Anies soal Pembangunan Trotoar-JPO Estetik: Buat Jakarta Jadi Kota Membahagiakan

24 Mei 2021 10:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warna bendera Palestina menyala di JPO-JPO, Terowongan Kendal, Simpang Semanggi, Bundaran HI dan Monas. Foto: Facebook Anies Baswedan/ @aniesbaswedan
zoom-in-whitePerbesar
Warna bendera Palestina menyala di JPO-JPO, Terowongan Kendal, Simpang Semanggi, Bundaran HI dan Monas. Foto: Facebook Anies Baswedan/ @aniesbaswedan
ADVERTISEMENT
Pembangunan fasilitas umum di Jakarta seperti trotoar, hingga JPO memang kerap menuai pro dan kontra.
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan, tujuan pembangunan ini untuk menciptakan ruang ketiga yang baik untuk masyarakat. Sebab ruang ketiga menjadi salah satu tempat warga menghabiskan sebagian waktunya.
"Jadi tadi konsepnya ruang pertama di rumah, ruang kedua di kerja, dan ruang ketiga di antaranya. Nah, jutaan orang setiap hari bergerak ke ruang pertama dan kedua, sampai akhirnya membuat perjalanan itu hambar. Kami ingin ubah perjalanan jadi pengalaman," kata Anies dalam acara virtual pencanangan HUT DKI, Senin (24/5).
Warga melintas di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Senen Extension, di kawasan Senen, Jakarta, Selasa (24/11/2020). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
Menurutnya, dengan kehadiran ruang ketiga yang indah, seperti trotoar, JPO, hingga taman, bisa membawa kebahagiaan kecil bagi warga. Pada akhirnya bisa mewujudkan Jakarta sebagai kota yang bahagia warganya.
"Bukan soal JPO-nya, tapi berapa puluh ribu orang datang ke sana dan rasakan kebahagiaan, dia foto, dikirim, diposting. Kebahagiaan kecil itulah, bisa merasakan kota ini membahagiakan. Itulah kenapa ruang ketiga diciptakan secara sengaja dan libatkan teman-teman kreatif untuk mengisinya," jelasnya.
JPO di depan Stasiun Pasar Minggu. Foto: Wisnu Prasetiyo/kumparan
Anies juga bercita-cita menjadikan Jakarta sebagai kota yang ramah. Bukan kota dengan momok menyeramkan.
ADVERTISEMENT
"Maka mereka yang kerja pagi sampai sore merasakan ada kebaruan terus, dan ini membuat kota ini ramah. kami ingin ubah kota kita enggak diasosiasikan suasana garang, ibu kota yang kejam. Tapi ramah, bersahabat, berikan pengalaman baru. Itu bahasa sederhananya membahagiakan," tutupnya.