare juga tidak boleh diolah menjadi makanan bayi karena dapat menurunkan gula darah.
ADVERTISEMENT
“Nah, tidak pada tempatnya bagi bayi yang sedang tumbuh kembang lalu kestabilan gula darahnya perlu ditekan,” jelas dr Tan.
Lantas kapan anak boleh makan pare? Jawabnya ketika si kecil siap, pun bila ia mau memakannya. Anda bisa menawarkannya saat ia sudah masuk sekolah nanti, misalnya. Namun apabila tidak mau juga tak apa-apa, Moms.
Ilustrasi bayi menolak makan atau MPASI. Foto: Shutterstock
Sebagai gantinya, Anda bisa mencari alternatif lain. Apa saja? dr Tan memberi contoh, mulai dari jenis labu-labuan seperti: waluh, butternut, labu air, tungkwa, labu siam. Lalu, aneka jenis tomat namun yang tidak asam.
Bisa juga Anda mengolah zucchini, timun, hingga timun suri menjadi makanan bayi. Atau kembang kol, brokoli, kangkung, bayam, daun ubi, horenzo, siomak, tomiao alias daun kacang, pakcoy, buncis, kacang panjang, kapri, alfalfa, tauge.
ADVERTISEMENT
“Umbi-umbian yang dianggap sebagai sayur juga masih bisa seperti wortel, bit,” tutupnya.