Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
ASN Dikti Demo Menteri Satryo: Isu Arogansi, Kesewenangan hingga Berakhir Islah
21 Januari 2025 7:24 WIB
·
waktu baca 6 menitADVERTISEMENT
Pada pagi Senin (20/1) kemarin, ada pemandangan berbeda di Kemendiktisaintek, Jakarta Pusat. Berjejer karangan bunga di depan Gedung Kemendiktisaintek.
ADVERTISEMENT
Karangan bunga itu bertuliskan kata-kata satir yang ditunjukkan kepada Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro.
Beberapa tulisan dalam karangan bunga itu yakni 'Kami Tidak Diam Saat Hak Diinjak', 'Luka Satu Adalah Luka Kita Semua, Ketidakadilan Pada Satu, Adalah Ancaman Bagi Kita Semua', 'Semoga Bahagia di Atas Derita Pegawai Sendiri'.
Di bawah karangan bunga itu bertuliskan #Lawan! #MenteriDzalim #PaguyubanPegawaiDikti.
Menteri Satryo Didemo
Pada pukul 08.00 WIB, Senin kemarin para ASN Kemendiktisaintek tampak menggelar aksi demo damai. Para pegawai kompak menggunakan pakaian serba hitam.
Tidak hanya itu, para pegawai mengirimkan beberapa karangan bunga yang ditunjukkan kepada Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro.
Demo itu dipicu keputusan pimpinan Kemendiktisaintek yang memindahkan secara sepihak Prahum Ahli Muda dan Pj Rumah Tangga Kemendiktisaintek, Neni Herlina, ke Kemendikdasmen pada Jumat (17/1). Tidak hanya itu, disebut-sebut jika Menteri Satryo bersikap kasar hingga mencuat isu keluarga.
ADVERTISEMENT
Neni hadir dalam aksi demo ini. Ia mengatakan dirinya ketakutan setelah kejadian yang menimpa dirinya.
“Tiba-tiba hari Jumat itu, karena mungkin masih melihat saya ada berkeliaran, Bapak Menteri langsung mendatangi saya ke lantai 8. Kejadiannya begitulah, tidak etis lah,” kata Neni kepada wartawan di Kemendiktisaintek, Jakarta Pusat.
Neni mengaku ketakutan ketika datang ke kantor. Ia mengaku harga dirinya sudah rusak imbas kejadian ini.
Mobil Menteri Satryo Sempat Dicegat
Satryo ketika didemo sempat audiensi dengan Neni. Audiensi dilakukan tertutup di Kemendiktisaintek.
Namun tidak lama setelah audiensi, Menteri Satryo pergi meninggalkan Gedung Kemendiktisaintek. Ia disebut hendak menuju ITB. Belum diketahui tujuan Satryo ke ITB. Namun ITB pada siang ini, akan melantik rektor baru periode 2025-2030 yakni Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T.
ADVERTISEMENT
Terlihat mobil Satryo RI 25-2 sempat dicegat oleh pegawai. Pegawai bahkan menerikakkan kata 'turun, turun, turun,' kepada Satryo.
Duduk Perkara Menteri Satryo Didemo ASN Kemendiktisaintek
Aksi unjuk rasa bermula dari mutasi yang dilakukan Menteri Satryo Soemantri Brodjonegoro kepada sejumlah pegawai tanpa alasan jelas.
Salah satunya, Prahum Ahli Muda & Pj Rumah Tangga Kemendiktisaintek Neni Herlina yang tiba-tiba dipindahkan ke Kemendikdasmen.
“Ya saya disuruh ke Kemendikdasmen pokoknya gitu, 'Keluar ke Kemendikdasmen gitu, bawa barang-barang kamu' kayak gitu,” kata Neni kepada wartawan, di Kantor Kemendikbudristek, Senin (20/1).
Neni melanjutkan, pemecatan tanpa sebab tersebut bermula dari penataan letak meja yang tidak sesuai dengan permintaan Satryo. Dilanjutkan, dengan insiden pemasangan WiFi di rumah dinasnya yang terlampau malam.
ADVERTISEMENT
“Ketika pertama kali masalah meja itu. Meja itu salah ada di ruang beliau sebenarnya kan minta ganti aja. (Kemudian) ada kejadian lagi, jadi suatu saat di rumah dinas itu pasang internet. Sementara kita kan minta segera, karena Pak Menteri maunya segera, kita minta mereka untuk menyegerakan,” ceritanya.
“Jadi akhirnya sampai malam, tapi jadi marah gitu. Marah langsung dia (Satryo) nelepon ketua tim saya, kebetulan Mas Angga waktu itu lagi sakit. Jadi gak angkat telpon, itu sudah malam-malam,” sambungnya.
“Sayangnya gak diangkat, langsung, gak diangkat kan namanya orang sakit minum obat, mungkin ketiduran gitu ya. Tapi akhirnya di WA, saya pecat kamu, kayak gitu,” ujar Neni.
Neni melanjutkan, akhirnya pimpinan Dirjen Kemendiktisaintek sebelumnya menyembunyikannya. Namun, puncaknya adalah Jumat (17/1) lalu ketika Satryo tiba-tiba datang ke ruangannya dan memarahinya di depan pegawai lain.
