Biden Minta Rakyat AS Tenang setelah Trump Ditembak

15 Juli 2024 10:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joe Biden menyampaikan pidato dari Ruang Oval Gedung Putih di Washington, DC, Amerika Serikat, Minggu (14/7/2024). Foto: Erin Schaff/Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joe Biden menyampaikan pidato dari Ruang Oval Gedung Putih di Washington, DC, Amerika Serikat, Minggu (14/7/2024). Foto: Erin Schaff/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat Joe Biden meminta rakyatnya tenang setelah Donald Trump ditembak saat berkampanye di Pennsylvania. Biden dan Trump diprediksi akan kembali bertarung pada pemilu November 2024 mendatang.
ADVERTISEMENT
Imbauan agar rakyat tenang itu disampaikan Biden dari Oval Office pada Minggu (14/7), sehari usai upaya pembunuhan terhadap Trump terjadi. Selama menjabat, Biden baru tiga kali menyampaikan pidato dari meja ruang kerjanya di Gedung Putih itu.
"Kalian tahu, rekam politik di negara ini telah menjadi begitu panas. Ini waktunya untuk mendinginkan itu," kata Biden seperti dikutip dari AFP.
Kandidat presiden dari Partai Republik sekaligus mantan Presiden Donald Trump, dikelilingi oleh agen Dinas Rahasia AS saat terjadi penembakan dalam kampanye di Butler, Pennyslvania, Sabtu, 13 Juli 2024. Foto: Evan Vucci/AP
Pria 81 tahun itu pun menegaskan, dirinya dan Trump punya tugas untuk menenangkan situasi dan kondisi jelang pemilu. Bahkan, Biden percaya AS saat ini sedang melewati masa ujian.
Sebelumnya, Biden mengakui sudah menghubungi Trump. Ia menyebut pembicaraan dengan Trump berlangsung singkat dalam suasana baik.
Upaya pembunuhan terhadap Trump terjadi saat kampanye di Butler, Pennsylvania, pada Sabtu (13/7). Pelaku upaya pembunuhan Thomas Matthew Crooks (20) ditembak mati agen Secret Service setelah melepaskan tembakan ke arah Trump.
Thomas Matthew Crooks. Foto: Bethel Park School District/via AP
Dari investigasi awal, FBI percaya Crooks beraksi sendirian. Akan tetapi motif aksi maupun ideologi yang dipegang Crooks masih samar.
ADVERTISEMENT
"Kami sedang menginvestigasi upaya pembunuhan ini, tapi kami juga melihat potensi ini sebagai aksi terorisme lokal," kata Asisten Direktur Divisi Kontraterorisme FBI, Robert Wells.