2 Petugas Damkar di Deli Serdang Dianiaya saat Padamkan Kebakaran Pabrik

23 April 2025 10:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kebakaran. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kebakaran. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Dua petugas pemadam kebakaran di Kabupaten Deli Serdang, Sumut, bernama Aji dan Raja, dianiaya saat memadamkan api di sebuah pabrik pembuatan arang di Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, pada Sabtu (19/4).
ADVERTISEMENT
Diduga, pelakunya adalah petugas keamanan pabrik tersebut. Kasus ini pun sudah dilaporkan ke Polres Deli Serdang pada Selasa (22/4). Laporan itu tercatat dengan nomor laporan STTLP/B/382/IV/2025/SPKT/POLRES DELI SERDANG/POLDA SUMATERA UTARA.
“Kalau laporannya sudah masuk akan kami proses,” kata Kasat Reskrim Polres Deli Serdang, Kompol Risqi Akbar, saat dikonfirmasi pada Rabu (23/4).

Petugas kena setrum

Kepala Bidang Damkar, Dinas Damkar dan Penyelamatan Deli Serdang, Anwar Siregar, menjelaskan awal mula kejadian itu.
Tim Damkar menerima laporan kebakaran di pabrik tersebut sekitar pukul 22.04 WIB.
“Sampailah kami di lokasi pukul 22.15 WIB. Begitu sampai, mobil Damkar pertama tidak langsung menyemprot karena masih kami lihat ada ledakan-ledakan, enggak berani anggota nyiram,” kata Anwar.
Saat itu, petugas Damkar meminta petugas keamanan untuk memutuskan arus listrik agar proses pemadaman dapat berlangsung.
ADVERTISEMENT
“Dibilang, bang matikan dulu trafonya, putuskan, nanti 'kontak' (menyetrum petugas). Akhirnya lama debat di situ, mereka menganggap kami datang itu langsung menyiram padahal kan risiko bagi petugas,” kata dia.
“Dijawab 'sudah', mereka yakinkan sudah diputus (aliran listriknya), kami disuruh menyiram,” sambungnya.
Atas konfirmasi bahwa listrik sudah putus, petugas pun berusaha memadamkan api. Ternyata, saat itu petugas justru masih tersengat arus listrik.
“Lalu 'kontak', kena sengatan listrik untuk bisa dilepas kepala selang yang terbuat dari kuningan. Tangan petugas kami sudah merah, kakinya merah, penyiraman pun dihentikan,” kata dia.
Namun, beberapa saat kemudian kembali dilanjutkan.
Kata Anwar, meski petugas sudah tersetrum, sejumlah pekerja di pabrik itu merasa kecewa. Mereka menilai kerja Damkar lamban.
ADVERTISEMENT
“Jadi mereka kecewa lagi, (mereka bilang) 'Lama kali orang abang nyiram'. Lalu kami sudah nyiram, sudah mau habis air di tangki mobil pertama masuk mobil kedua. Karena medannya di situ nggak bisa menggeser mobil pertama itu, jadi mobil kedua hanya menyuplai air dari mobil kedua ke tangki mobil pertama,” kata dia.
Warga menganggap mobil kedua yang datang itu tidak bekerja dan mobil rusak yang dikirim.
"Dibilang lagi 'Ah rusak ya mobil yang kalian kirim ini, bakar aja lah', ada yang memprovokasi, namanya panik lah. Panikan itu memprovokasi kita terus,” jelasnya.
Kemudian, kata Anwar, pihaknya menyadari tekanan air sudah melemah. Untuk itu, pihaknya berinisiatif mencari sumber air terdekat dengan melakukan penyedotan rawa-rawa sembari menunggu kedatangan mobil Damkar selanjutnya. Namun, saat itu mesin air mereka rusak.
ADVERTISEMENT
Hal ini kemudian membuat pihak pekerja pabrik kembali mengamuk. Hal ini kemudian memicu cekcok.
“Karena saling menjawab, dipukul orang itu langsung anggota kita yang bernama Aji,” kata dia.
“Baru kedua dipukul yang bernama Raja. Si Raja ini sempat melihat pelaku karena dia dipukul dari depan,” sambungnya.
Usai aksi pemukulan itu, kata Anwar, sebenarnya petugasnya tetap melanjutkan proses pemadaman. Namun, saat Raja sedang berjalan dari rawa-rawa menuju mobil, Raja kembali dipukul dari arah belakang.
“Jadi Raja ini yang mendapat pukulan yang paling parah. Pengakuannya ada 3 kali dipukul oleh 3 orang berbeda,” sambungnya.
Akibat penganiayaan itu, kedua petugas damkar mengalami luka di bagian leher, wajah, hingga kaki.
Meski begitu, kata Anwar, proses pemadaman terus berlanjut hingga api padam.
ADVERTISEMENT