BAP Ferdy Sambo: Putri Diperkosa hingga Dibanting Yosua di Magelang

2 September 2022 19:06 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
110
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Putri Candrawathi saat mengikuti rekonstruksi di rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo di Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan (30/8/2022). Foto: Youtube/Polri TV
zoom-in-whitePerbesar
Putri Candrawathi saat mengikuti rekonstruksi di rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo di Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan (30/8/2022). Foto: Youtube/Polri TV
ADVERTISEMENT
Peristiwa di Magelang dalam rangkaian pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat masih menyimpan misteri. Terutama soal klaim istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, tentang adanya pelecehan/kekerasan seksual yang dilakukan Yosua pada 7 Juli 2022.
ADVERTISEMENT
Pelecehan seksual ini bahkan disebut-sebut menjadi alasan utama Ferdy Sambo gelap mata lalu membunuh Yosua.
Namun, detail bagaimana pelecehan seksual itu terjadi, hingga kini belum ada pihak yang merincinya-- termasuk oleh Komnas HAM yang merekomendasikan agar pengakuan Putri itu ditindaklanjuti.
Gambaran pelecehan seksual itu sedikit banyak terkuak lewat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Irjen Ferdy Sambo yang dilihat kumparan, Jumat (2/9).
BAP itu terkait pelanggaran Kode Etik Profesi Polri (KEPP) dengan wujud membuat skenario kejadian yang tidak sebenarnya, tidak menaati dan menghormati norma hukum dan melakukan permufakatan pelanggaran KEPP terkait kasus tewasnya Brigadir Yosua.
Dalam pemeriksaan oleh Divisi Propam pada 22 Agustus 2022 itu, Sambo mengaku istrinya telah diperkosa oleh Yosua saat berada di Magelang.
ADVERTISEMENT
Saat itu, Ferdy Sambo dan Putri tengah berada di Magelang untuk mengantarkan anak mereka yang bersekolah di sana. Selama di Magelang, mereka tinggal di rumah di Kompleks Cempaka.
Di sana ada sejumlah ajudan, yaitu Bripka Ricky Rizal, Brigadir Yosua, Brigadir Deden, dan Bharada Richard Eliezer. Selain itu, ada juga sopir pribadi, Kuat Ma'ruf, dan ART bernama Susi.
Putri Candrawathi saat mengikuti rekonstruksi di rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo di Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan (30/8/2022). Foto: Youtube/Polri TV
Pada 7 Juli 2022 pukul 00.00 WIB, Sambo dan Putri merayakan ulang tahun ke-22 pernikahan mereka bersama para ajudan dan ART. Perayaan itu hanya untuk internal.
Pada 7 Juli pukul 05.00 WIB, Sambo pulang ke Jakarta menggunakan mobil yang disiapkan oleh panitia HUT Bhayangkara. Sambo bersama ajudan bernama Deden pergi Bandara Yogyakarta menuju Jakarta dengan Batik Air dan tiba sekitar pukul 07.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Di bandara, Sambo dijemput oleh Bharatu Prayogi langsung ke Mabes Polri untuk bertugas hingga malam.
Pada Jumat, 8 Juli dini hari, Sambo mengaku mendapat telepon dari Putri. Dari panggilan telepon itu, Putri mengaku Yosua telah melakukan hal kurang ajar di Magelang.
Ferdy Sambo bersama Putri Candrawathi saat rekonstruksi pembunuhan Brigadir Yosua di rumah dinasnya, di Jalan Duren Tiga Barat, Jakarta Selatan, Selasa (30/8/2022). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
"Istri saya tidak enak badan dan merasa ketakutan karena Brigadir Yosua telah melakukan sesuatu yang kurang ajar kepada istri saya, bahwa istri saya menelepon pada saya tanggal 8 Juli dini hari, menelepon sambil menangis dan ketakutan, istri saya menyampaikan bahwa Yosua telah melakukan hal kurang ajar masuk paksa ke dalam kamar istri saya," kata Sambo.
Putri lalu meminta pulang hari itu juga. Putri juga meminta Sambo tidak menghubungi ajudan lainnya tentang kejadian ini. Dia khawatir terjadi keributan di Magelang.
ADVERTISEMENT
"Dikarenakan Yosua memiliki senjata dan memiliki tubuh yang lebih besar dibanding ajudan saya yang lain, istri saya meminta agar tidak menelepon siapa-siapa, dan menyampaikan kepada saya akan disampaikan cerita yang sebenarnya pada saat tiba di Jakarta," kata Sambo.
Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi saat jalani rekonstruksi di Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan (30/8/2022). Foto: Youtube/Polri TV
Setelah itu, Sambo mulai cemas karena belum tahu betul apa yang terjadi.
"Dengan kondisi itu saya sebagai suami dan kepala rumah tangga merasa cemas dan gelisah karena saya belum mengetahui apa yang terjadi sebenarnya kepada istri saya," tuturnya.
"Istri saya pada saat menelepon terdengar seperti berbisik- bisik, ketakutan dan menangis. Karena rumah saya yang di Magelang berukuran kecil sehinga khawatir saat menghubungi saya diketahui orang lain yang berada di rumah," aku Sambo.
ADVERTISEMENT
Sambo mengikuti permintaan Putri untuk tidak menelepon siapa-siapa dan menunggu kedatangan Putri.
Setelah Putri dan rombongan tiba di rumah pribadi di Jalan Saguling, Jaksel, Sambo langsung berbicara dengan Putri. Saat itu Putri menceritakan apa yang dialaminya di Magelang.
"Istri saya melawan dan Brigadir Yosua membanting istri saya sampai lantai kamar. Dan kemudian istri saya tergeletak di pintu kamar mandi dan minta tolong kepada Sdri Susi dan Sdr Kuat," kata Sambo.
"Mereka yang menyaksikan istri saya tergeletak di depan kamar mandi," ujar Sambo.
Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi saat jalani rekonstruksi di Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan (30/8/2022). Foto: Youtube/Polri TV
Mendengar cerita itu, Sambo emosi dan marah.
"Reaksi saya sebagai suami dan kepala keluarga emosi dan marah ketika mengetahui istri saya diperlakuan seperti ini, dan itu terjadi di hari ulang tahu pernikahan saya yang ke-22," ucap Sambo.
ADVERTISEMENT
kumparan sudah menghubungi pengacara Putri, Arman Hanis, untuk mengkonfirmasi isi BAP itu, tapi belum ada jawaban.
Dalam kasus ini, berdasar sidang Komisi Kode Etik Profesi (KKEP) pada 25-26 Agustus, Sambo dipecat dengan tidak hormat.
Secara pidana, Sambo juga menjadi tersangka kasus pembunuhan berencana dan tersangka kasus menghalangi-halangi penyidikan atas kematian Brigadir Yosua.

