Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Menggunakan jam tangan pintar atau watch phone sedang tren di antara anak, khususnya yang ada di bangku sekolah dasar di kota-kota besar. Jam tangan canggih tersebut bisa dipakai untuk menelepon dan melakukan video call!
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, watch phone umumnya juga dilengkapi dengan fitur GPS sehingga orang tua bisa melacak lokasi anaknya. Fitur-fitur ini diakui beberapa orang tua jadi alasan mengapa mereka membelikan watch phone untuk si kecil meski harus rela merogoh kocek hingga jutaan rupiah.
Namun rupanya tak semua pihak setuju dengan penggunaan watch phone ini, Moms. Seorang pengguna Twitter dengan akun @MrsEuscha Rip mengunggah edaran dari suatu sekolah berisi larangan memakai watch phone ke sekolah. Edaran itu bahkan dengan jelas menyebut salah satu merek jam tangan pintar yang sedang digemari anak-anak, yakni imoo Watch Phone.
Unggahan itu telah mendapat ratusan respons dari netizen. Sebagian netizen curhat anak atau keponakannya juga minta dibelikan watch phone, sebagian setuju dengan larangan itu, sebagian yang lain kontra.
ADVERTISEMENT
“Tapi jam ini berguna banget buat nge-tracking sama demi keamanan. Adekku kubeliin ini cuman supaya gampang nyariin kalo dia doyan keluyuran sepedaan sama temen2nya. Sama bisa tereak2 ditelpon nyuruh pulang kalo dia abis keluyuran maen. Mang napa siiiy gabole :(,” tulis akun @BanyuSadewa.
“Ini bikin risih bgt sih mom. Sejak ada ini, adek2 asuh yg aku ajar jd pada gak konsen kalo kegiatan. Nengok ke jamnyaaa terusss. Udah gitu biasa pamer sepatu atau tas baru, ini jadi pamer jam imoo huhu aku iya iya doang soale gak ngerti haha,” tulis akun @ddellaniera.
Sebenarnya apa alasan sekolah melarang penggunaan watch phone?
Ketika kumparanMOM mencari tahu hal ini ke beberapa orang tua dan juga pihak sekolah, jawabannya cukup beragam.
ADVERTISEMENT
Ada sekolah yang melarang karena memang tidak memperbolehkan murid memakai aksesoris. Ada pula yang melarang karena tidak memperbolehkan murid menggunakan atau sekadar membawa gadget ke sekolah. Gadget dianggap dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar atau pun bisa disalahgunakan oleh anak.
Selain itu, ada juga yang khawatir penggunaan watch phone akan menimbulkan keresahan di antara siswa. Misalnya timbul kecemburuan atau memicu bullying. "Enggak tertulis sih kalau soal ini, tapi gurunya bilang begitu dan memang sempat ada kejadian di anak-anak ya," ujar Windy, seorang ibu dua anak di Depok yang minta identitas maupun nama sekolah anaknya tidak disebutkan.
Lain lagi cerita Dea, Ibu satu anak dari Jakarta Timur yang juga minta nama lengkapnya tidak disebut ini bercerita kalau watch phone anaknya hilang di sekolah dan ini sempat menyebabkan 'kehebohan'. "Maklum, harganya kan sampai tiga jutaan! Jadi sempat heboh, deh. Tapi untung (hilangnya) bukan dijambret pas pulang sekolah, kan?"
ADVERTISEMENT
Sementara Feliza, ibu tiga anak yang tinggal di Tangerang Selatan mengaku termasuk orang tua yang tidak setuju dengan penggunaan jam tangan pintar ini, meski tidak ada larangan di sekolah anak-anaknya. "Itu privasinya, gimana? Data anak kita yang ada di situ bisa di-hack apa enggak? Kan, sekarang banyak pedofil!" ujarnya dengan nada cemas.
Lantas bagaimana tanggapan pihak imoo atas larangan sekolah ini?
Fiki Khoerul Umami, Public Relation imoo Indonesia, menjelaskan imoo Watch Phone telah didesain agar tidak mengganggu proses belajar anak di sekolah. Oleh karenanya gadget itu punya fitur class mode yang bisa diaktifkan oleh handphone orang tua dari jauh. Selama class mode aktif, watch phone berfungsi seperti jam tangan biasa dan hanya bisa melakukan telepon darurat ke admin.
ADVERTISEMENT
“Kendali penuh imoo Watch Phone sebenarnya ada pada orang tua sebagai admin. Orang tua bisa mengaktifkan class mode dan menonaktifkan fitur yang dirasa tidak perlu dari handphone-nya. Watch phone ini juga enggak ada fitur game karena memang bertujuan untuk komunikasi anak dan orang tua,” jelas Fiki.
Demikian pula mengenai keamanan. Imoo mengklaim produknya ini justru fokus pada keamanan anak dan sudah merisetnya sejak 2013. Fiki menjelaskan, imoo Watch Phone dapat otomatis menolak telepon dari nomor asing dan orang tua akan mendapat notifikasinya. Teknologi keamanan data juga dijamin karena menggunakan enkripsi untuk mencegah peretas. "Soal keamanan data setara dengan (teknologi keamanan yang digunakan) bank," tambahnya.
Meski demikian, menurut Lestia Primayanti, seorang praktisi pendidikan yang juga Kepala Sekolah di Sekolah Kembang, Jakarta Selatan, orang tua tidak perlu memberikan anak watch phone untuk dipakai ke sekolah demi alasan keamanan bila sistem keamanan di sekolah berjalan baik.
ADVERTISEMENT
"Menurut saya tidak perlu kalau memang sudah baik (sistem keamanan sekolahnya). Di sekolah kami, kalau ortu memakaikan anak gadget dengan alasan keamanan, kami jelaskan lagi bagaimana keamanan di sekolah ini," ujarnya pada kumparanMOM, Selasa (23/7). Dengan adanya sistem keamanan yang konsisten ini menurut Lestia, siswa maupun orang tua dapat memahami dan justru jadi merasa tenang.
Sementara Wahyu Minarto, pemerhati keselamatan anak, menyarankan orang tua mengikuti metode A.N.A.K sebelum menentukan akan memberikan watch phone kepada anak. Apa maksudnya?
"Ingat singkatan A.N.A.K sebagai panduan kita memutuskan. Amati bahayanya, Nilai resikonya, Ambil tindakan, dan Komunikasikan pada semua pihak termasuk anak," ujar Wahyu yang juga merupakan inisiator komunitas Safekids Indonesia.
Wahyu yang biasa disapa dengan panggilan Paman Billie ini mengingatkan, “Tindakannya harus diputuskan masing-masing, karena kondisi setiap anak, keluarga dan sekolah kan berbeda-beda. Makanya pakai metode A.N.A.K itu saat mempertimbangkan. Kalau sudah, asal orang tua bisa menerima risikonya ya boleh saja memberikannya untuk anak. Karena bahayanya bisa sama, tapi persepsi risiko masing-masing kita sebagai orang tua tentu berbeda-beda.”
ADVERTISEMENT