Waspada Moms, 9 Ribu Bayi Meninggal per Tahun Akibat Penyakit Jantung Bawaan

29 Desember 2022 19:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi dirawat di rumah sakit. Foto: Iryna Inshyna/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi dirawat di rumah sakit. Foto: Iryna Inshyna/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Penyakit jantung adalah salah satu yang paling mematikan di dunia, termasuk di Indonesia. Ya Moms, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membeberkan fakta kematian 9 ribu bayi setiap tahunnya akibat penyakit jantung bawaan. Mirisnya, kematian ini disebabkan oleh kemampuan fasilitas kesehatan yang belum merata di seluruh Indonesia untuk menangani kasus ini.
ADVERTISEMENT
"Yang lebih menyedihkan sekitar 12.500 sampai 15 ribu bayi baru lahir itu kena kelainan jantung bawaan. Nah, itu kalau enggak dioperasi dalam satu tahun, itu akan meninggal. Yang baru bisa dioperasi itu 6 ribu [bayi] maksimal setahun," ujar Budi di Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita, Slipi, Jakarta Barat, Kamis (29/12).
"Jadi bayangin dari 12.500 sampai 15 ribu, yang bisa dioperasi hanya 6 ribu. Saya nanya yang 9 ribu ke mana? Jawabannya seleksi alam atau meninggal. Yang gagal ginjal saja, 300 meninggal ramainya minta ampun. Ini setiap tahun 9 ribu meninggal gara-gara enggak ada alatnya, enggak ada dokter spesialisnya," sambungnya.
Budi menjelaskan, pihaknya berusaha meningkatkan peralatan di berbagai rumah sakit dan juga kemampuan tenaga kesehatan. Salah satunya dengan membuat fasilitas pusat katerisasi atau catheterization laboratory (Cath Lab) khusus bayi di RSAB Harapan Kita.
ADVERTISEMENT
"Ini kan [RS Harapan Kita] ada jantung, ada anak. Kerja sama bikin ini [Cath Lab] adalah salah satu realisasinya. Kita sudah 77 tahun merdeka, masa sih 9 ribu bayi masih meninggal. Kelainan jantung yang bisa disembuhkan, tidak bisa tertangani karena tidak ada alat dan tidak ada dokter spesialis," kata Budi.
Ilustrasi bayi sakit. Foto: Simplylove/Shutterstock
Hingga kini fasilitas Cath Lab baru tersedia di 55 kabupaten/kota. Budi merencanakan agar fasilitas ini bisa tersedia di seluruh daerah di Indonesia.
"Jadi memang kita rencananya menyediakan Cath Lab di 514 kabupaten/kota. Prioritasnya waktu itu Cath Lab bisa digunakan untuk pasang ring penyakit jantung. Karena penyakit jantung yang paling banyak memakan korban di Indonesia dan BPJS-nya paling tinggi," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama RSAB Ockti Palupi Rahayuningtyas menjelaskan bahwa pihaknya menangani kasus penyakit jantung bawaan pada bayi sebanyak 30 kasus setiap bulan atau satu kasus per hari.
ADVERTISEMENT
"Dari catatan medis di RSAB yang berobat jalan itu setahun mencapai 1.900-an pasien. Yang rawat inap 400 pasien dengan diagnosis PJB [penyakit jantung bawaan] jadi memang angkanya cukup besar," kata Ockti dalam kesempatan yang sama.
"Cath Lab ini perlu, jadi masa anak-anak di rumah sakit diperpendek. Dengan Cath Lab bayi lahir ini kita tunggu 7 hari, tunggu stabil, 7 hari bisa kita lakukan katerisasi, stabilisasi 3 hari, hari ke 10 bayinya bisa pulang," sambungnya.
Fasilitas Cath Lab yang dikhususkan pada bayi ini ditargetkan bisa menangani 200 pasien setiap tahunnya. Angka kematian bayi hingga 9 ribu per tahun juga diharapkan bisa menurun.
Reporter: Andika Ramadhan