Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Menhan Prabowo Subianto menerima kunjungan kehormatan dari Menhan Republik Laos, Jenderal Chansamone Chanyalath, Rabu (11/12).
ADVERTISEMENT
Staf Khusus Menhan Bidang Komunikasi Publik, Sosial-Ekonomi, dan Hubungan antar Lembaga, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan dalam pertemuan Prabowo dan Menhan Laos itu juga dilaksanakan pendatanganan MoU terkait kerja sama pertahanan kedua negara.
"Kunjungan Menhan Laos juga dalam rangka melakukan penandatanganan kerja sama pertahanan dengan pemerintah RI," ujar Dahnil melalui keterangan tertulisnya, Rabu (11/12).
Dahnil mengatakan, dalam setiap kunjungan kehormatan negara sahabat, Prabowo selalu mempromosikan sejumlah produksi senjata yang dihasilkan perusahaan nasional, PT Pindad.
Menurut Dahnil, pihak Loas tertarik dengan tawaran Prabowo terkait produksi senjata dari PT Pindad.
"Republik Laos yang tidak memiliki angkatan laut ini, juga tertarik dengan industri senjata Indonesia, dan seperti biasa Menhan Prabowo Subianto ketika bertemu Menteri Pertahanan negara lain konsisten menawarkan dan memperkenalkan produksi-produksi senjata Indonesia khususnya yang diproduksi oleh PT Pindad," ucap Dahnil.
Tawaran Latihan Militer
Tak hanya menawarkan sejumlah senjata produksi PT Pindad, kata Dahnil, Prabowo turut menyediakan sarana untuk pelatihan militer Laos. Menurutnya, hal ini adalah langkah positif untuk mendorong transfer ilmu militer kedua negara.
ADVERTISEMENT
"Prabowo juga menawarkan kesediaan agar taruna-taruna akademi militer Laos bisa belajar di Indonesia," beber Dahnil.
"Juga mempersilakan bila Angkatan Darat Laos membutuhkan pelatih-pelatih dari pasukan khusus TNI AD untuk melatih pasukan-pasukan khusus Laos, Indonesia siap membantu," sambungnya.
Dahnil memastikan kerja sama serupa akan terus diintensifkan oleh Prabowo, khususnya untuk wilayah ASEAN. Sehingga menurut Dahnil, kerja sama ini bisa memperkuat sistem pertahanan ASEAN.
"Kerja sama bilateral ini penting, mengingat negara-negara seperti Laos, Vietnam, dan Kamboja memiliki karakteristik tradisi perang gerilya yang menjadi warisan penting strategi perang, dan penting sesama negara ASEAN untuk saling bahu membahu memperkuat pertahanan regional," kata Dahnil.