Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Alternatif Liburan ke Bali: Nongkrong di Kafe Lalu Main Board Games Seharian
24 April 2025 15:07 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Tiga orang muda-mudi duduk mengelilingi meja. Di atasnya berserak sejumlah kartu dan kertas serupa uang. Tatapan mereka saling curiga satu sama lain, mereka tengah berupaya menebak identitas lawan mainnya di meja itu.
ADVERTISEMENT
Adegan ini terjadi di Loading Cafe, Kota Denpasar, Bali. Mereka tak sedang berjudi, melainkan sedang bermain board game bernama Spy Alley. Permainan ini mengharuskan pesertanya jadi 'mata-mata' salah satu negara, dengan segenap atributnya.
Nah, antar pemain mesti menebak identitas lawannya. Caranya, dalam permainan itu mereka akan mengumpulkan sejumlah kata sandi, penyamaran, buku kode, dan kunci negara serta transaksi di pasar gelap buatan.
Teriakan kesal dan kecewa sesekali mencuat saat mereka gagal menebak identitas lawan main. Namun, gelak tawa mereka memenuhi ruangan saat berhasil menebak identitas temannya.
Diiringi tawa dan ejekan, tiga sekawan ini sudah satu jam berada di kafe tersebut.
"Permainannya memang seru, cocok untuk melepas penat. Kan melepas penat enggak mesti ke pantai. Main ini juga bisa mengurangi main HP kalau lagi kumpul sama teman-teman. Kan belakangan ini kita anak muda biar ngumpul tapi kebanyakan main HP," kata I Putu Yonata, salah satu pemuda itu, Kamis (24/4).
ADVERTISEMENT
Ini adalah kali pertama Yonata dan teman-temannya nongkrong sambil main board game di kafe. Baginya, kafe ini menawarkan konsep yang menarik untuk membuat betah para pengunjungnya.
Board game juga bukan barang murah. Spy Alley sendiri dibanderol 39,9 US Dolar atau setara dengan Rp 600 ribu, merujuk dari situs jual beli amazon.
Kafe ini juga tak hanya menyediakan board game Spy Alley. Ada sejumlah board game lainnya seperti Chronicle of Crime, yang membuat anda seolah-olah jadi seorang detektif atau The Grizzled yang menyajikan permainan jadi tentara dalam Perang Dunia I.
Pengunjung hanya dibanderol Rp 15 ribu per jam untuk bermain game ini, atau Rp 50 ribu untuk seharian. Sementara harga makanan dan minumannya berkisar Rp 20 ribuan.
"Dan mainnya board game yang jarang kita temui dan setiap board game itu punya cerita yang beda-beda. Fresh gitu," katanya.
ADVERTISEMENT
Salah satu game master di Loading Cafe, Muhammad Zhafran Zulkifli, mengatakan, kafe ini memang menawarkan konsep nongkrong menyenangkan tanpa gadget.
Pelanggan yang biasanya nongkrong di kafe ini adalah siswa SMA hingga anak kuliahan, buruh dan keluarga. Mereka juga memanfaatkan kafe ini menjadi ruang belajar atau diskusi tanpa bermain.
"Biasanya kan orang nyari kafe itu nyari tempat yang hening, kerja, nugas atau rapat, tapi di sini bagaimana caranya setelah mereka melakukan kegiatan itu dan tetap have fun tanpa HP," katanya.