Bakat Terpendam Anak-anak Penyandang Disabilitas

30 April 2018 14:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Sering kali masyarakat meremehkan kemampuan mereka yang memiliki kebutuhan khusus seperti anak-anak disabilitas. Padahal, dengan penanganan dan pendidikan yang tepat, anak-anak berkebutuhan khusus ini memiliki potensi luar biasa. Seperti yang dialami oleh 38 anak berkebutuhan khusus (ABK) yang diasuh di Panti Bina Siwi.
ADVERTISEMENT
Panti yang beralamat di Komplek Balai Desa Sendangsari, Pajangan, Bantul, Yogyakarta, ini tak hanya merawat dan memberikan hunian nyaman bagi para penyandang disabilitas, namun juga kegiatan-kegiatan yang menunjang skill juga bakat.
Sugiman, seorang relawan sekaligus pendamping di Panti Bina Siwi menceritakan ada dua metode yang digunakan dalam mendidik anak-anak asuhannya.
Panti Down Syndrome (Foto: Lolita Valda Claudia/kumparan)
"Ada beberapa metode pengajaran yang dipakai dalam beberapa kegiatan. Metode pembelajaran akademik dan metode pembelajaran untuk life skill-nya," ujar Sugiman saat ditemui kumparan (kumparan.com) pada Kamis (20/4).
"Kalau yang akademik, anak dari sini kita sekolahkan di sekolahan. Mereka di sana diajar oleh guru-guru dari pemerintah (SLB).
Kalau yang life skill di sini kita dari pendamping itu ada beberapa program, misal program kerajinan, ada batik, ada batik tulis dalam bentuk kain dan kayu, sandal, boneka, kipas, menjahit, bermusik," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Lebih hebat, pelatihan tersebut dipelajari secara otodidak. Meski begitu, saat ada hal-hal yang tidak dimengerti dalam proses keterampilan life skill, Sugiman dan relawan lainnya tetap memanggil seorang pelatih khusus di bidang tersebut.
"Secara otodidak, namun jika ada hal yang tidak dimengerti atau salah dalam kegiatan tersebut tetap kami mengundang tutor untuk membetulkan. Misal batik, kami tidak punya basic batik jadi kami mengundang tutor untuk belajar membuat batik," ujarnya.
Panti Bin Siwi (Foto: Retno Wulandhari/kumparan)
Karena kegigihan dan semangat anak panti juga relawan, banyak dari mereka yang berkembang menjadi lebih mandiri. Hasil kerajinan tangan bikinan anak-anak ini lantas dijual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Bahkan hampir seluruh anak disabilitas yang tinggal di panti tersebut lihai memainkan musik tradisional dan modern seperti gitar hingga drum. Hal tersebut dilakukan, mengingat Panti Bina Siwi merupakan panti swasta yang dikelola secara mandiri sejak tahun 1989.
ADVERTISEMENT
"Ya alhamdulilah berkat kegigihan dari teman-teman sehingga kami tidak kekurangan, jadi ya apa yang bisa kita lakukan hari ini itu karena Allah menciptakan makhluknya pasti di situ ada jalan," kata Sugiman.
Anak-anak berkebutuhan khusus ini jadi bukti bahwa kelemahan pada struktur fisik atau mental yang dimiliki bukan penghalang untuk melakukan apa yang mereka sukai dan berguna untuk orang banyak.