BEM Undip Kecam Pemanggilan BEM UI terkait Unggahan Jokowi King of Lip Service

30 Juni 2021 10:58 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prosesi wisuda secara daring yang digelar Universitas Diponegoro (Undip) di tengah pandemi corona. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Prosesi wisuda secara daring yang digelar Universitas Diponegoro (Undip) di tengah pandemi corona. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
ADVERTISEMENT
BEM Universitas Diponegoro (Undip) mengecam Rektorat Universitas Indonesia (UI) yang memanggil pengurus BEM UI terkait unggahan Presiden Joko Widodo 'The King of Lip Service'. Postingan itu diunggah oleh BEM UI pada 26 Juni 2021.
ADVERTISEMENT
Ketua BEM Undip M. Chory Firdaus mengatakan pemanggilan pengurus BEM UI dan DPM UI terasa janggal. Sebab, unggahan oleh BEM UI itu dinilai tidak ada unsur penghinaan.
"Kemudian apakah presiden merupakan simbol negara? Dalam hal ini dapat saya sampaikan bahwasanya simbol negara yang diatur dalam UUD 1945 adalah bahwa simbol negara adalah, bendera negara, bahasa negara yakni bahasa Indonesia, lambang negara berupa Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan lagu kebangsaan Indonesia Raya," ujar Chory, Rabu (30/6).
Ia menambahkan, seharusnya kritikan yang disampaikan oleh mahasiswa ditanggapi dengan kepala dingin. Sebab, tegas Firdaus, kritikan yang dilayangkan BEM UI berdasarkan data dan analisis yang mendalam.
"Kami berpendapat bahwa konten tersebut menyajikan data terkait dengan kondisi saat ini di mana kebebasan sipil yang diberangus melalui represifitas aparat terhadap massa aksi, kebebasan berpendapat yang dibungkam melalui pasal karet dari UU ITE, pelemahan KPK yang terjadi secara sistematis, dan adanya intervensi presiden terhadap supremasi hukum," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, menurut Chory, Jokowi berkata yang sebaliknya dengan kenyataan yang terjadi.
Terkait pemanggilan BEM UI itu, ia mendesak agar kampus menjamin kebebasan berpendapat.
"Mendesak Birokrat Universitas Indonesia untuk menjamin kebebasan berpendapat yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Indonesia yang telah dijamin oleh konstitusi," tandasnya.
Pada Selasa (29/6), Presiden Jokowi akhirnya merespons kritik yang dilontarkan oleh BEM UI. Jokowi mengaku sudah seringkali diberi julukan tertentu. Mulai dari plonga-plongo hingga yang terbaru, the king of lip service.
"Itu kan sudah sejak lama, ya. Dulu ada yang bilang saya klemar-klemer, ada yang bilang juga saya itu plonga-plongo. Kemudian ada yang bilang saya ini otoriter. Kemudian ada yang ngomong saya ini bebek lumpuh dan baru-baru ini ada yang bilang saya bapak bipang dan terakhir ada menyampaikan the king of lip service," ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (29/6).
ADVERTISEMENT