Bima Arya Curhat ke Nadiem soal Kuota: Saya Banyak Terima Japri Ibu-ibu Galak

30 Juli 2020 13:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto dalam diskusi “Evaluasi Publik dan Isu-isu Nasional Dalam 100 Hari Jokowi-Amin” di Senayan, Jakarta, Minggu (16/2). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto dalam diskusi “Evaluasi Publik dan Isu-isu Nasional Dalam 100 Hari Jokowi-Amin” di Senayan, Jakarta, Minggu (16/2). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Wali Kota Bogor, Bima Arya, ikut mendampingi Mendikbud Nadiem Makarim dalam meninjau sejumlah sekolah di Kota Bogor. Dalam kesempatan itu, Bima sempat mengeluarkan seluruh keluh kesahnya selama pembelajaran jarak jauh diterapkan.
ADVERTISEMENT
Bima menuturkan, hampir setiap hari dirinya mendapat pesan dari para orang tua siswa. Mereka mengeluhkan soal masalah kuota yang dinilai memberatkan kondisi keuangan keluarga.
"Saya banyak menerima japri ibu-ibu yang galaknya setengah mati sama saya. Mereka bilang, Pak Wali, saya ini stres, suami saya nganggur, saya harus jaga anak, harus ngurus suami, harus beli kuota dan lain-lain. Jadi masalah keuangan," kata Bima kepada Nadiem saat meninjau SDN Polisi 1 Bogor, Kamis (30/7).
Masalah kuota dalam kaitan pembelajaran jarak jauh memang menjadi persoalan utama bagi para siswa dan orang tua. Sebab, masih banyak keluarga yang tidak mampu sehingga mereka tidak sangup untuk membeli kuota.
Selain itu, Bima juga menyampaikan mengenai permasalahan kurikulum yang harus diterapkan dalam pandemi COVID-19. Sebab masih banyak sekolah yang kesulitan dalam menyusun kurikulum.
ADVERTISEMENT
"Persoalan silabus atau kurikulum. Di sini Pak Menteri lihat guru-gurunya sangat inovatif dan kreatif. Tetapi banyak yang mati gaya Pak Menteri, banyak yang buntu, karena kualitas berbeda dengan SD1 ini. SD lain banyak yang enggak sampai, binggung," ucap Bima.
Bima juga menyampaikan kepada Nadiem masih banyak infrastruktur di sejumlah sekolah di Bogor yang masih belum memadai. Terutama dalam akses internet. "Jadi mereka yang belum beruntung memiliki akses," ucap Bima.
Mengenai masalah kuota internet, Nadiem mengatakan jika dana BOS kini sudah bisa digunakan untuk membeli kuota para siswa dan orang tua. Nadiem meminta agar dana BOS itu bisa digunakan dengan sebaik mungkin.
"100 persen dana BOS diberikan fleksibilitas untuk membeli pulsa anak dan orang tuanya. Bisa itu sudah kita bebaskan. Di masa darurat COVID-19 boleh digunakan untuk pembelian pulsa guru, sekolah dan orang tua untuk anak. Jadi kalo ada syarat cost yamg ekstra yamg perlu membantu orang tua yang paling membutuhkan dari segi biaya tiga anak, itu boleh dipergunakan untuk murid," tutur Nadiem.
ADVERTISEMENT