Purple Crying, Fase Menangis pada Bayi Baru Lahir yang Perlu Orang Tua Pahami

2 Maret 2021 9:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi bayi menangis Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi bayi menangis Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bayi terutama bayi baru lahir berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya dengan cara menangis. Misalnya, menangis ketika merasa lapar, haus, mengantuk atau tidak nyaman pada tubuhnya. Bahkan ada kalanya, tangisan bayi seolah tak kunjung berhenti.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, bayi bisa saja menangis terus menerus dan sulit berhenti meski Anda sudah memberinya ASI atau susu formula, menggendong maupun mengganti popoknya. Bila hal ini terjadi, bisa jadi tanda si kecil mengalami purple crying, Moms. Apa maksudnya?

Fase Menangis Bayi Baru Lahir yang Disebut Purple Crying

Fase Menangis Bayi Baru Lahir yang Disebut Purple Crying Foto: Shutterstock
Dilansir Healthline, purple crying merupakan sebuah istilah untuk menggambarkan fase menangis bayi yang tak kunjung berhenti dan sangat sulit untuk ditenangkan. Umumnya, purple crying dimulai sejak bayi berusia sekitar 2 minggu dan berakhir ketika bayi mencapai usia 3 atau 4 bulan. Kondisi ini normal dialami oleh kebanyakan bayi baru lahir dan akan menghilang secara perlahan.
Lantas, mengapa disebut purple crying?
Menurut American Academy of Pediatrics, purple crying merupakan sebuah akronim yang menggambarkan karakteristik tangisan bayi pada fase tersebut.
ADVERTISEMENT
P atau Peak of crying, adalah puncak menangis yang terjadi pada bayi. Saat itu, Anda mungkin melihat peningkatan kerewelan si kecil sejak usianya 2 minggu. Tangisan ini dapat mencapai puncaknya antara 6 dan 8 minggu. Kemudian tangisan akan berkurang saat bayi memasuki usia 3-4 bulan.
U atau Unpredictable crying, pada tahap ini tangisan bayi akan terjadi secara tiba-tiba tanpa adanya alasan yang jelas. Hal ini biasanya akan terus berulang dan lebih sering terjadi di malam hari yang akhirnya harus membuat Anda terjaga sepanjang malam.
ilustrasi bayi menangis Foto: Shutterstock
R atau resist shooting, bayi yang menangis dalam kondisi ini akan sangat sulit ditenangkan. Bahkan saat Anda sudah melakukan semua hal, mulai dari memberinya ASI, hingga mengganti pakaian dan popoknya.
ADVERTISEMENT
P atau pain like-face, pada tahap ini Anda akan melihat seolah bayi menangis hebat karena sedang merasa kesakitan, padahal nyatanya tidak. Tentu saja hal itu akan membuat Anda merasa khawatir, terlebih Anda tidak kunjung berhasil menenangkannya.
L atau long lasting, kondisi ini menandakan bahwa durasi tangisan bayi bisa menjadi sangat lama, mulai dari 30-40 menit setiap tangisannya. Bahkan mereka bisa menghabiskan waktu 5 jam dalam sehari untuk menangis.
E atau evening, puncak tangisan bayi pada fase ini akan terjadi di setiap sore hingga malam hari. Tentu ini yang menjadi alasan Anda harus terjaga setiap malamnya untuk berusaha menenangkan si kecil.
Meski kondisi bayi yang menangis terus-terus menerus seperti ini terbilang mengkhawatirkan, namun Anda tak perlu merasa cemas berlebihan, Moms. Sebab, purple crying merupakan salah satu tahapan normal yang dialami hampir semua bayi dalam masa tumbuh kembangnya sebelum mencapai usia 4 bulan.
ADVERTISEMENT
Penulis: Hutri Dirga Harmonis