Dugaan Kekerasan Seksual dan Komnas HAM

Konferensi Pers Komnas HAM Terkait Hasil Penyelidikan Pembunuhan Brigadir Yosua, di Komnas HAM, Jakarta, Kamis (1/9/2022). Foto: Fadhlan/kumparan
Dugaan kekerasan seksual yang dialami Putri oleh Yosua masuk dalam rekomendasi Komnas HAM yang diserahkan kepada Polri pada Kamis, 1 September 2022. Tapi, sampai saat ini belum ada bukti atau saksi yang melihat langsung adanya pemerkosaan itu.
Komnas Perempuan yang memeriksa Putri hanya mengindikasikan adanya kekerasan seksual berdasarkan keterangan Putri seorang.
ADVERTISEMENT
"Kami menemukan ada petunjuk-petunjuk awal yang perlu ditindaklanjuti oleh pihak penyidik baik oleh keterangan P [Putri], S maupun assesment psikologi tentang dugaan peristiwa kekerasan seksual ini," kata Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani.
"Kami perlu menegaskan bahwa keengganan pelapor untuk melaporkan kasusnya sedari awal itu karena merasa malu dan ini pernyataannya ya, merasa malu. Menyalahkan diri sendiri, takut pada ancaman pelaku dan dampak yang mempengaruhi seluruh kehidupannya," ungkapnya.

Pernyataan Komnas HAM soal Kekerasan Seksual di Magelang Untungkan Putri

Infografik Cuci Tangan Irjen Sambo. Foto: kumparan
Analis masalah kriminal dari UI, Reza Indragiri, sudah membaca rekomendasi Komnas HAM soal dugaan adanya kekerasan seksual terhadap Putri. Bagi dia, pernyataan Komnas HAM itu jelas menguntungkan Putri.
"Dia sekarang punya bahan untuk menarik simpati publik. Dia juga bisa jadikan pernyataan Komnas sebagai bahan membela diri di persidangan nanti. Termasuk bahkan membela diri dengan harapan bebas murni," beber Reza Indragiri dalam keterangannya, Jumat (2/9).
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

Bareskrim Hentikan Laporan Pelecehan Seksual

Putri Candrawathi pernah melaporkan kasus pelecehan/kekerasan seksual di Polres Jaksel sehari setelah terjadinya penembakan pada Yosua di rumah dinas di Duren Tiga, Jaksel.
Dia mengaku pelecehan itu terjadi di rumah dinas di Duren Tiga pada 8 Juli -- yang kemudian memicu adanya penembakan oleh Bharada Richard Eliezer terhadap Yosua.
Namun, laporan ini kemudian dihentikan Bareskrim karena tidak menemukan adanya tindak pidana yang dilaporkan Putri. Bahkan Timsus bentukan Kapolri melakukan audit investigasi terhadap laporan itu.
Penyidikan menunjukkan bahwa pelecehan di Duren Tiga itu hanya rekayasa.
Setelah penghentian laporan ini, muncullah pengakuan bahwa pelecehan tersebut berlokasi di Magelang, bukan di Duren Tiga.