Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Badan Siber AS Pastikan Aman, Tak Ada Intervensi Asing di Pencoblosan Pilpres
6 November 2024 11:05 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pejabat Senior Badan Keamanan Siber dan Keamanan Infrastruktur AS, Cait Conley, mengatakan tak melihat insiden besar yang disebabkan oleh intervensi asing. Namun, dia tak menilai derasnya arus misinformasi yang terjadi di hari pemilihan pilpres tahun ini pada Selasa (5/11), waktu setempat.
ADVERTISEMENT
“Saat ini, kami belum melacak adanya insiden signifikan di tingkat nasional yang berdampak pada keamanan infrastruktur pemilu kami,” kata Conley dikutip dari Reuters.
Lembaga tempat Conley yang bertanggung jawab atas melindungi infrastruktur penting AS, termasuk infrastruktur pemilu, yang dapat mencakup basis data pemilih, tabulator, dan perangkat lunak penghitungan suara itu, hanya mencatat ada 3 video yang menyebarkan berita hoaks sejauh ini saat pemilihan.
Ketiga video itu menampilkan pihak yang berpura-pura sebagai badan penegakan hukum federal yang meminta warga AS untuk memilih secara jarak jauh. Kemudian yang lainnya menunjukkan bahwa pemilihan di lima penjara telah dimanipulasi. Terakhir bahkan menyebut FBI telah menerima 9.000 komplain terkait mesin voting yang mengalami malfungsi.
Conley menyatakan semua informasi itu sebagai palsu. Bahkan, FBI telah membantah informasi soal komplain tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain hal itu, seiring proses pemilihan berjalan, ancaman bom pun muncul ke permukaan dengan menargetkan 2 tempat pemilihan di Georgia. FBI memastikan semua ancaman itu adalah palsu.
Akan tetapi, atas hal itu Sekretaris Negara Bagian Georgia yang berasal dari partai Republican Brad Raffensperger justru menyalahkan Rusia sebagai pihak yang bertanggung jawab atas informasi itu.
“Mereka tampaknya berniat jahat. Mereka tidak ingin kita memiliki pemilu yang lancar, adil, dan akurat, dan jika mereka dapat membuat kita saling bertengkar, mereka dapat menganggapnya sebagai kemenangan," kata Raffensperger kepada wartawan.
Tudingan itu pun langsung dibantah oleh Kedutaan Besar Rusia di Washington sebagai sesuatu yang tidak berdasar. Mereka mengatakan negaranya tidak mungkin mengintervensi urusan dalam negeri negara lain.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, seminggu lalu jelang hari pemilihan, Badan Intelijen AS menyatakan Rusia sebagai dalang dalam video palsu yang memperlihatkan seorang imigran Haiti yang mengaku telah memberikan suara beberapa kali di negara bagian Georgia, AS.
Sementara itu, di media sosial X, saat hari pemilihan, sudah bergulir berbagai video yang dimaksudkan untuk menunjukkan seorang pemilih Wisconsin untuk Donald Trump diserang oleh seorang pendukung Kamala Harris yang diduga merupakan disinformasi Rusia, kata seorang profesor yang melacak aktivitas tersebut. Video tersebut telah ditonton lebih dari 30.000 kali.
Sejak saat itu, X telah membatasi akun yang mengunggah video tersebut. Begitupun memperingatkan pengguna tentang aktivitas yang tidak biasa dari akun tersebut, tetapi video tersebut tetap daring.
ADVERTISEMENT
Conley mengatakan sebagian besar kendala yang dihadapi pemilih cenderung lebih 'remeh-temeh', seperti antrean panjang, kemacetan kertas, dan pemadaman listrik.
Begitupun beberapa di antaranya, yang sudah tercatat, seperti pembaruan perangkat lunak komputer yang lambat menyebabkan pemilih di Louisville, Kentucky, tertunda. Kemudian di pedesaan Pennsylvania, gangguan perangkat lunak komputer menyebabkan beberapa surat suara tidak dapat segera dihitung, kata pejabat di sana. Lalu, di St. Clair County di Alabama, beberapa surat suara harus dicetak ulang setelah pejabat menemukan beberapa surat suara tidak memuat pertanyaan amandemen lokal dan negara bagian.
Pejabat senior ini pun meminta warga AS untuk waspada sebagaimana banyak misinformasi yang akan terjadi menjelang menit-menit akhir. Terutama apabila hasil menunjukkan para capres bersaing ketat.
ADVERTISEMENT
“Kita memang memiliki musuh asing dengan dua tujuan, satu untuk melemahkan kepercayaan rakyat Amerika terhadap lembaga demokrasi kita, dan yang kedua untuk menebarkan perpecahan partisan. Jadi, kita harus terus melihat narasi seputar jenis tujuan tersebut, baik hari ini maupun di hari-hari dan minggu-minggu mendatang," tutupnya.
Donald Trump berhasil melampaui ambang batas 270 suara elektoral untuk mendapat kursi presiden. Kemenangan Trump ditentukan lewat kemenangan di Wisconsin dan Pennsylvania. Jumlah suara elektoral Trump 277. Pesaingnya Kamala Harris mendapat 226.
Updated 7 November 2024, 10:11 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini