Penyebab Buah Zakar Anak Tak 'Berbiji' dan Cara Mengatasinya

27 Februari 2018 11:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Testis. (Foto: pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Testis. (Foto: pixabay)
ADVERTISEMENT
Memiliki anak laki-laki memang kerap menimbulkan banyak pertanyaan tersendiri bagi ibu baru. Maklum saja, si kecil punya bagian-bagian tubuh yang tidak sama dengan tubuh Anda.
ADVERTISEMENT
Testis atau buah zakar anak laki-laki misalnya. Buah zakar adalah kelenjar reproduksi laki-laki yang sangat penting. Organ inilah yang kelak memproduksi sperma dan hormon testosteron dari saat anak mengalami pubertas sampai dewasa.
Karena pentingnya organ yang satu ini, Anda perlu memeriksanya, Moms. Waspadailah jika kantung zakar anak --yang seharusnya membulat dan terdapat dua kantung-- terlihat rata dan kecil.
Penyebab buah zakar bayi tak berbiji. (Foto: pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Penyebab buah zakar bayi tak berbiji. (Foto: pixabay)
Coba raba dengan seksama. Pada beberapa anak laki-laki, testis mungkin tidak berada di tempat yang dapat ditemukan atau diraba, dan mungkin tampak hilang. Bila ini yang Anda temui, mungkin saja si kecil mengalami kondisi yang disebut dengan kriptorkismus.
Kriptorkismus adalah kondisi di mana salah satu atau kedua testis bayi laki-laki belum berada ke tempat yang tepat di skrotum. Ini terjadi karena terhentinya proses penurunan satu atau kedua testis di suatu tempat antara rongga perut dengan kantung zakar.
Ilustrasi Ibu Hamil (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ibu Hamil (Foto: Thinkstock)
Saat bayi laki-laki tumbuh di dalam rahim, testisnya terbentuk di dalam perutnya dan bergerak turun (turun) ke dalam skrotum sesaat sebelum kelahiran. Tapi dalam beberapa kasus, gerakan turun ini tidak terjadi atau terhenti. Akhirnya, bayi terlahir dengan satu atau kedua testis yang belum turun.
ADVERTISEMENT
Menurut Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) DR.Dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K), FAAP, kriptorkismus merupakan gangguan diferensiasi seksual laki- laki yang paling sering dijumpai. Sebagian besar kasus terjadi pada bayi laki-laki yang lahir prematur.
Melalui laman resmi IDAI, dr.Aman juga menjelaskan bahwa sekitar 10 persen kriptorkismus terjadi pada kedua testis (bilateral). Sekitar 30 persen ternyata memang tidak ditemukan testis setelah dicari dari rongga perut, jalur menuju kantung zakar, ataupun di dalam kantung zakar.
Bila benar mengalami kriptorkismus, artinya anak Anda perlu segera diobati, Moms. Meski umumnya tidak menimbulkan rasa sakit dan karenanya mungkin tidak dikeluhkan oleh anak, kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi serius. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat kriptorkismus menurut dr.Aman adalah cedera atau terpuntirnya testis (torsio testis), hernia, infertilitas hingga kanker.
Ilustrasi anak laki-laki (Foto: unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak laki-laki (Foto: unsplash)
Semakin lama testis tidak juga bergerak turun, semakin meningkat juga risiko komplikasinya. Tidak hanya itu, kelak saat sudah mengerti anak juga dapat merasa malu atau minder bila buah zakarnya tidak 'berbiji' yang tentu saja akan berpengaruh pada kepercayaan dirinya.
ADVERTISEMENT
Karena itu, segera teliti kondisi buah zakar anak laki-laki Anda. Bila merasa curiga, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Bila dirasa perlu, dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan USG (Ultrasonografi), MRI (Magnetic Resonance Imaging) atau peneropongan ke perut (laparoskopi) atau --khusus untuk kriptorkismus bilateral-- uji hormon HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) hingga analisis kromosom.
Ilustrasi bedah. (Foto: Pixabay - @sasint)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bedah. (Foto: Pixabay - @sasint)
Pemeriksaan ini penting untuk menentukan pengobatan yang diperlukan. Jika tidak turun juga setelah pengobatan, mungkin harus dilakukan tindakan bedah atau operasi kecil untuk mengatasi kondisi ini.
Dalam prosedur ini, potongan kecil dibuat di selangkangan dan testis dibawa ke dalam skrotum, lalu diikat (atau 'dilipat') di tempat. Dokter biasanya melakukan ini secara rawat jalan (tanpa menginap di rumah sakit) dan kebanyakan anak yang menjadi prosedur ini dapat pulih dalam waktu seminggu. Jadi tak perlu cemas berlebihan ya, Moms!
ADVERTISEMENT