Analisis Profil Psikologis Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres

9 Desember 2022 19:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Urutan kematian satu keluarga di Kalideres disampaikan dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (9/12/2022). Foto: Ananta Erlangga/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Urutan kematian satu keluarga di Kalideres disampaikan dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (9/12/2022). Foto: Ananta Erlangga/kumparan
ADVERTISEMENT
Asosiasi ahli psikologi forensik (Apsifor) turut menyelidiki kasus tewasnya satu keluarga dalam rumah di Kalideres, Jakarta Barat. Dari hasil penelitian diungkapkan setiap anggota keluarga itu memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
"Memang ditemukan adanya situasi psikologis dalam kematian mereka yang masing-masing teridentifikasi berbeda," ujar Ketua Apsifor, Reni Kusumowardhani dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jumat (9/12).
Reni kemudian membeberkan profil psikologis dari masing-masing anggota keluarga tersebut.
1. Rudyanto Gunawan (70)
Analisis psikologis keluarga yang tewas di Kalideres dipaparkan saat jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (9/12/2022). Foto: Ananta Erlangga/kumparan
Memiliki kepribadian yang sangat khas dan merujuk pada karakteristik sebagai orang yang baik, penurut, pendiam, tidak banyak bicara. Namun cenderung membatasi diri sehingga interaksi dengan orang lain terganggu. Sehingga tidak memiliki banyak teman.
Di dalam interaksinya di keluarga cenderung menghindari konflik. Taraf intelektual rata-rata baik. Beliau sekolah di sekolah favorit di Jakarta ini menunjukkan yang bersangkutan memiliki IQ yang memadai.
"Bapak Rudyanto ini diketahui ada masalah kesehatan. Jadi pada usianya yang sudah lanjut kemudian minim aktivitas, minat sosialnya rendah. Namun profil kepribadiannya ini dia cenderung tidak aktif mengupayakan ambil keputusan sendiri tetapi mengandalkan Renny dan Budi untuk keputusan rumah tangga," beber Reni.
ADVERTISEMENT
Dan dia mempercayakan keluarganya untuk menempuh cara pengobatan untuk penyakitnya tetapi pengobatannya tidak dilakukan secara medik. Artinya pengobatan nonmedik yang diyakini oleh mereka.
"Mereka berupaya hidup dengan ikut vaksin. Jadi keinginan untuk bunuh diri memang tidak ada. Namun ada kepasrahan secara psikologis terhadap keadaan yang terjadi, mencari bantuan, mengikuti apa yang dilakukan oleh keluarga tapi tampaknya tidak berhasil," jelasnya.
Kenapa Rudi tidak dimakamkan?
"Setelah meninggal, Rudi tidak dimakamkan karena situasi keuangan menipis. Ini tampak dari barang bukti catatan tabungan pada bulan Januari itu sudah sangat menipis. Termasuk untuk pengobatan, dalam rangka mencari hal-hal baik untuk keluarga ini," ungkapnya.
2. Renny Margaretha Gunawan (68)
Analisis psikologis keluarga yang tewas di Kalideres dipaparkan saat jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (9/12/2022). Foto: Ananta Erlangga/kumparan
Begitu meninggal, jenazah Renny diperlakukan layaknya masih hidup. Dirawat, dibersihkan, ini tampak seperti di TKP. Alasannya masih sangat bersih dan hasil autopsi dia tampak terawat. Namun karena kondisi keuangan semakin menipis, yang dibutuhkan sisa uangnya itu untuk hidup Dian dan Budi yang masih hidup.
ADVERTISEMENT
Maka dengan keberadaan mayat Rudy dan Renny, membuat Budi dan Dian sulit meminta bantuan kepada keluarga. Akhirnya jenazah ibu Renny ini pun tidak dimakamkan.
3. Budyanto Gunawan (68)
Analisis psikologis keluarga yang tewas di Kalideres dipaparkan saat jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (9/12/2022). Foto: Ananta Erlangga/kumparan
Budyanto kepribadiannya unik, kurang lebih sering iri hati, keras kepala, tingkah laku tidak lazim, suka hal-hal klenik dan punya guru spiritual sejak SMA. Kecerdasan biasa saja tidak seperti kakaknya. Cuma perannya membantu rumah tangga.
Dia memiliki strategi pengobatan alternatif. Dia meyakini memiliki sesuatu yang bisa memperbaiki situasi keluarganya, termasuk finansial.
Hal ini tentunya dijadikan harapan bagi keluarganya dengan cara yang diyakininya. Tetapi harapannya tak kunjung datang sehingga ada pergeseran dari hope ke hopeless.
Situasi berlanjut, keuangan habis, psikologi tidak berdaya. Keadaan tidak berdaya ini berpotensi memicu memperburuk fisik dan kesehatan.
ADVERTISEMENT
"Budyanto meninggal dalam situasi ketidakberdayaan, punya kepercayaan tidak lazim, tidak sesuai yang diharapkan," kata Reni.
4. Dian Fabbyana Apsari Dewi (42)
Analisis psikologis keluarga yang tewas di Kalideres dipaparkan saat jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (9/12/2022). Foto: Ananta Erlangga/kumparan
Dian ciri kepribadian khas, kerap menekan emosi negatif yang muncul, punya ketergantungan dengan Ibunya. Tidak bisa ambil keputusan karena pola asuh susah cari solusi di tengah ketidakberdayaan.
Ketiga orang keluarga meninggal dunia. Situasi ini melampaui kemampuan merespons secara adaptif, hadapi kehilangan intens. Tapi masih kelihatan dia melakukan perawatan ada beli makanan dari bon-bon belanja makanan, rumah masih dibersihkan, cara tidur nyaman di samping ibunya. Dian mati secara wajar.
Dari profil psikologis yang diteliti oleh dia, Reni menjelaskan, keluarga tersebut disimpulkan mati secara wajar. Hal ini sekaligus menepis isu adanya aliran sekte hingga paham apokaliptik.
ADVERTISEMENT
"Keempat-empatnya cara kematian mengarah pada cara natural bukan cara kematian yang lain. Dapat ditepis adanya paham apokaliptik atau VSED," tutup Reni.
Denah Rumah Keluarga yang Mati di Kalideres. Foto: kumparan