Parenting Islami: Anak Tidak Mau Salat, Bolehkah Dipukul?

25 Januari 2019 12:23 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:48 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu dan anak.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu dan anak. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Anda tentu sepakat, membekali anak dengan ilmu agama merupakan kewajiban orang tua. Selain menyediakan tempat tinggal yang nyaman, makanan yang cukup, dan kasih sayang yang berlimpah, orang tua juga wajib mengarahkan si kecil agar menjadi anak yang saleh.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, artinya, Anda punya tanggung jawab untuk mengajarkan anak salat. Sejak dini, salat sebaiknya menjadi kegiatan sehari-hari si kecil agar ia terbiasa. Namun, jika anak sedang malas dan menolak salat, bolehkah dipukul?
Pertanyaan itu kerap ditanyakan para ibu karena sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Daud. Isinya yakni, Nabi Muhammad SAW bersabda:
مُرُوا أَوْلادَكُمْ بِالصَّلاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ ، وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ ، وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
“Perintahkan anak-anak kalian untuk melakukan salat saat usia mereka tujuh tahun, dan pukulah mereka (jika meninggalkannya) saat usia sepuluh tahun. Dan pisahkan tempat tidur mereka.”
Dalam hadis itu, Nabi Muhammad SAW seakan menganjurkan orang tua untuk memukul anaknya apabila meninggalkan salat pada usia 10 tahun. Namun benarkah maksud sebenarnya memukul secara fisik?
ADVERTISEMENT
Ilustrasi anak salat dan berdoa.  (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak salat dan berdoa. (Foto: Shutterstock)
Dalam video yang diunggah di YouTube oleh kanal “Semua Murid Semua Guru”, Ustaz Quraish Shihab menjelaskan bahwa Anda harus bijak dalam memahami arti kata memukul dalam hadis tersebut. Sebab, kata memukul atau “dharaba” dalam Bahasa Arab, memiliki tafsir yang luas.
“Orang yang berjalan itu juga dinamai “memukul” bumi. Mereka yang mendendangkan lagu di telinga anak juga dikatakan “memukul-mukul” telinga,” jelas Quraish Shihab dalam video yang diunggah pada 7 Januari 2017 itu.
Ia lalu memaparkan Nabi Muhamamad SAW selalu berlaku lembut kepada anak-anak. Bahkan ketika anak yang dirawat Rasulullah melakukan kesalahan, tidak langsung ditegur. Nabi menegurnya setelah anak itu punya cukup waktu merenungkan kesalahannya. Sehingga, memukul dalam hadis itu jangan langsung diartikan sebagai pukulan fisik, Moms. Anda bisa menegur anak baik-baik seperti yang Nabi Muhammad SAW contohkan.
ADVERTISEMENT
Yang perlu ditanamkan pada anak adalah kebiasaan untuk salat. Dengan begitu, tanpa dipaksa, anak akan merasa butuh untuk menjalankan ibadah salat.
Artinya, ancaman atau bahkan pukulan fisik, bukan solusi untuk membuat anak mencintai salat.
“Jadi (biarkan anak) merasakan kebutuhannya dan merasakan kecintaannya kepada Allah. Memukul (secara fisik) justru bisa menjauhkan anak dari Allah,” tambah Quraish Shihab.