ADVERTISEMENT
“Tiba-tiba hari Jumat itu, karena mungkin masih melihat saya ada berkeliaran, Bapak Menteri langsung mendatangi saya ke lantai 8. Kejadiannya begitulah, tidak etis lah,” ujarnya.
Menteri Satryo Bantah Tuduhan Pegawai soal Arogan dan Sewenang-wenang
Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro membantah tegas hal tersebut.
"Tidak ada (arogansi)," ucapnya saat ditemui usai acara Pelantikan Rektor ITB di Bandung, Senin (20/1).
Menurutnya, demo yang dilakukan para pegawainya itu karena mutasi besar-besaran yang dia lakukan. Mengingat Kementerian Diktisaintek adalah pecahan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dan Kementerian Kebudayaan.
"Demo itu (karena) mutasi besar-besaran karena pecahnya tiga menteri akan perbanyak orang. Kemudian kita ingin membenahi, Pak Presiden mengatakan harus hemat dengan anggaran pemerintah, kita adakan mutasi yang cukup besar dan karena memang ada pihak-pihak yang tidak berkenan dimutasi," kata pria berusia 69 tahun ini.
ADVERTISEMENT
Menteri Dikti Satryo Jawab Isu Penamparan: Sama Sekali Tidak Benar
Satryo Soemantri Brodjonegoro, menampik adanya dugaan penamparan.
“(Informasinya ada arogansi atau penamparan) Ini tidak ada penamparan sama sekali, sama sekali tidak benar,” katanya kepada awak media.
Sebelumnya, beredar konten di platform X. Dalam unggahan tersebut, tampak gambar Mendikti Saitek Satryo bersama istrinya.
Pada unggahan tersebut terdapat latar suara, yang merekam momen dugaan aksi kekerasan terhadap pekerja di rumah dinas Mendikti Saintek karena perkara air mati.
“Sengaja buat rumah ini enggak ada air? Tadi air hidup, kok tiba-tiba mati. Ulah si Ricky? kamu diam saja. Sengaja kamu? Sengaja dong?” bunyi suara dalam unggahan itu.
Di kesempatan tersebut, Satryo juga memberikan tanggapan terkait adanya unjuk rasa ASN Dikti di Kantor Kemendikti.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, itu terkait adanya pihak yang tidak berkenan dengan adanya muatasi besar di Kemendiktisaintek. Mutasi itu dilakukan karena ada pemisahan kementerian.
Demo ASN Dikti Berakhir Islah, Pegawai Gandengan Tangan dengan Menteri Satryo
Polemik di Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) berakhir islah pada Senin (20/1) malam. Perwakilan ASN yang demo sepakat menyelesaikan masalah itu secara damai.
"Perbedaan sudah diselesaikan dengan cerdas malam ini, Islah adalah jalan terbaik demi kemajuan Kemdiktisaintek," kata Sekjen Kemendiktisaintek, Togar Simatupang, kepada kumparan, Senin (20/1).
Dalam foto yang diberikan tampak Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro duduk diapit Ketua Paguyuban Pegawai Dikti Suwitno dan Prahum Ahli Muda dan Pj. Rumah Tangga ke Kemendikdasmen Neni Herlina. Mereka berdua tampak berpegangan tangan dan tersenyum.
ADVERTISEMENT
Kemendiktisaintek Akan Evaluasi Mutasi ASN yang Jadi Polemik, Cari Jalan Tengah
Demo ASN di Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) salah satunya mengangkat isu mutasi. Salah satu yang terkena mutasi adalah Prahum Ahli Muda dan Pj Rumah Tangga Kemendiktisaintek, Neni Herlina, ke Kemendikdasmen.
Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro juga sempat mengungkap bahwa para ASN yang demo dipicu dengan mutasi yang ia lakukan. Namun, kedua pihak saat ini sudah sepakat islah usai pertemuan pada Senin (20/1) malam.
Sekjen Kemendiktisaintek, Togar Simatupang, mengatakan sebenarnya belum ada mutasi yang dilakukan oleh Menteri Satrio. Termasuk pada Neni Herlina. Meski begitu, rencana mutasi itu akan dievaluasi lagi.
"Iya itu yang menjadi miskomunikasi gitu loh. Karena kan ada dua ya mutasi dan miskomunikasi kan. Iya jadi komunikasinya begini. Kalau proses pembinaan itu tidak memungkinkan. Kan kita ada prinsip orang yang tepat pada orang tepat pada tempat yang tepat kan gitu kan. Right man right place. Itu kan prinsip organisasi. Nah kalau nggak tepat lagi kan kita kembalikan ke tempat induk. Dan ini belum saya proses," kata Toga kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Togar kembali menegaskan bahwa mutasi hingga saat ini belum diproses. Namun, karena terjadi miskomunikasi sehingga membuat pihak yang merasa dimutasi melakukan demo pagi tadi.
"Oh iya semuanya melalui prosedur. Cuman kan miskomnya terjadi di situ gitu. Karena masih ada suasana emosional pada saat pagi tadi. Dan suatu kekecewaan. Ada juga suatu kekhawatiran. Keluarnya kata-katanya itu," jelasnya.