Tips agar Jadi Ibu yang Tak Mudah Berteriak pada Anak

8 Januari 2020 19:08 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ibu dan anak.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ibu dan anak. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Moms, apakah Anda terbiasa berteriak pada anak? Mungkin tak selalu karena sedang marah, tapi bisa juga karena hal lainnya.
ADVERTISEMENT
Pertanyaannya, apakah Anda sendiri suka bila orang berteriak pada Anda? Menurut Dr Laura Markham, penulis Peaceful Parent, Happy Kids: How to Stop Yelling and Start Connecting, tidak ada lho, orang yang suka diteriaki. Ini juga berlaku bagi anak-anak.
Menurutnya seperti dikutip dari Fatherly, anak hanya patuh di luar saat orang tua berteriak, Moms. tetapi tidak membuatnya lebih terbuka dengan Anda.
Bila diteruskan, kebiasaan tentu ini tidak baik dan si kecil sangat mungkin meniru Anda, Moms! Tentu ada cara yang lebih efektif untuk menyampaikan sesuatu pada anak. Merangkumnya dari Today's Parent, sebagai berikut:
Ilustrasi ibu usai memarahi anak Foto: Shutterstock
1. Tetap tenang
Ketika anak membuat suatu hal yang membuat Anda merasa kesal dan ingin marah, cobalah tarik napas dalam-dalam kemudian hembuskan perlahan, guna menenangkan diri. Jangan sampai Anda terpancing dengan tingkah laku si kecil, Moms.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, Anda bisa menyampaikan pesan Anda kepada anak dengan perlahan, menggunakan suara jelas dan bahasa yang mudah dimengertinya.
ibu dan anak Foto: Shutterstock
2. Turunkan ekspektasi
Memang tak dapat dipungkiri masih banyak orang tua yang berharap banyak tentang tumbuh dan kembang anak mereka. Namun pada nyatanya, harapan tersebut mungkin tidak dapat dipenuhi si kecil. Misalnya saja, Anda berharap anak sudah dapat merapikan mainannya saat usia 2 tahun. Padahal, setiap anak tumbuh dan kembangnya berbeda, jangan pernah disamakan.
Maka dari itu, coba turunkan ekspektasi Anda. Berharap boleh, tapi jangan pernah memaksakan apa yang belum bisa dilakukan si kecil. Namun tak ada salahnya jika Anda setiap hari selalu ajarkan dan beri contoh pada anak untuk membereskan mainan usai dimainkan. Karena dari hal itu kemungkinan besar akan merangsang ia untuk melakukan hal tersebut.
Ilustrasi Kebersamaan Ibu dan Anak Foto: Shutterstock
3. Percaya pada anak
ADVERTISEMENT
Cobalah tanamkan kepercayaan pada diri Anda bahwa anak Anda bisa melakukan sesuatu dengan sendiri, tanpa melulu perlu bantuan orang lain atau mungkin Anda. Misalnya saja saat anak sedang belajar bersepeda, mungkin Anda akan selalu mengajarkan anak hingga bisa mengayuh sendiri, dengan cara memegangi sepeda tersebut.
Sekarang, cobalah sesekali biarkan anak mengendarai sepeda itu sendiri. Lepaskanlah tangan Anda dari gagang sepeda kemudian jangan lupa berikan semangat dari belakang bahwa si kecil pasti bisa melakukannya. Jika anak Anda gagal, jangan berkecil hati atau malah memarahinya. Anda pun dapat kembali mengulangi hal tersebut dan terus beri dukungan kepada mereka.
Ternyata memberi kepercayaan pada anak seperti itu, bisa menumbuhkan rasa kepercayaan dirinya lho, Moms. Dan tentunya si kecil juga lebih bahagia!
ADVERTISEMENT