Wow! 12 Jenis Penyakit Ini Bisa Dicegah dengan Imunisasi

24 April 2019 16:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Imunisasi Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Imunisasi Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Imunisasi adalah cara memperkuat sistem kekebalan tubuh untuk melawan beberapa jenis penyakit menular tertentu. Imunisasi dilakukan dengan menyuntikkan vaksin secara berkala, atau ada pula yang diteteskan ke dalam mulu kemudian ditelan.
ADVERTISEMENT
Sebagai orang tua, Anda harus memahami info imunisasi yang benar agar tidak ragu atau gelisah memberikan vaksin untuk anak atau diri Anda sendiri. Sekretaris Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, Prof. DR. dr. Soedjatmiko, SpA (K), Msi., menegaskan, vaksin aman digunakan. "Tidak benar bahwa vaksin berbahaya, dibuat dari janin bayi, mengandung bahan berbahaya, mengakibatkan autisme atau kematian. Teknologi pembuatan dan isi vaksin jaman sekarang sangat jauh berbeda dengan vaksin-vaksin jaman dahulu," jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima kumparanMOM.
Ilustrasi Imunisasi Foto: Shutterstock
Prof. Soedjatmiko yang juga Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM menjelaskan, kalau banyak bayi atau balita tidak mendapatkan imunisasi, maka akan terjadi wabah, sakit berat, kematian atau cacat.
ADVERTISEMENT
"Contohnya wabah wabah polio tahun 2005-2006 dari Sukabumi menjalar ke Banten, Lampung, Jawa Timur, Jawa Tengah dalam waktu beberapa bulan menyebabkan 351 balita lumpuh seumur hidup," papar Prof. Soedjatmiko.
Nah Moms, berikut adalah beberapa jenis penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi.
Hepatitis B adalah infeksi virus menular yang menyerang organ hati dan dapat menyebabkan kanker hati. Untuk mencegah penyakit ini, vaksin hepatitis B disuntikkan di paha bayi baru lahir, sebelum berumur 12 jam. Hal itu dilakukan untuk mencegah penularan virus hepatitis B dari ibu ke bayinya, karena banyak ibu hamil di Indonesia tidak tahu bahwa di dalam darahnya terdapat virus hepatitis B. Oleh karena itu sebaiknya ibu hamil diperiksa terhadap kemungkinan terinfeksi hepatitis B, juga toksoplasma, rubela, sitomegali dan herpes.
ADVERTISEMENT
Vaksin polio. Foto: Shutterstock
Imunisasi polio dilakukan untuk mencegah kelumpuhan akibat serangan virus polio liar yang menyerang sel-sel syaraf di sumsum tulang belakang. Bila menyerang otak, maka dapat menyebabkan kelumpuhan seluruh tubuh dan kematian. Vaksin polio diteteskan ke dalam mulut bayi baru lahir ketika akan pulang ke rumah, dilanjutkan pada umur 2, 4, 6, 18-24 bulan dan 5 tahun.
Untuk mencegah penyakit tuberkulosis (TBC) berat pada paru, otak, kelenjar getah bening dan tulang sehingga menimbulkan sakit berat, lama, kematian atau kecacatan, maka perlu diberikan vaksin BCG. Vaksin BCG disuntikan dikulit lengan atas kanan pada umur 1 -2 bulan.
Ilustrasi Imunisasi Foto: Shutterstock
Imunisasi DPT atau DpaT perlu diberikan untuk mencegah 3 penyakit, yaitu difteri, pertusis dan tetanus. Kuman difteri membentuk membran tebal yang menyumbat jalan napas, serta mengeluarkan racun yang melumpuhkan otot jantung, sehingga banyak menimbulkan kematian. Sementara itu, kuman pertusis mengakibatan batuk hebat dan lama, sesak napas, radang paru sehingga banyak menyebabkan kematian bayi. Kuman tetanus masuk melalui tali pusat, atau luka dalam yang sempit, kemudian kuman mengeluarkan racun yang menyerang syaraf otot, sehingga otot seluruh tubuh menjadi kaku, tidak bisa minum, makan atau bernafas, sehingga banyak menimbulkan kematian.
ADVERTISEMENT
Vaksin DPT atau DPaT disuntikkan di paha mulai umur 2 bulan, dilanjutkan pada umur 3-4 bulan, 4-6 bulan, dan 18-24 bulan, dapat digabung dengan vaksin Hepatitis B dan Hib. Dilanjutkan lagi di lengan pada umur 5-6 tahun dengan vaksin DT, 10-12 tahun dan 18 tahun dengan vaksin Td.
