Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
BNPT: Metamorfoshow di TMII Diduga Kuat HTI, Hanya Berubah Bentuk
23 Februari 2024 19:08 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) buka suara terkait acara bertajuk "Metamorfoshow: It's Time to be One Ummah" yang diselenggarakan oleh HTI di Teater Tanah Airku, TMII, Cipayung, Jaktim.
ADVERTISEMENT
Direktur Deradikalisasi BNPT, Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid, mengatakan besar indikasi acara itu berkaitan dengan HTI, merujuk pada pembicara dan subtansi narasi yang dikembangkan dalam kegiatan tersebut.
“Dugaan kuat itu terkait HTI, memang tidak mungkin mereka akan meminta izin dengan memakai atribut HTI, tetapi dari aspek subtansi kegiatan, penyelenggara, dan pembicaranya terkait dengan HTI, makanya mereka berkedok acara Isra Mikraj dengan subtansi tentang penegakan khilafah”, jelas Nurwakhid dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (23/2).
Nurwakhid menilai organisasi itu telah bermetamorfosis. Bergerak tidak secara terang-terangan dan menyusup ke anak-anak muda guna melanggengkan ideologinya.
“Metamorfosa itu hanya perubahan fisik dan bentuk, tetapi tidak mengubah subtansi. Begitulah HTI, juga sedang mengalami proses metamorfosa dari organisasi resmi menjadi gerakan dengan beragam nama, tetapi subtansi ideologi dan ajarannya sama," terangnya.
ADVERTISEMENT
Baginya, sejak 2017 dijadikan sebagai organisasi terlarang, HTI tidak sepenuhnya tumbang. Bahkan, pergerakan mereka, katanya, sekarang justru jadi menggunakan jalur-jalur bawah tanah yang sulit diendus petugas.
“Pembubaran HTI kan sebenarnya bukan solusi tuntas, selama ideologinya tidak bisa dilarang, organisasi ini bisa berkamuflase dalam bentuk gerakan, narasi dan organisasi non formal. Secara narasi, kelompok ini saat ini lebih memilih menggunakan kata one ummah sebagai kamuflase khilafah, itulah sebenarnya strategi metamorfosa,”sambungnya.
Nurwakhid memperingatkan, selama ideologinya tidak dilarang dan diatur, besar kemungkinan organisasi ini akan muncul dengan nama-nama baru ke depannya.
“Sejak dulu saya menegaskan pentingnya pelarangan aspek penyebaran ideologinya yang bertentangan dengan dasar negara, selama ini belum dilakukan tugas kita tentu membentengi anak-anak muda dari virus ideologi HTI dalam berbagai bentuk nama organisasi dan kegiatan," tutupnya.
Kepolisian sendiri membenarkan sebagai pihak yang memberikan izin keramaian untuk acara tersebut. Sebab, pihak TMII mengajukan acara tersebut sebagai perayaan Isra Mikraj.
ADVERTISEMENT
"Mereka tidak menggunakan nama HTI ataupun simbol HTI," ujar Kapolres Jakarta Timur, Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly saat dihubungi.
Kendati demikian, sejalan dengan pernyataan pihak TMII, kepolisian tengah melakukan investigasi atas peristiwa ini. Nicolas memastikan akan memanggil pihak penyelenggara acara untuk meminta klarifikasi.
"Iya [memanggil pihak penyelenggara acara]," tutupnya.
Penjelasan TMII
Manajemen TMII memberikan penjelasan bahwa penyelenggara acara yang bertajuk "Metamorfoshow: It's Time to be One Ummah," diajukan pada tanggal 7 Februari 2024 untuk memperingati Isra Mikraj di Teater Tanah Airku.
Dalam pengajuan itu, panitia juga mengajukan permohonan untuk mendapatkan free pass dan shuttle untuk kegiatan mereka.
"Terkait permohonan free pass ini manajemen TMII tidak mengabulkan dan tetap berbayar sesuai ketentuan," ujar Kepala Seksi Humas TMII, Novera Mayang, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (22/2).
ADVERTISEMENT
TMII mengatakan pengelolaan Teater Tanah Airku berada di tangan pihak ketiga, sehingga ketika pengajuan berkegiatan diterima, manajemen langsung berkoordinasi dengan Polsek Cipayung terkait izin keramaian pada tanggal 9 Februari 2024.
"Dengan tembusan kepada Kapolres Metro Jakarta Timur dan Kasat Intelkam Polres Metro Jakarta Timur perihal acara peringatan Isra Mikraj 1445 H di Gedung Teater Tanah Airku TMII," sambungnya.
Mayang mengatakan, terkait konten dan substansi dari kegiatan sepenuhnya ada di tangan penyelenggara. TMII hanya pengelola kawasan.
"Pada saat berlangsungnya acara tidak terdapat atribut yang terpasang di area luar Gedung Teater Tanah Airku. Juga tidak terjadi gangguan kondusifitas keamanan dan kenyamanan pengunjung TMII lainnya," terang Mayang.
Kendati demikian, Mayang memastikan manajemen TMII berkoordinasi penuh dengan kepolisian dalam investigasi permasalahan ini.
ADVERTISEMENT
"Saat ini pihak kepolisian sedang berkoordinasi bersama Manajemen TMII untuk melakukan investigasi," tutupnya.
Berdasarkan informasi yang viral di media sosial X, dijelaskan pemandu acara dan tokoh yang hadir ada orang-orang yang sebelumnya berada di organisasi yang dilarang pemerintah itu. Salah satunya adalah Ismail Yusanto, eks Jubir HTI.
Untuk diketahui, organisasi Hizbut Tahrir sudah dibubarkan oleh Kementerian Hukum dan HAM pada tahun 2017 lalu. Wiranto kala itu yang menjabat membubarkan organisasi tersebut dengan salah satu alasannya adalah bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.