Ahli Wabah UI: Kemenkes Salah Baca Undangan WHO, RI Belum Sukses Tangani Corona

6 November 2020 8:51 WIB
comment
57
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang tenaga kesehatan yang mengenakan alat pelindung diri lengkap memberikan sample tes usap (swab test) milik warga ke dalam mobil tes polymerase chain reaction (PCR). Foto: M Risyal Hidayat/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Seorang tenaga kesehatan yang mengenakan alat pelindung diri lengkap memberikan sample tes usap (swab test) milik warga ke dalam mobil tes polymerase chain reaction (PCR). Foto: M Risyal Hidayat/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto, diundang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk berbagi pengalaman soal penanganan pandemi corona di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Terawan bakal menjelaskan hal tersebut dalam konferensi pers dengan Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, serta Menkes dari 3 negara lain pada Jumat (6/11).
Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Budi Hidayat, menyatakan undangan tersebut membuktikan bahwa WHO menganggap Indonesia bisa mengendalikan pandemi corona.
"Alhamdulillah, Indonesia termasuk 3 negara yang berhasil merespons dan mengendalikan pandemi COVID-19," ujar Budi kepada wartawan.
Pandu Riono. Foto: Dok. Pandu Riono
Namun apa yang disampaikan Budi disanggah epidemiolog atau ahli wabah Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono.
Ia menilai Kemenkes telah salah membaca dan menafsirkan surat undangan tersebut. Pandu menyatakan, surat undangan WHO tak menyebut Indonesia sukses menangani corona.
Dalam surat itu, kata Pandu, WHO menyatakan Indonesia sukses melaksanakan Intra-Action-Review (IAR) penanganan corona. Ia menyebut IAR merupakan peninjauan atas kelemahan suatu negara dalam penanganan corona serta solusinya. IAR dilakukan semua pemangku kepentingan di Indonesia yang dikoordinir Kemenkes.
ADVERTISEMENT
Berikut penggalan surat undangan WHO dalam bahasa Inggris yang menurut Pandu salah diartikan Kemenkes:
We are extending an invitation for you (Terawan) to join at the press conference the WHO Director General, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, and Ministers of Health of three other countries, and to share Indonesia's experience for successfully conducting a national COVID-19 IAR and applying critical lesson identified during the IAR for the improvement of COVID-19 outbreak response.
Kantor Kemenkes di Rasuna Said. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
"Kemenkes salah baca itu, itu Indonesia sukses melakukan review internal yang dilakukan sejak akhir Juli. Jadi evaluasi, identifikasi kekuatan, kelemahan, dan solusi yang harus dilakukan untuk perbaikan respons," ucap Pandu kepada wartawan, Jumat (6/11).
"Kalau suatu negara mau melakukan itu didorong WHO. Kemenkes yang koordinasikan dengan seluruh stakeholders di Indonesia. (Jadi) yang disebut sukses itu sukses melaksanakan review," lanjut Pandu.
ADVERTISEMENT
Pandu mengatakan, justru undangan WHO tersebut menunjukkan Indonesia belum sukses menangani pandemi corona. Namun bahasa yang digunakan dalam surat tersebut diplomatis agar tidak menyinggung.
"itu bahasanya halus banget, bahasa diplomatis, tapi yang membaca enggak ngerti. Mungkin orang Kemenkes yang ngomong enggak ngerti IAR itu apa," ucapnya.
Menurut Pandu, dengan kondisi Indonesia yang belum sukses menangani pandemi corona, WHO bakal memberi masukan. Ia menyebut WHO akan meminta Indonesia agar memperbaiki sejumlah sektor yang lemah seperti disusun dalam IAR.
"Kalau Indonesia belum sukses (tangani corona), tapi sudah sukses identifikasi kelemahan. Sekarang dikompilasi, mau disampaikan langsung oleh Tedros, 'hei Indonesia kamu sudah identifikasi ini-ini harus diperbaiki, sanggup tidak?" kata Pandu.
ADVERTISEMENT
"Di dalam review itu ada solusi yang kita tawarkan, kita harus belajar memperbaiki dan memperkuat respons kita, karena dianggap sebenarnya belum berhasil, " tutupnya.