Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan musim hujan diperkirakan berlangsung sampai bulan Maret 2020.
“Awal atau pertengahan November sebagian besar wilayah akan di akan mulai ada awan, dan diprediksi menjadi hujan. Sehingga di akhir tahun 2019 ini diperkirakan musim hujan sudah mulai berlangsung di bulan November,” kata Dwikorita di kantor BMKG , Jakarta Pusat, Kamis (31/10).
Dia melanjutkan, puncak musim hujan akan terjadi pada bulan Januari hingga Februari 2020. Saat itu sebagian besar wilayah Indonesia curah hujan akan tinggi.
“Puncaknya di bulan Januari dan Februari. Dan puncaknya ini diperkirakan akan lebih basah, artinya curahnya akan lebih tinggi,” ujar Dwikorita.
Maka itu, Dwikorita mengimbau masyarakat mulai bersiap menyambut musim hujan. Termasuk mengantisipasi bencana yang biasanya terjadi di musim hujan, misal banjir dan longsor.
ADVERTISEMENT
“Ini perlu kami sampaikan beberapa bulan sebelumnya agar kita bisa mengantisipasi dini. Tentunya kalau kita tidak mengantisipasi bencana longsor, banjir, akan terulang lagi seperti tahun-tahun sebelumnya,” ucapnya.
Akan tetapi, meski Januari-Februari puncak musim hujan, ada sebagian daerah yang sudah mulai kemarau. BMKG menyebut hal tersebut sebagai fenomena kontradiksi iklim.
Kontradiksi itu akan terlihat di Sumatera, khususnya di wilayah Riau, Sumatera Utara dan Aceh. Di daerah-daerah tersebut, akan terjadi kemarau yang berpotensi menimbulkan kebakaran hutan.
“Tapi khususnya wilayah Sumatera Utara, Aceh, dan Riau, terutama di pantai sebelah timur, itu mengalami musim kemarau, meski pun saat itu Indonesia musim hujan. Jadi di wilayah timur Sumatera itu potensi karhutla, bagian barat berpotensi longsor,banjir,” ungkap Dwikorita.
ADVERTISEMENT