Cagub Sumut Bobby Nasution

Bobby Berpotensi Tumbangkan Petahana di Sumut, Airin Digdaya di Banten

25 November 2024 18:57 WIB
·
waktu baca 10 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Walau lekat dengan isu nepotisme, Bobby Nasution punya kans besar memenangi pertarungan Pilgub Sumatera Utara. Airin Rachmi Diany di Banten juga cukup digdaya.
***
Tensi panas debat kedua Pilgub Sumatera Utara di Hotel Santika Dyandra Medan, Rabu (6/11) malam, merembet hingga ke luar ruangan. Seusai usai, wajah Edy Rahmayadi, cagub Sumut nomor 2 dari PDIP, terkena lemparan botol air mineral saat hendak menuju mobilnya.
Rival Edy, Bobby Nasution, juga merasakan ketegangan malam itu. Saat hendak meninggalkan lokasi debat, mobil Bobby Nasution dilempari batu oleh kelompok yang tak dikenal.
Kericuhan di debat malam itu tak terhindarkan. Suasana memanas. Pendukung masing-masing paslon meneriakkan yel-yel dengan nada menyinggung program dan kinerja satu sama lain.
Tak hanya pendukung, Bobby dan Eddy pun tak segan saling serang dalam debat. Edy beberapa kali menyinggung penggunaan privat jet oleh Bobby saat jadi Wali Kota Medan hingga persoalan KKN alias korupsi, kolusi, dan nepotisme. Edy bahkan terang-terangan menyenggol Bobby lewat isu ‘Blok Medan’.
Pasangan calon nomor urut 01 Bobby Nasution dan Surya saat Debat Pilgub Sumatera Utara 2024 di Santika Dyandra Hotel, Kota Medan, Rabu (6/11/2024). Foto: Dok. Istimewa
Blok Medan adalah istilah yang muncul dalam pusaran korupsi izin tambang di Maluku Utara. Istilah tersebut pertama kali diungkap Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Malut, Suryanto Andili, saat bersaksi di Pengadilan Negeri Ternate untuk terdakwa eks Gubernur Malut, Abdul Gani Kasuba. Suryanto menyebut nama Bobby dan istrinya, Kahiyang Ayu, yang juga anak mantan presiden Joko Widodo, dengan istilah ‘Blok Medan’.
Sebaliknya, Bobby menilai Edy yang notabene sebagai petahana tak melakukan apa-apa selama menjabat. Menurut Bobby, banyak jalan-jalan rusak di Sumut hingga beberapa daerah tak diperhatikan.
Debat mendebat, singgung-menyinggung kedua pasangan calon menambah ketegangan masing-masing pendukung. Sampai-sampai pada debat terakhir, polisi harus menurunkan 700 personel untuk mencegah keributan.
Walau ketegangan terjadi setiap sesi debat Pilgub Sumut, namun sengitnya persaingan tak nampak bila dilihat berdasarkan hasil survei. Jajak pendapat berbagai lembaga survei menunjukkan elektabilitas yang jomplang antara kedua paslon.
Cagub 02 Pilgub Sumut Edy Rahmayadi tiba jelang Pilgub Sumut 2024 di Santika Dyandra Hotel, Medan, Sumut, Rabu (6/11/2024). Foto: Tri Vosa/kumparan
Berdasarkan data survei, Bobby Nasution yang berpasangan dengan Surya unggul cukup jauh di atas paslon Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala. Bobby-Surya yang diusung KIM Plus: Gerindra, Golkar, PAN, NasDem, PKS, PKB, Demokrat, PSI, Perindo, PPP, dan PSI punya kans besar menumbangkan Edy sebagai petahana yang hanya diusung PDIP, Hanura, Gelora, Partai Buruh, Partai Ummat, dan PKN.
Hasil survei Indikator Politik menunjukkan Bobby-Surya unggul dengan dukungan 62%, sementara Edy-Hasan hanya mendapat suara sebesar 29,1%. Tersisa 8,8% warga yang belum menentukan pilihan. Survei ini dilakukan pada 28 Oktober-3 November 2024 terhadap 2,290 responden.
Litbang Kompas juga memperlihatkan tren serupa, Bobby-Surya unggul jauh dari pasangan Edy-Hasan. Angkanya 44,9% berbanding 28% dengan suara yang belum menentukan pilihan sebanyak 27,2%. Survei Litbang Kompas dilakukan pada 22-28 Oktober melalui wawancara tatap muka terhadap 800 responden.
