Perkembangan Bayi Berbeda-beda, Apa Maksudnya?

18 Februari 2020 8:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi baru lahir. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi baru lahir. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Perkembangan bayi Anda dengan bayi lain yang sama usianya mungkin saja berbeda. Misalnya, di usia 11 bulan, ada bayi yang sudah mulai bisa berjalan, tapi ada pula yang belum.
ADVERTISEMENT
Moms, ketahuilah bahwa perkembangan bayi yang berbeda-beda adalah hal yang wajar. Hanya saja, jika bayi Anda masih belum bisa berjalan di atas usia 18 bulan, ada baiknya Anda segera berkonsultasi ke dokter. Ya, orang tua tetap perlu mengenal tanda bahaya (red flag) pada tahap perkembangan bayi mereka.
Ilustrasi bayi sedang bermain bersama ibunya. Foto: Shutter Stock
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam laman resminya menjelaskan bahwa bayi dapat mengalami keterlambatan pada satu ranah perkembangan saja atau dapat pula lebih dari satu ranah perkembangan. Keterlambatan perkembangan umum atau global developmental delay merupakan kondisi keterlambatan perkembangan yang bermakna pada dua atau lebih ranah perkembangan.
Ranah perkembangan bayi sendiri terdiri atas motorik kasar, motorik halus, bahasa atau bicara, dan personal sosial atau kemandirian anak. Keterlambatan perkembangan pada bayi umumnya disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:
ADVERTISEMENT
-Gangguan genetik atau kromosom seperti down syndrome atau sindrom down.
-Gangguan atau infeksi susunan saraf seperti cerebral palsy, spina bifida, sindrom rubella.
-Riwayat bayi risiko tinggi seperti bayi prematur atau kurang bulan, berat bayi lahir rendah (BBLR), dan bayi yang mengalami sakit berat pada awal kehidupannya sehingga memerlukan perawatan intensif dan lainnya.
Ilustrasi perkembangan bayi 3 bulan. Foto: Shutter Stock
Nah Moms, meski setiap bayi mungkin saja punya tahap perkembangan yang berbeda-beda, Anda tetap harus waspada jika menemukan beberapa tanda berikut ini, Moms.
Tanda bahaya perkembangan motorik kasar
1. Gerakan yang asimetris atau tidak seimbang, misalnya anggota tubuh bagian kiri dan kanan.
2. Menetapnya refleks primitif (refleks yang muncul saat bayi) hingga lebih dari usia 6 bulan.
ADVERTISEMENT
3. Hiper atau hipotonia --gangguan tonus otot.
4. Hiper atau hiporefleksia --gangguan refleks tubuh.
5. Adanya gerakan yang tidak terkontrol.
Tanda bahaya gangguan motorik halus
1. Bayi masih menggenggam setelah usia 4 bulan.
2. Adanya dominasi satu tangan (handedness) sebelum usia 1 tahun.
3. Eksplorasi oral (seperti memasukkan mainan ke mulut) masih sangat dominan setelah usia 14 bulan.
4. Perhatian penglihatan yang inkonsisten.
ibu mengajak bayi bermain Foto: Shutterstock
Tanda bahaya bicara dan bahasa (ekspresif)
1. Kurangnya kemampuan menunjuk untuk memperlihatkan ketertarikan terhadap suatu benda di usia 20 bulan (1,5 tahun ke atas).
2. Ketidak mampuan membuat frasa yang bermakna setelah usia 24 bulan (2 tahun).
3. Orang tua masih tidak mengerti dengan perkataan anak di usia 30 bulan (2,5 tahun).
ADVERTISEMENT
Tanda bahaya gangguan sosio-emosional
1. 6 bulan: jarang tersenyum atau menunjukkan ekspresi senang lainnya.
2. 9 bulan: kurang bersuara dan menunjukkan ekspresi wajah.
3. 12 bulan: tidak merespons panggilan namanya.
4. 15 bulan: belum ada kata.
5. 18 bulan: tidak bisa bermain pura-pura.
6. 24 bulan: belum ada gabungan 2 kata yang berarti.
7: Segala usia: tidak adanya babbling (mengoceh), bicara, dan kemampuan bersosialisasi atau berinteraksi
Ibu menemani bayi bermain Foto: Shutterstock
Tanda bahaya gangguan kognitif
1. 2 bulan: kurangnya fixation.
2. 4 bulan: kurangnya kemampuan mata mengikuti gerak benda.
3. 6 bulan: belum merespons atau mencari sumber suara.
4. 9 bulan: belum mengoceh, seperti mengeluarkan kata ma-ma atau ba-ba.
5. 24 bulan: belum ada kata berarti.
ADVERTISEMENT
6. 36 bulan: belum dapat merangkai 3 kata.
Nah Moms, untuk mengetahui ada tidaknya gangguan perkembangan bayi, skrining tumbuh kembang perlu rutin dilakukan. Jika orang tua dapat mengetahui gangguan tumbuh kembang sejak dini, maka diharapkan, penyebab keterlambatan dapat diatasi dengan melakukan intervensi yang tepat.
Jadi, berhenti untuk membandingkan bayi Anda dengan bayi lainnya ataupun sebaliknya, Moms. Ingat, setiap anak terlahir dengan keunikannya masing-masing. Selama Anda terus memantau tumbuh kembang anak, serta memberikan nutrisi dan stimulasi dengan tepat, tak perlu cemas jika ada perkembangan bayi yang mungkin belum bisa dilakukannya saat ini.
Ilustrasi bayi lahir prematur. Foto: Thinkstock