Ahli Forensik: Sudah SOP Otak Brigadir Yosua Ada di Perut Usai Autopsi

2 Agustus 2022 13:31 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto alm. Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Foto alm. Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Posisi otak Brigadir Yosua yang berada di perut usai autopsi jadi sorotan kuasa hukum. Tapi, dalam ilmu forensik itu merupakan hal yang lumrah.
ADVERTISEMENT
Ahli Forensik RS UNS, Novianto Adi Nugroho mengatakan, keberadaan otak di perut merupakan dampak dari proses autopsi. Itu sudah sesuai dengan prosedur autopsi.
"Ya, sudah sesuai prosedur itu," ujar Novianto saat dihubungi, Selasa (2/8).
Sejumlah orang mengangkat peti jenazah almarhum Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J saat pembongkaran makam di Sungai Bahar, Muarojambi, Jambi, Rabu (27/7/2022). Foto: Wahdi Septiawan/Antara Foto
Saat autopsi, kata Novianto, otak menjadi salah satu organ yang diperiksa. Struktur yang lembek membuat otak sulit untuk disatukan lagi ketika selesai diperiksa, sehingga sulit dikembalikan lagi ke bagian kepala.
Karena itu, tim dokter akan memilih menaruh otak rongga lain yang ada di tubuh, salah satunya di perut.
"Untuk mempermudah dan mempercepat proses autopsi dan untuk segera dimakamkan, kebanyakan memang dimasukan ke dalam perut," ungkap dia.
"Ketika dikembalikan ke kepala memang ada beberapa kesulitan terutama untuk kepala-kepala yang ada beberapa luka misalnya pecah, kalau dikembalikan ke kepala lagi kan susah," tuturnya.
Infografik luka-luka Brigadir Yosua. Foto: kumparan
Sebelumnya, Pengacara Yosua, Kamaruddin Simanjuntak mengungkapkan temuan bekas tembakan menembus hidung, yang mengakibatkan organ otaknya Brigadir Yosua bergeser hingga ke bagian perut.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan Kamaruddin setelah dilakukannya autopsi ulang jenazah Brigadir Yosua di RSUD Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, Rabu (27/7) lalu.
"Ya, tembakan dari belakang kepala ke depan. Itu ditemukan saat autopsi ulang. Kita sebelumnya menitipkan 2 dokter. Nah di ruang autopsi ditemukan luka seperti itu," ujarnya, kepada Jambikita [media partner kumparan], Sabtu (30/7) malam.
Autopsi ulang Brigadir Yosua itu dilakukan atas permintaan keluarga yang menilai adanya kejanggalan dalam kasus kematiannya.