Angka survei yang sangat jomplang menjadi penanda bahwa pertarungan Pilgub Sumut tak akan seketat provinsi lain, seperti Pilkada Jakarta dan Jawa Tengah. Persaingan di Sumut tak sepanas saat debat.
Simulasi Pilgub Sumatera Utara oleh Indikator Politik. Foto: Dok. Indikator Politik Indonesia
Peneliti Indikator Politik, Bawono Kumoro, menilai Bobby akan menang mudah karena selisih keunggulannya atas Edy sangat jauh. Selisihnya sudah di atas margin of error survei 2,5%. Sehingga secara statistik, meskipun nanti ada pergeseran dari angka survei, tapi tak akan mengubah keunggulan Bobby.
“Kalau tidak ada sesuatu hal luar biasa yang terjadi, nampaknya Bobby Nasution-Surya akan melenggang, memenangi pertarungan di Pilgub Sumatera Utara,” ujar Bawono kepada kumparan, Kamis (21/11).
Keunggulan popularitas Bobby meningkat karena sisi lain kepuasan publik terhadap Edy Rahmayadi sebagai petahana tidak cukup ngangkat. Selama lima tahun memimpin, Edy tidak dapat meyakinkan masyarakat Sumut untuk kembali menjabat di periode kedua.
“Temuan rilis survei kami, kalau ditanya ‘Apakah Bapak-Ibu menginginkan atau tidak menginginkan kembali Edy Rahmayadi sebagai Gubernur Sumatera Utara mendatang?’, [jawaban] antara mereka yang menjawab menginginkan dan tidak menginginkan terbelah cukup besar,” kata Bawono.
Calon Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution dan Calon Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi berjabat tangan pada syukuran pelantikan anggota DPRD Sumut Fraksi Hanura, Riri Stephanie, di Santika Premiere Dyandra Hotel pada Selasa (17/9/2024). Foto: Dok. Istimewa
Hasil survei Indikator Politik menunjukkan hanya 31% warga yang ingin Edy kembali jadi Gubernur Sumut, sedangkan 51,8% menjawab sebaliknya, dan 17,2% warga tak menjawab. Angka tersebut berkelindan dengan suara ketidakpuasan terhadap kinerja Edy sebagai Gubernur Sumut yang cukup signifikan di angka 41,6%
Kondisi ini tentu menguntungkan Bobby. Menurut Bawono, dalam situasi head to head dan petahana tak mampu meyakinkan publik, maka penantang baru punya peluang besar merebut panggung.
Approval rating Edy Rahmayadi sebagai petahana tidak terlalu baik di mata publik Sumatera Utara,” ucap Bawono.
Di samping itu, masih menurut survei Indikator, mayoritas warga Sumut menilai kinerja Bobby di Medan cukup memuaskan. Angka responden yang puas sebesar 70,4% berbanding 16,3% yang tidak puas, sementara 13,4% responden tidak menjawab.
Presiden Jokowi didampingi Wali Kota Medan Bobby Nasution saat makan durian bersama para pemimpin redaksi (pemred) media nasional dan lokal Sumatra Utara, di Medan, Rabu (8/2/2023). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden

Peran Jokowi Dongkrak Elektabilitas Bobby?

Di awal pencalonan, Bobby dilekatkan dengan isu dinasti politik Jokowi. Ia semakin kuat dengan dukungan bejibun partai pendukung pemerintah, KIM Plus, yang turut mengalihkan dukungan ke menantu Jokowi tersebut.
Namun, Pilgub Sumut sesungguhnya bukan hanya pertarungan head to head PDIP melawan KIM Plus, tapi juga berhadapan dengan kekuatan maupun pengaruh Jokowi.
Bawono menyebut, pengaruh Jokowi merupakan salah satu faktor yang mengangkat elektabilitas Bobby. Terlebih, citra Jokowi di akhir pemerintahannya, khususnya di Sumut masih sangat tinggi. Masyarakat Sumut disebut puas dengan kinerja 10 tahun Jokowi sebagai presiden.
Jajak pendapat yang dilakukan Litbang Kompas menunjukkan kepuasan warga Sumut terhadap Jokowi di angka 71%, sementara survei Poltracking di angka 78,7%.
Walau demikian, menurut Litbang Kompas, efek endorsement Jokowi di Sumut tak sebesar Prabowo. Sebanyak 42% responden di Sumut mempertimbangkan dukungan Prabowo terhadap salah satu paslon. Sedangkan responden di Sumut yang mempertimbangkan dukungan Jokowi sebesar 35%.
