Puasa di Trimester Ketiga, Ini yang Perlu Ibu Hamil Ketahui

31 Maret 2022 8:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu hamil berkonsultasi dengan dokter. Foto: amenic181/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil berkonsultasi dengan dokter. Foto: amenic181/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ibu hamil termasuk dalam golongan yang mendapat keringanan untuk tidak berpuasa Ramadhan dan boleh menggantinya di hari lain atau membayar fidyah. Namun beberapa ibu hamil ingin tetap berpuasa meski usia kandungannya sudah memasuki trimester ketiga.
ADVERTISEMENT
Usia kehamilan pada trimester ketiga merupakan waktu di mana janin mulai berkembang, dan sudah mendekati waktu persalinan. Namun, beberapa ibu hamil pada trimester ketiga tetap ingin berpuasa penuh karena merasa sehat dan kuat.
Menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Brawijaya Women & Children Hospital, dr. Dinda Derdameisya, Sp.OG, FFAG, sebenarnya ibu hamil pada trimester ketiga boleh saja berpuasa, asalkan dengan persetujuan dokter. Biasanya, dokter akan mempertimbangkan kondisi kesehatan ibu dan janin terlebih dahulu.
“Menjalankan puasa pada usia kehamilan trimester tiga diperbolehkan, asalkan Anda sudah mengantongi izin dokter. Dokter akan cek apakah berat janinnya sudah cukup, kondisi air ketubannya bagus, sehingga bayi tidak berisiko saat ibunya berpuasa,” jelas dr. Dinda pada kumparanMOM, Rabu (30/3).
ADVERTISEMENT
Lalu apa saja yang perlu diperhatikan ibu hamil trimester tiga saat hendak berpuasa?
Ilustrasi ibu hamil sehat. Foto: Shutter Stock

Ibu hamil dan janin dalam kondisi sehat

Menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, Sp.OG, sebelum memulai puasa Ramadhan, pastikan Anda dan janin dalam kondisi sehat dulu, Moms.
"Misalnya, saat ibunya sambil bekerja,ungkin bisa dicoba untuk puasa di weekend saja, bisa dilihat sanggup atau enggak. Kalau sanggup, ya bisa dicoba saat hari kerja, tapi jangan setiap hari. Jadi bisa selang-seling. harus mempersiapkan fisik dan nutrisi," jelas dokter yang praktik di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, Jakarta Selatan, kepada kumparanMOM, Rabu (30/3).

Kebutuhan asupan nutrisi harian harus terpenuhi

Menurut dr. Dinda, jumlah asupan nutrisi yang perlu ibu hamil konsumsi setiap harinya adalah minimal 2.200 kilo kalori. Makronutrien atau nutrisi yang diperlukan berupa karbohidrat, protein, serta lemak.
ADVERTISEMENT
Ketiganya dapat membentuk energi pada tubuh dan membuat tubuh lebih bertenaga. Jumlah kalori yang dibutuhkan bisa dibagi menjadi tiga waktu, yaitu saat sahur, berbuka, dan setelah tarawih.
Kenapa dibagi menjadi tiga waktu? Ya Moms, karena semakin besar perut Anda, maka napas akan semakin sesak. Hindari makan berlebihan untuk menghindari mual dan muntah setelah makan.
Ibu hamil makan makanan bernutrisi. Foto: Makistock/Shutterstock
dr. Dinda juga menyarankan agar ibu hamil mengonsumsi makanan tinggi serat, seperti sayur, dan protein juga baik untuk dikonsumsi.
“Yang dibutuhkan itu makanan tinggi serat dan protein, jadi karbohidratnya jangan terlalu tinggi. Bisa diganti nasi merah atau roti gandum," tutur dr. Dinda.
Sementara dr. Ardiansjah menyarankan agar ibu hamil menghindari makan makanan pedas saat berbuka puasa, Moms, karena berisiko menimbulkan masalah pencernaan.
ADVERTISEMENT
"Hindari makan pedas saat buka puasa. Karena, ibu hamil itu daya tahan tubuhnya turun. Jadi, ususnya tidak sekuat orang tidak hamil. Sehingga saat ibu hamil makan makanan pedas akan berpotensi lebih cepat terkena diare dan menimbulkan dehidrasi yang bisa membahayakan janin," jelas dr. Ardiansjah Dara.

Minum air putih cukup

ibu hamil minum air putih Foto: Shutterstock
Selain memenuhi nutrisi yang cukup, jangan lupa juga untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh ya, Moms. Setidaknya, Anda harus mengonsumsi air putih minimal 2 liter per hari, di antara waktu sahur dan buka puasa.
"Kalau orang lagi puasa, biasanya cuma banyak minum sekitar jam 6 sampai 9 malam. Jadi harus dihitung takarannya," ungkap dr. Ardiansjah.
Namun, apabila Anda merasa lemas saat berpuasa, maka segera batalkan puasa Anda, ya! Dan jika kondisi semakin parah, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
ADVERTISEMENT