Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru di Lumajang, Warga 2 Desa Mengungsi

18 April 2024 21:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah warga di Kecamatan Candipuro dan Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang mulai mengungsi adanya banjir lahar dingin Gunung Semeru, Kamis (18/4/2024)  Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah warga di Kecamatan Candipuro dan Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang mulai mengungsi adanya banjir lahar dingin Gunung Semeru, Kamis (18/4/2024) Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Lumajang dan lereng Gunung Semeru menyebabkan banjir lahar dingin, Kamis (18/4) malam. Debit air di aliran sungai wilayah Kecamatan Candipuro semakin tinggi.
ADVERTISEMENT
Sejumlah warga di Desa Sumberwuluh dan Jugosari, Kecamatan Candipuro, telah bersiap-siap mengungsi antisipasi adanya luapan di wilayah tersebut.
Komandan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Tanggap Bencana Kabupaten Lumajang, Darwan Darussalam, mengatakan juga terjadi longsor di wilayah Kecamatan Poncokusumo.
"Ini beberapa tim sudah meluncur untuk pantauan wilayah dan beberapa titik itu terjadi longsor selain ada getaran banjir yang lumayan. Ada sekitar 3 gelombang yang besar sekitar antara 30 sampai menuju 40," ujar Darwan kepada kumparan, Kamis (18/4).
"Untuk wilayah Kebondeli alhamdulillah masih aman, warga di bantaran sungai sudah ngungsi semua," lanjutnya.
Dalam salah satu video warga yang didapat kumparan, salah satu rumah warga di Kecamatan Poncokusumo rusak akibat tanah longsor. Namun belum diketahui lokasi pastinya.
ADVERTISEMENT
"Longsor Poncokusumo Penggal, jalur atas piket nol," tambahnya.
Erupsi Gunung Semeru pada Kamis (18/4/2024). Foto: Twitter/@PVMBG_
Ia berpesan kepada warga yang berada di sekitar bantaran sungai di Kecamatan Candipuro untuk melakukan evakuasi mandiri.
"Untuk yang berada di sekitaran DAS, dimohon untuk hati-hati meningkatkan kewaspadaannya dan siaga dikarenakan visual gunung berkabut dan hujan di daerah puncak, potensi awan panas sewaktu-waktu bisa terjadi," ungkapnya.
"Dan diimbau bagi teman-teman yang berada di sekitar tambang untuk menjauh," lanjut dia.
Saat ini, petugas masih melakukan pemantauan banjir lahar dingin yang masih berlangsung.
"Untuk tim saat ini sedang bergerak dan terus memantau perkembangan untuk pelaporan dan seterusnya antisipasi lebih awal," tandasnya.