4 Fakta Jasad Surono yang Dibeton di Dalam Musala

6 November 2019 6:29 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Musala tempat Surono dibeton. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Musala tempat Surono dibeton. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Surono (51), warga Dusun Juroju, Sumbersalak, Jember, menghilang sejak tujuh bulan lalu. Sempat tak ada yang mencurigai hilangnya Surono lantaran ia sering hidup merantau.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, kabar Surono menjadi korban pembunuhan semakin berembus kencang. Belakangan, istri Surono, Bustani, mengaku suaminya menjadi korban pembunuhan namun tak bisa menunjukkan jasadnya.
Berikut kumparan rangkum empat fakta tewasnya Surono
Kecurigaan ini awalnya diramaikan oleh warga sekitar. Mereka menduga Surono dibunuh karena masalah perselingkuhan.
Kasus tersebut kemudian dilaporkan ke polisi. Usai menerima laporan, polisi langsung datang ke lokasi dan membongkar musala rumah Surono.
“Lantai musala itu dibongkar. Saya tidak jelas, tapi ada semacam kain di lokasi musala yang dibongkar itu,” kata Kepala Dusun Juroju, Edi.
Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal saat memantau pembongkaran lantai mushalla untuk autopsi jasad korban pembunuhan yang dicor. Foto: ANTARA
Rumah keluarga Surono di Jember. Surono merupakan korban pembunuhan dan jasadnya dibeton di musala rumahnya. Foto: kumparan
Jasad Surono rupanya terkubur di dalam lantai beton musala setebal 25 centimeter, dilapis urukan tanah. Saat ditemukan, mayatnya terbungkus kain sarung.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil autopsi, Surono dibunuh dengan benda tumpul hingga meninggal dunia. Setelah meninggal, Surono dikubur di bawah lantai rumahnya.
Untuk menutupi aksinya, pelaku membeton kuburan dengan lantai lalu membangun sebuah musala dan dapur.
Saat membongkar jasad Surono, polisi menemukan sejumlah barang bukti. Yakni, linggis panjang 65 cm dengan diameter 4 cm seberat 10 kg, baju, hingga sarung korban.
Polisi telah mengamankan istri Surono, Busani, dan anak mereka, Bahar. Dugaan keduanya terlibat pembunuhan didapati setelah polisi memeriksa sejumlah warga.
“Sudah mengarah pelaku, yaitu istri dari korban, yaitu Busani. Namun, kita lakukan pemeriksaan terhadap dua saksi untuk meyakinkan daripada motif maupun peran apa dari pada masing-masing pelaku. Dimungkinkan dilakukan dua orang, ibu dan anaknya,” ujar Kabid Humas Mapolda Jatim, Kombes Barung Mangera, di Polda Jatim, Surabaya, Selasa (5/11).
ADVERTISEMENT
Sebelum lapor ke polisi, Kepala Dusun Juroju, Edi, mendapat laporan dari Bahar bahwa Busani telah membunuh Surono. Bahar mengaku ibunya membunuh Surono karena tepergok selingkuh dengan orang lain. Busani kemudian terang-terangan tinggal bersama selingkuhannya, J, setelah Surono dinyatakan hilang.
Namun, polisi menduga Surono dibunuh karena persoalan warisan. Dugaan itu diperoleh dari pemeriksaan sejumlah saksi.
"Dari pemeriksaan saksi-saksi yang sudah dimintai keterangan, kami duga motif warisan atau dendam yang menyebabkan korban Surono dibunuh oleh pelaku," ujar Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal di Mapolres Jember, Jatim, Selasa (5/11).
Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal saat memantau pembongkaran lantai mushalla untuk autopsi jasad korban pembunuhan yang dicor. Foto: ANTARA
Pemeriksaan polisi mengerucut pada keterangan dua saksi kunci yang menjadi teman dekat salah satu terduga pelaku. Polisi memastikan saksi tersebut bukan berasal dari keluarga korban.
ADVERTISEMENT
"Keduanya berstatus sebagai saksi dan keterangan kedua saksi kunci itu akan kami kembangkan dengan dikonfrontir keterangan anak dan istri korban," tutur Alfian.
Meski sudah mengamankan Busani, Bahar dan J, polisi belum menetapkan satupun tersangka. Alfian mengatakan, Polres Jember masih masih mendalami kasus ini. Sehingga, status ketiganya kini masih saksi.