Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Penyebab Mastitis pada Ibu Menyusui Seperti yang Dialami Ria Ricis
13 September 2022 13:59 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hal ini diungkapkan Ricis dalam unggahan video di kanal YouTube pribadinya beberapa waktu lalu. Melalui video tersebut, Ricis berbagi cerita bagaimana ia bisa mengalami mastitis.
Ricis mengaku menyadari adanya keanehan pada payudaranya setelah sempat melewatkan proses pumping yang seharusnya ia lakukan 2-3 jam sekali pada malam harinya.
“Kemudian keesokan harinya mulai kerasa kayak gerenjel-gerenjel gitu. Aku kira bengkak biasa, karena aku sudah pijat laktasi hampir 4 kali. Dan tiga kali sebelumnya itu hanya bengkak biasa bukan mastitis,” ungkap Ricis.
Awalnya, ia mencoba berbagai cara untuk menghilangkan pembengkakan dengan massage, pumping 2 jam sekali, dan menyusui lebih sering. Namun, rasa nyeri dan bengkak pada payudaranya tak kunjung hilang. Hingga akhirnya dokter pun mendiagnosis bahwa Ricis mengalami peradangan pada jaringan payudara atau mastitis.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, mastitis memang kondisi yang cukup umum dialami oleh ibu menyusui –terutama pada awal-awal kelahiran bayi. Namun, apa sebenarnya yang menyebabkan ibu menyusui mengalami mastitis seperti Ricis?
Kondisi yang Bisa Sebabkan Mastitis pada Ibu Menyusui
Beberapa kondisi berikut ini dapat memicu mastitis pada ibu menyusui sehingga perlu Anda waspadai, Moms.
Frekuensi menyusui jarang atau pendek
Frekuensi menyusui biasanya menurun pada malam hari saat ibu mulai kelelahan dengan aktivitasnya. Sehingga, selain tidak menyusui bayi, ibu mungkin juga melewatkan sesi memerah ASI seperti yang dilakukan Ricis. Hal ini membuat payudara penuh dan akhirnya membengkak, sehingga bisa memicu mastitis, Moms.
Hanya mengosongkan satu payudara
Sejatinya, ibu perlu menyusui bayi dengan kedua payudaranya secara bergantian. Hanya menyusui bayi pada satu sisi saja akan membuat pengosongan payudara tidak maksimal. Oleh karenanya, payudara lain yang kondisinya masih penuh bisa mengalami pembengkakan dan nyeri.
ADVERTISEMENT
Pelekatan yang tidak tepat
Saat menyusu, bayi harus memasukkan seluruh puting dan sebagian areola ke dalam mulut agar bisa mengisap ASI dengan baik. Namun, posisi pelekatan yang tidak sempurna menyebabkan puting terhimpit di antara gusi atau bibir sehingga bayi tidak bisa mengisap ASI dengan maksimal. Ini menyebabkan ASI pun tertahan di dalam payudara lebih lama.
Ibu atau bayi sedang sakit
Ibu yang sedang sakit biasanya enggan menyusui bayi secara langsung karena khawatir akan menularkan pada si kecil. Padahal, ibu boleh-boleh saja lho menyusui bayi yang meski sedang sakit. Caranya, gunakan masker saat sesi menyusui berlangsung dan cuci tangan sebelum maupun sesudah sesi menyusui.
Sementara, bayi yang sedang sakit biasanya akan jadi rewel atau menangis terus. Sehingga pada saat ia disusui, ia mungkin akan menolak. Nah Moms, teruslah berusaha membujuk bayi dengan lembut agar ia mau menyusu, sehingga ASI bisa keluar dengan lancar.
ADVERTISEMENT
Penggunaan bra yang ketat
Tekanan pada payudara dari bra yang terlalu ketat membuat aliran susu juga terhambat sehingga bisa menimbulkan peradangan pada jaringan payudara. Hal ini juga bisa terjadi apabila ibu menggunakan sabuk sabuk pengaman pada mobil yang terlalu kencang.