Aliansi Ibu Berang, Petisi #ProtesMakanMayit Tembus 5.700 Dukungan

2 Maret 2017 12:12 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Makan malam "horor" dengan tema #makanmayit. (Foto: Instagram @roodkapje)
zoom-in-whitePerbesar
Makan malam "horor" dengan tema #makanmayit. (Foto: Instagram @roodkapje)
Jamuan eksperimental Little Shop of Horrors yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan “Makan Mayit” oleh seniman Natasha Gabriella Tontey, Sabtu pekan lalu (25/2) di Jakarta, terus menuai kecaman, tak terkecuali dari ibu-ibu seantero ibu kota yang tergabung dalam Aliansi Ibu Peduli Jakarta.
ADVERTISEMENT
Eksperimen berupa hidangan aneka penganan vegetarian itu mengguncang masyarakat Indonesia karena dihidangkan kelewat menyeramkan. Di atas piring putih yang tertata rapi di atas meja, tergeletak bayi dengan kepala dan perut terbuka, yang di dalamnya telah disusun makanan yang menyerupai otak, usus, dan beragam organ dalam bayi.
Bayi itu tak sungguhan, sekadar dibuat menyerupai. Namun tetap saja efek kejut yang dihasilkan --dan diunggah via media sosial oleh sejumlah tamu undangan-- menyebarkan kengerian ke penjuru kota, bahkan mungkin negeri. (Selengkapnya: )
Tujuan sang seniman untuk mengeksplorasi perasaan takut yang bersifat abstrak dalam diri tiap manusia, tak dapat dimengerti dan diterima oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Yang terlintas di benak kebanyakan orang hanya: keterlaluan!
ADVERTISEMENT
Ini pula yang mendasari Aliansi Ibu Peduli Jakarta mengeluarkan petisi online via change.org berjudul #ProtesMakanMayit yang ditujukan kepada Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Petisi makan mayit. (Foto: change.org)
zoom-in-whitePerbesar
Petisi makan mayit. (Foto: change.org)
“Kami, Aliansi Ibu Peduli dan Pejuang ASI Indonesia, menentang dan mengecam keras acara Makan Mayit. Melalui petisi ini, kami menuntut permintaan maaf secara terbuka melalui media konvensional maupun media sosial yang dimiliki Footurama, Natasha Gabriella Tontey dan SEMUA selebgram/influencer/seniman yang mengunggah dan mempublikasikan acara tersebut, serta pernyataan untuk tidak mengulang acara serupa di masa depan,” demikian tuntutan yang tertulis pada petisi #ProtesMakanMayit tersebut.
Footurama ialah gerai busana yang berkolaborasi dengan Natasha dalam menampilkan Little Shop of Horrors alias #MakanMayit. Di gerai yang berlokasi di Kemang Timur Raya, Jakarta Selatan, itulah Natasha menggelar jamuan ala fine dining Makan Mayit.
Letter of Apology. (Foto: http://www.footurama.com/)
zoom-in-whitePerbesar
Letter of Apology. (Foto: http://www.footurama.com/)
Event ini telah merealisasikan ilusi horor tentang kanibalisme dengan menyediakan makanan yang disuguhi sedemikian rupa dalam wadah boneka bayi plastik yang ‘dibedel’ di bagian perut dan kepala. Mereka juga membuat menu puding/permen dalam bentuk fetus (janin bayi) yang disebut unborn love (janin-janin yang tidak terlahirkan). Selain itu, dihadirkan pula kudapan cream cheese yang dikatakan berbahan dasar ASI (Air Susu Ibu) hasil donor seorang teman si seniman,” ujar Aliansi Ibu Peduli dalam petisi tersebut.
ADVERTISEMENT
Yang jadi masalah, kata mereka, seni tersebut dibawa ke ranah publik, dan dipublikasikan lewat media sosial dengan disebarkan melalui akun medsos beberapa influencer yang memiliki jumlah follower besar.
Oleh sebab itu, Aliansi Ibu Peduli dalam petisinya yang hingga siang ini, Kamis (2/3), telah meraih lebih dari 5.700 dukungan, menuding eksperimen seni #MakanMayit tak memiliki kepekaan sosial, dan karenanya mereka keberatan dengan acara tersebut.
“Tidak adanya etika dan kepedulian terhadap para perempuan yang harus berjuang sangat keras untuk dapat memiliki anak atau justru kehilangan anak. Contohnya, seperti tulisan di salah satu postingan, ‘My sister has just aborted some babies. Curious? Come and see it at Fresh Flesh Feast at Footurama Como Park Jl. Kemang Timur Raya 998 this Saturday, Jan 21st, 2017 at 5pm onwards,’” demikian dikutip dari Petisi #ProtesMakanMayit.
Eksperimen Makan Mayit oleh Natasha (Foto: instagram/@suazadmedia )
zoom-in-whitePerbesar
Eksperimen Makan Mayit oleh Natasha (Foto: instagram/@suazadmedia )
Penggunaan visual bayi yang dipotong-potong serta fetus bayi berdarah yang dijadikan objek seni juga dipandang Aliansi Ibu Peduli “telah melanggar estetika seni ruang publik dan berisiko untuk menggeser nilai-nilai psikologis dan pandangan masyarakat terhadap bayi.”
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, Aliansi Ibu Peduli lewat petisi #ProtesMakanMayit “menentang event #makanmayit, menentang dan mengecam penyebaran informasi atas event #makanmayit dalam bentuk apapun oleh semua pihak yang terlibat acara tersebut di media sosial, mengecam segala bentuk pelecehan dan/atau eksploitasi terhadap bayi, meminta KPAI segera bertindak, menuntut agar inisiator event #makanmayit ataupun pekerja seni lain tidak lagi mengangkat dan/atau mengeksploitasi topik-topik lain yang bersinggungan atau bertentangan dengan norma serta aturan yang berlaku di Indonesia, menuntut permintaan maaf secara terbuka oleh para pihak yang terlibat, dan mendukung ekspresi seni yang bertanggung jawab.”
Yohana Yembise. (Foto: Commons Wikimedia)
zoom-in-whitePerbesar
Yohana Yembise. (Foto: Commons Wikimedia)
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengatakan menyayangkan jamuan #MakanMayit tersebut.
“Negara ini melindungi anak-anak Indonesia sejak mereka masih dalam kandungan. Hal tersebut tidak tercermin dalam karya seni ini,” ujar Yohana.
ADVERTISEMENT
Secara terpisah, akivis kesetaraan gender Kartika Jahja yang hadir di jamuan #MakanMayit dan mengunggah foto hidangan horor itu dengan keterangan bertuliskan “nyemil bayi” di akun Instagram-nya, telah merilis pernyataan klarifikasi dan meminta maaf kepada publik via akun Tumblr miliknya.
Kartika masuk daftar BBC 100 Women 2016. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kartika masuk daftar BBC 100 Women 2016. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Kartika mengaku salah karena telah mengunggah foto suguhan jamuan #MakanMayit ke media sosial. Ia juga mengatakan, menulis “nyemil bayi” ketika masih di bawah pengaruh suasana jamuan makan malam mengerikan tersebut.
Baca selengkapnya penjelasan Kartika di sini:
Hingga saat ini, dukungan atas petisi #ProtesMakanMayit terus meningkat.
Berikutnya: