Bobby Bilang Warga Medan Lampu Merah Pun Diterobos, Ini Data Pelanggaran di Sana

9 Maret 2024 13:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
Wali Kota Medan Bobby Nasution. Foto: Dok. Pemko Medan
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Medan Bobby Nasution. Foto: Dok. Pemko Medan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wali Kota Medan Bobby Nasution menanggapi soal keluhan masyarakat yang kesulitan menyeberang di Jalan Balai Kota, Kota Medan dan meminta untuk dibangunkan JPO.
ADVERTISEMENT
Menurut Bobby, JPO bukanlah jalan satu-satunya untuk mengatasi hal tersebut. Kata dia, tombol penyeberangan di lampu merah sebenarnya sudah cukup efektif untuk mengatasi masalah itu. Namun masalahnya kurang kesadaran pengendara jadi salah satu kesulitannya.
“Ini depan Kantor (Wali) Kota aja, merah di situ, ada gambar orang nyebrang, diterobos,” kata Bobby.
Lantas, seburuk apa kesadaran warga Kota Medan dan bagaimana data pelanggaran lalu lintas di sana?
Dalam laporan yang berjudul 'Analisa dan Evaluasi Pelanggaran Lalu Lintas di Wilkum Polrestabes Medan tahun 2023 dan 2024' data pelanggaran lalu lintas di Kota Medan cukup fluktuatif. Pada 6 bulan terakhir tertinggi terjadi pada September 2023 lalu.
Sejumlah pelanggaran itu diberikan sanksi, baik tertulis atau tilang, maupun teguran lisan.
ADVERTISEMENT
Tak pakai helm paling banyak
Sementara, data pelanggaran yang paling banyak terjadi adalah tidak menggunakan helm. Jumlah pelanggarnya mencapai 6.837. Kemudian disusul dengan pelanggaran marka jalan yakni 3.396.
Meski begitu, data ini belum termasuk soal menerobos lampu merah yang dimaksud oleh Bobby. Data ini masih dalam proses rekapan Polrestabes Medan.
Curhatan Nisa Warga Medan
Warga Medan yang sebelumnya curhat soal masalah penyeberangan ini adalah Anisa Rahmadani. Ia merasa momen menyeberang di Medan seperti uji adrenalin.
“Deg-degan dan menguji adrenalin. Itu jalannya cukup luas ya, itu orang aksesnya cukup sulit kalau buat pejalan kaki menyeberang,” kata Nisa pada Kamis (7/3).
“Kendaraan datang dari 2 jalur jalanan diketemukan di satu jalur,” sambungnya.
Suasana Jalan Balai Kota Medan di depan Pos Blok Medan, Kamis (7/3/2024). Foto: Tri Vosa/kumparan
Nisa pun menceritakan satu contoh lainnya sulitnya menyeberang di Kota Medan yakni di depan kantor Wali Kota Medan. Menurutnya, di sana sudah jelas ada lampu merah dan disediakan tombol bagi pejalan kaki. Namun, pengendara justru tetap melajukan kendaraan dengan kencang.
ADVERTISEMENT
“Nah di depan Balai Kota itu untuk menyeberang ke DPRD Sumut itu juga sebenernya sulit. Jelas ada lampu merah, kita teken tombol mau nyeberang, tapi kendaraan tetep kencang dan enggak berhenti,” kata dia.