Bikin Merinding, Jutaan Kecoak Sengaja Diternak di China

11 Desember 2018 11:13 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kecoak di kandang peternakan di perusahaan farmasi Gooddoctor, Xichang, China. (Foto: REUTERS / Thomas Suen)
zoom-in-whitePerbesar
Kecoak di kandang peternakan di perusahaan farmasi Gooddoctor, Xichang, China. (Foto: REUTERS / Thomas Suen)
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian orang, kecoak itu menakutkan, menjijikkan, berdiri bulu kuduk jika melihatnya. Apalagi jika kecoak itu terbang, dobel merindingnya. Itu baru bertemu satu kecoa, apalagi jika ada jutaan atau bahkan miliaran?
ADVERTISEMENT
Di China, kecoak-kecoak ini malah jadi aset penting. Serangga dari ordo Blattodea ini bahkan diternak hingga jutaan jumlahnya. Bagi penderita Katsaridafobia (fobia kecoa) bisa pingsan jika melihatnya.
Seperti diberitakan Reuters, Senin (10/12), beberapa kota di China telah menjadikan ternak kecoak sebagai industri yang besar.
Pekerja melihat kecoak dipeternakan. (Foto: REUTERS / Thomas Suen)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja melihat kecoak dipeternakan. (Foto: REUTERS / Thomas Suen)
Kecoak-kecoak diternak untuk diolah menjadi pakan ternak yang bernutrisi tinggi dan obat-obatan tradisional China.
Ribuan kecoak ini akan dikeringkan dan digerus, serbuknya dimasukkan ke dalam pil, konon bisa menyembuhkan penyakit demam, sakit perut, hingga kebotakan. Kecoak juga bisa diolah menjadi makanan ringan warga di China.
Sejumlah anak memakan kecoa goreng di desa Changning, provinsi Sichuan, China. (Foto: REUTERS / Thomas Suen)
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah anak memakan kecoa goreng di desa Changning, provinsi Sichuan, China. (Foto: REUTERS / Thomas Suen)
Salah satunya di perusahaan Qiaobin Agricultural Technology Co, kota Jinan, provinsi Shandong, yang menjadi salah satu pusat ternak kecoak. Di tempat ini, kecoak-kecoak selain menguntungkan secara ekonomi juga membantu mengatasi masalah sampah.
ADVERTISEMENT
Betapa tidak, setiap harinya jutaan kecoak ini diberi makan limbah dapur hingga 50 ton, setara tujuh gajah dewasa. Setiap paginya, limbah-limbah dapur di kota itu dipasok ke pabrik Qiaobin, dan diolah untuk disalurkan ke kandang-kandang kecoak.
"Kecoak-kecoak adalah solusi bio-teknologi untuk memproses limbah dapur," kata Liu Yusheng, presiden Asosiasi Industri Serangga Shandong.
Pekerja memilah sampah dapur untuk memberi makan kecoak. (Foto: REUTERS / Thomas Suen)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja memilah sampah dapur untuk memberi makan kecoak. (Foto: REUTERS / Thomas Suen)
Ternak kecoa juga bisa ditemui di Sichuan. Li Bingcai, warga lokal, bahkan rela meninggalkan bisnis ponselnya dan investasi ternak kecoa hingga 1 juta yuan, lebih dari Rp 2 miliar.
Kecoak di peternakannya diolah menjadi pakan babi dan ikan, juga disalurkan ke perusahaan obat tradisional. Saat ini, Li punya 3,4 juta kecoa di peternakannya.
"Orang melihat bisnis ini aneh. Tapi nilai ekonominya besar," kata Li yang menargetkan membuka 20 rumah ternak kecoak.
Warga menunjukkan lokasi ternak kecoak di kediamannya. (Foto: REUTERS / Thomas Suen)
zoom-in-whitePerbesar
Warga menunjukkan lokasi ternak kecoak di kediamannya. (Foto: REUTERS / Thomas Suen)
Di Sichuan juga ada perusahaan ternak kecoak bernama Gooddoctor yang memiliki 6 miliar kecoak. Di tempat ini, ketika kecoak mati di usia enam bulan, mereka diolah menjadi obat yang dikemas di botol.
ADVERTISEMENT
"Esens kecoak bagus untuk menyembuhkan sariawan, luka di kulit, bahkan kanker perut," kata Wen Jianguo, manajer Gooddoctor.
Wen mengatakan saat ini perusahaannya tengah meneliti kecoak untuk dibuat masker kecantikan dan pil diet.
Sejumlah pekerja mengawasi pengemasan ramuan cair yang terbuat dari kecoak. (Foto: REUTERS / Thomas Suen)
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pekerja mengawasi pengemasan ramuan cair yang terbuat dari kecoak. (Foto: REUTERS / Thomas Suen)