BNPT: Penyebaran Paham Radikal di Sekolah Masuk Secara Online dan Offline

12 Desember 2024 16:54 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Acara peninjauan Sekolah Damai oleh BNPT di SMAN 13 Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (12/12/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Acara peninjauan Sekolah Damai oleh BNPT di SMAN 13 Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (12/12/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkapkan salah satu corong penyebaran paham radikal-terorisme ada di lingkungan sekolah. Corong tersebut dikatakan berasal dari alumni-alumni.
ADVERTISEMENT
Kepala BNPT Komjen Pol Eddy Hartono mengatakan penyebaran paham yang merusak keutuhan berbangsa itu saat ini terbagi dua, yakni secara online dan offline.
Secara online, Eddy mengatakan disebarkan melalui handphone yang dimiliki murid.
"Nah, online inilah yang sekarang kita sedang bekukan karena kan anak-anak sekarang kan siapa yang enggak punya alat komunikasi, kan, Pak? Nah, itu yang selalu kita lakukan monitoring dan pengawasan dan melakukan langkah mitigasi," terang Eddy kepada wartawan usai meninjau SMAN 13 Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (12/12).
Sementara secara offline, Eddy membenarkan bahwa salah satu corongnya adalah alumni. Utamanya, kata dia, adalah dari interaksi yang terjadi dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Acara peninjauan Sekolah Damai oleh BNPT di SMAN 13 Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (12/12/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Acara peninjauan Sekolah Damai oleh BNPT di SMAN 13 Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (12/12/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Kepala BNPT Komjen Pol Eddy Hartono meninjau Program Sekolah Damai yang berlangsung di SMAN 13 Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (12/12/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Kepala BNPT Komjen Pol Eddy Hartono meninjau Program Sekolah Damai yang berlangsung di SMAN 13 Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (12/12/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
"Ya, salah satunya bisa juga. Juga bisa di lingkungan sekolah itu bisa," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Pernyataan Eddy ini sendiri melengkapi temuan dari Wahid Foundation yang disampaikan oleh Senior Policy and Development Advisor Wahid Foundation Mujtaba Hamdi pada sambutan di SMA yang telah menjalankan program Sekolah Damai.
Mujtaba menjadi salah satu pihak yang memberikan sambutan dalam acara kunjungan BNPT ke sekolah tersebut yang juga diikuti oleh pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana.
"Tentu Pak Kepala sudah maklum bagaimana penetrasi ideologi, ekstremisme kekerasan ke dalam sekolah, itu ternyata banyak melalui jalur alumni-alumni yang masuk melalui organisasi siswa. Nah menyadari hal itu kami melihat bahwa organisasi siswa ini juga penting untuk kita suntikan bagaimana programmingnya, bagaimana penguatannya yang selaras dengan nilai-nilai toleransi dan perdamaian," ujar Mujtaba.
Untuk diketahui program Sekolah Damai digagas oleh Wahid Foundation sejak 2017 dengan dukungan Australia Indonesia Partnership for Justice 2 (AIPJ 2) di sekolah tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain di sana, program itu diluncurkan di beberapa provinsi lain, seperti Jawa Timur, Jakarta, dan Jawa Barat. Program ini terus berkembang sebagai pendekatan strategis dalam mendukung pendidikan toleransi dan perdamaian.
Ada pun pelaksanaan program ini di SMAN 13 dinyatakan sebagai percontohan lantaran pelaksanaannya yang baik. Oleh karenanya, dengan berbekal hasil dari sekolah itu, BNPT berupaya untuk menerapkan program Sekolah Damai secara nasional.