“Tentu saja ada pengaruh faktor itu [Jokowi], ada dampak positifnya terhadap Bobby,” ucap Bawono.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan. Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI), Djayadi Hanan, mengatakan Bobby sudah diperkirakan sejak awal akan mendominasi Pilgub Sumut. Sebab Bobby punya modal keterkenalan tinggi. Di sisi lain, Edy tak kokoh meyakinkan publik Sumut.
Kata Djayadi, Bobby memang terkenal karena faktor dinasti. Mesin-mesin politik merapat ke Bobby karena ia menantu Jokowi. Namun kini, timpal Djayadi, wajah dinasti Jokowi bukanlah faktor dominan yang mendongkrak elektabilitas Bobby.
“Sekarang sudah berbeda, Bobby sudah melakukan usaha selama beberapa tahun menjadi Wali Kota [Medan], dia juga berkampanye untuk menjadi gubernur. Artinya bukan hanya faktor dinasti, tapi juga faktor sosialisasi,” terang Djayadi, Jumat (22/1).
Bobby Nasution saat dipakaikan jaket PDIP Perjuangan. Foto: Dok. Istimewa
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai Pilgub Sumut, bersama Pilkada Jakarta, Jateng, Jatim, dan Pilkada di DIY, sudah diatur Jokowi. Informasi tersebut didapat Hasto dari pakar militer, Connie Rahakundini Bakrie, usai bertemu Mr X yang disebut punya akses ke KPK dan Kepolisian.
“Mr X mengatakan bahwa daerah tersebut sudah diatur dan calon Pak Jokowi akan menang sehingga jangan diganggu. Jika saya terus bergerak maka status tersangka akan dikeluarkan,” kata Hasto dalam keterangannya, Sabtu (23/11).
Hasto mengaku diancam ditersangkakan dengan kasus-kasus tak jelas. Kader-kader PDIP di daerah-daerah itu juga disebut diintimidasi dengan menggunakan instrumen kepolisian atau disebutnya sebagai ‘partai coklat’.
“Partai cokelat itu super powerful karena mereka punya agenda-agenda politik terhadap aliansi kekuasaan sang Raja dengan Jokowi,” jelas Hasto.
Bersamaan dengan isu cawe-cawe Jokowi di Sumut, Bobby dinilai bakal kokoh di puncak jelang hari pencoblosan, 27 November. Bobby dianggap hanya tinggal menunggu waktu dilantik sebagai gubernur. Kemenangan baginya sudah di depan mata. Timses Bobby pun menargetkan kemenangan 65%.
Info A1 kumparan - Airin Rachmi Diany Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Airin Tak Tertandingi di Banten

Sama seperti Bobby, cagub Banten Airin Rachmi Diany juga sulit tertandingi. Elektabilitas Airin unggul jauh dari pesaingnya, Andra Soni, yang diusung sebagian besar partai KIM Plus.
Survei LSI menunjukkan elektabilitas pasangan Airin-Ade Sumardi unggul telak dari pasangan Andra Soni-Dimyati Natakusumah dalam simulasi head to head. Airin-Ade mendapatkan 73,7%, sementara Andra-Dimyati hanya di kisaran 12,2%, dan yang belum menentukan pilihan 14,1%.
Dalam hal elektabilitas individu, Airin masih unggul sangat jauh dengan angka 77,3%, sementara Andra Soni hanya 10%. Angka ini berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan 27 Juli hingga 4 Agustus 2024 terhadap 800 responden dengan toleransi kesalahan (margin of error) ±3.5 persen.
Faktor keunggulan Airin yang sangat tinggi disebut buah dari rekam jejak sebagai Wali Kota Tangerang Selatan. Ia juga termasuk politisi yang sudah lama mensosialisasikan diri untuk maju Pilgub Banten.
Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Banten Ratu Tatu Chasanah (tengah) dan Airin Rachmi Diany (kanan). Foto: kumparan
Airin sebenarnya juga bagian dari dinasti lama di Banten, Ratu Atut Chosiyah. Airin merupakan ipar dari Ratu Atut. Airin adalah istri dari Tubagus Chaeri Wardana, adik Atut.
Loyalis keluarga Atut yang dinilai masih kental di Banten menjadi salah satu mesin dan kekuatan Airin. Meski di sisi lain, kader andalan Golkar tersebut tetap punya modal sendiri setelah dua periode memimpin Kota Tangsel.
“Airin memang anggota dinasti, tentu dia punya kekuatan mesin di situ, dinasti Ratu Atut. Tapi jangan lupa Airin itu sudah lama jadi pejabat, dua kali jadi Wali Kota Tangsel. Prestasinya enggak buruk-buruk amat, tidak excellent, tapi buruk juga tidak,” ungkap Djayadi.