Untuk mencegah serangan kuman Hib dan pneumokokus yang mengakibatkan radang paru (pneumonia), radang telinga tengah dan radang otak (meningitis) yang banyak menimbulkan kematian atau kecacatan, maka perlu diberikan vaksin Hib dan Pneumokokus. Vaksin Hib dan Pneumokokus disuntikan mulai umur 2, 4, 6, dan 15 bulan. Pemberian vaksin Hib digabung dengan vaksin DPT atau DpaT, sementara vaksin pneumokokus terpisah. Radang paru atau radang otak karena kuman pneumokokus, hanya bisa dicegah dengan vaksin pneumokokus dan tidak bisa dicegah dengaan vaksin Hib-HepB-DPT. Demikian pula sebaliknya. Sehingga kedua vaksin ini sama pentingnya, Moms.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi anak sakit perut. Foto: Shutterstock
Imunisasi rotavirus diberikan untuk mencegah diare berat yang bisa mengakibatkan bayi muntah, mencret hebat, kekurangan cairan, gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa, sehingga banyak menyebabkan kematian. Vaksin rotavirus di teteskan perlahan ke mulut bayi mulai umur 2, 4 (dan 6 bulan), tergantung jenis vaksinnya.
Pemberian vaksin influenza diberikan untuk mencegah serangan virus influenza yang mengakibatkan demam tinggi, batuk pilek hebat, sesak nafas, radang paru, sehingga dapat menyebabkan kematian. Vaksin influenza disuntikan mulai umur 6, 7 bulan, kemudian diulang setiap tahun pada balita, usia sekolah, remaja, dewasa bahkan usia lanjut.
Ilustrasi anak campak. Foto: Shutter Stock
Untuk mencegah penyakit campak dan rubela, bayi perlu mendapat vaksi MR (measles and rubella). Virus campak bisa mengakibatkan demam tinggi, batuk, pilek , sesak, radang paru (pneumonia), diare, dan radang otak, sehingga banyak mengakibatkan kematian. Sementara virus Rubela (campak Jerman) menyerang janin sehingga mengakibatkan keguguran atau bayi kelak buta, tuli, keterbelakangan mental dan kebocoran sekat jantung bayi. Vaksin MR disuntikkan mulai usia 9 bulan, 18 bulan dan sebelum masuk SD atau kelas 1 SD.
ADVERTISEMENT
Pemberian vaksin cacar air dilakukan untuk mencegah penyakit cacar air yang bisa merusak kulit, mata, menimbulkan diare, kadang-kadang radang paru, dan keguguran bila menyerang janin dalam rahim. Vaksin cacar air disuntikkan mulai umur 1 tahun.
Ilustrasi anak sakit demam Foto: Shutterstock
Untuk mencegah penyakit demam tifoid berat yang mengakibatkan demam tinggi dan lama, diare, radang sampai kebocoran usus, dan dapat mengakibatkan kematian, maka anak perlu mendapat vaksin demam tifoid. Vaksin ini disuntikan mulai umur 2 tahun, dan diulang setiap 3 tahun.
Imunisasi hepatitis A dilakukan untuk mencegah kerusakan hati karena serangan virus hepatitis A, yang dapat mengakibatkan kematian. Vaksin hepatitis A disuntikkan mulai umur 2 tahun kemudian di ulang pada umr 2,5 – 3 tahun.
ADVERTISEMENT
Untuk mencegah kanker leher rahim karena HPV yang menyerang tanpa gejala sejak usia remaja dan akan mengakibatkan kanker leher rahim pada dewasa, maka anak perlu mendapat imunisasi HPV. Vaksinasi HPV disuntikan 3 kali pada remaja perempuan mulai umur 10 tahun, dilanjutkan 1-2 bulan dan 6 bulan kemudian.
---------------------------------------
kumparanMOM mendukung penuh Pekan Imunisasi Dunia dengan menyiapkan puluhan artikel tentang imunisasi sepanjang minggu ini khusus untuk Anda, Moms. Baca semuanya dengan mengikuti topik Pekan Imunisasi Dunia dan jangan lupa sebarkan pada seluruh keluarga dan teman-teman Anda, ya.