Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
BIN: Terorisme Persoalan Isi Kepala, Perut dan Hati
3 Juni 2017 11:42 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Pemerintah selama ini melakukan upaya deradikalisasi terhadap para mantan napi terorisme dan keluarganya. Menurut Direktur Komunikasi dan Informasi BIN Wawan Hari Purwanto, sejauh ini upaya tersebut cukup efektif.
ADVERTISEMENT
"Saya yakin 95 persen deradikalisasi berhasil," ujar Wawan dalam diskusi Polemik Sindo Trijaya di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (3/6).
Wawan menjelaskan, selama ini upaya deradikalisasi disesuaikan dengan minat dan hobi para mantan napi teroris dan keluarganya. Anak-anak mantan teroris juga banyak yang diberi santunan dan fasilitas pendidikan.
"Ini persoalan isi kepala, perut dan hati. Makanya seluruh elemen ada kerja sama internasional, pelaku ini ada yang back up," katanya.
Menurut Wawan, selama ini isu terorisme berbelit kepentingan politik, baik politik internasional maupun keinginan untuk tetap eksis di dalam negeri. "Kepentingan menggunakan pihak ketiga, musuh yang paling besar Islam maka dipakai Islam membenturkannya," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Yang penting menurut Wawan, radikalisme harus ditangkal dari pihak paling dekat, yakni keluarga. Jika keluarga sudah menanamkan kontra radikalisme sejak awal, maka paham tersebut tidak mudah menyusup.
Oleh karena itu Wawan menyarankan agar revisi UU Terorisme segera dituntaskan. Yang paling penting, menurutnya adalah penekanan pada upaya preventif.
"Beberapa kali saya beri masukan di DPR. DPR terbelah ada pro dan kontra, karena habisi teroris bisa, tapi 'isme'nya enggak bisa," katanya.