Faktor lain, kata Djayadi, karena Airin sudah lama mendeklarasikan diri dan berkampanye untuk Pilgub Banten. Sementara penantangnya, Andra Soni, adalah orang baru yang tidak pernah diperkirakan ikut dalam kontestasi Pilgub Banten.
“Jadi di Banten sama Sumatera Utara 2 faktor itu. Oke faktor dinasti berpengaruh, tapi yang lebih menonjol sekarang itu sosialisasi [Airin dan Bobby] yang sudah berjalan sangat panjang,” kata Djayadi menyimpulkan.
Calon Gubernur Banten Andra Soni bersama ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Dalam video pendek yang tersebar di media sosial, Prabowo menyatakan jika Andra akan bekerja keras untuk kesejahteraan rakyat Banten. Foto: ANTARA/HO-Istimewa
Kedigdayaan Airin di Banten sebenarnya sudah diantisipasi lawan politiknya jauh-jauh hari. Airin hampir gagal maju sebagai cagub karena mayoritas parpol diborong masuk KIM Plus untuk mengusung Andra Soni. Peristiwa yang sempat menimbulkan ketegangan antara Gerindra dan Golkar.
Padahal Airin saat kampanye Pilpres 2024 pernah di-endorse Prabowo maju Gubernur Banten, tapi nyatanya Gerindra dan KIM memutuskan mendukung Andra Soni-Dimyati.
Bahkan Golkar, partai yang membesarkan nama Airin, awalnya tak mendukung kadernya sendiri. Partai beringin itu terpaksa ikut keputusan KIM plus. Ketegangan Gerindra dan Golkar soal penentuan Cagub di Banten ini juga pernah ditulis kumparan dalam tajuk ‘Seteru dalam Sekutu’ dan ‘Anies Dijegal, Airlangga Terjungkal’.
Sempat putus harapan karena tak dapat tiket maju, kartu Airin hidup kembali usai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) nomor 60/PUU-XXII/2024 menurunkan ambang batas pencalonan kepala daerah setara calon independen. Putusan yang sempat hendak dianulir DPR ini mengubah eskalasi politik jelang pendaftaran calon kepala daerah. Lewat putusan tersebut, partai di luar KIM Plus bisa mengusung calon sendiri.
Airin Rachmi Diany tiba di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (26/8/2024). Foto: Syawal Darisman/kumparan
Putusan progresif MK membuka kembali peluang para calon-calon yang tak dapat tiket imbas semua partai ditarik ke KIM plus. Siasat KIM plus melawan kotak kosong di beberapa daerah strategis juga pupus.
Airin termasuk yang ‘hidup’ kembali untuk memperebutkan kursi tertinggi Banten. Ia berhasil meyakinkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan mendapatkan rekomendasi partai banteng.
Airin yang berdarah kuning maju lewat PDIP. Meski belakangan, sehari usai Airin diumumkan resmi PDIP sebagai salah satu cagubnya, Golkar tiba-tiba berubah pikiran dan kembali mendukung Airin. Tersajilah kemudian pertarungan di Banten antara PDIP berhadapan dengan semua partai yang dikomandoi Gerindra.
Andra Soni-Dimyati diusung Gerindra, PKS, Demokrat, PKB, NasDem, dan PAN. Sementara Airin-Ade didukung PDIP dan Golkar. Kendati dari segi mesin parpol Andra Soni-Dimyati lebih unggul, bahkan di-endorse langsung Presiden Prabowo Subianto seperti dilihat di laman Instagram Andra Soni, tapi Airin-Ade diyakini punya kans besar memenangkan pertarungan.
Cagub-cawagub nomor urut 1 Airin Rachmi Diany (kiri) dan Ade Sumardi (kanan) menyampaikan program kerja pada debat kedua calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur Provinsi Banten di Jakarta, Kamis (7/11/2024). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
Elektabilitas Airin sudah tinggi bahkan jauh sebelum pendaftaran Pilkada. Dan kata Djayadi, popularitas Airin tak pernah turun selama dua tahun terakhir. Ia selalu tertinggi. Sebaliknya, Andra Soni sebagai pendatang baru sulit menandingi Airin.
Sama seperti Bobby, Airin yang sudah pede bakal menang menargetkan suara 80% lebih di Pilgub Banten
“Andra Soni kenapa berani maju karena [skenario awal] akan berhadapan dengan kotak kosong. Namun tidak terduga, tidak jadi kotak kosong dan ternyata yang tadinya [Airin] sudah dihalangi maju, ternyata bisa maju. Jadi Airin saya kira punya peluang besar di Banten,” pungkas Djayadi.