BPPT: Modifikasi Cuaca Turunkan Intensitas Hujan 40% di Jabodetabek

7 Januari 2020 12:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah petugas mempersiapkan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Pangkalan Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (3/1).  Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah petugas mempersiapkan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Pangkalan Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (3/1). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan modifikasi cuaca sejak Jumat (3/1) lalu. Hasilnya, Kepala BPPT Hammam Riza menyebut intensitas hujan di Jabodetabek dan Banten menurun 30-40 persen.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita membandingkan dengan prakiraan, kita menganggap bahwa harapan kita untuk mengurangi maupun mereduksi intensitas hujan sampai 30-40 persen itu kelihatannya menunjukkan hasil yang cukup signifikan," kata Riza usai rapat koordinasi penanggulangan banjir di Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Selasa (7/1).
Kepala BPPT Hammam Riza memberikan keterangan pers di Jakarta, Selasa (7/1). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
Riza menjelaskan, sejauh ini BPPT telah melakukan 16 kali penerbangan menggunakan pesawat Casa C 212 dan CN 295. Masing-masing 8 penerbangan mengangkut 800 kilogram garam dalam pesawat casa dan 2,4 ton garam dengan CN 295. Total 25 ton garam digunakan.
Penyemaian dilakukan di wilayah Barat, Barat Daya, dan Barat Laut Jabodetabek. Selain itu juga ke timur Lampung hingga wilayah Teluk Jakarta.
Riza menuturkan, hujan banyak diturunkan di laut seperti di Selat Sunda atau Teluk Jakarta. Sehingga, hujan tidak masuk ke wilayah daratan. Pun wilayah tersebut masih hujan, intensitasnya telah menurun.
Sejumlah petugas mempersiapkan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Pangkalan Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (3/1). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
"Total seluruhnya ada 25.600 kilogram garam yang sudah kita sebar di dalam 16 shorty penerbangan. Nah, sampai tanggal 5 dan 6 (Januari 2020) kemarin itu intensitas hujan lebat yang terjadi itu adanya di utara atau Laut Jawa, jadi kita harapkan ini terus, walaupun tetap hujan di Jakarta dan sekitarnya tetapi intensitasnya banyak berkurang dengan kita laksanakan modifikasi cuaca tersebut," kata Riza.
ADVERTISEMENT
Riza mengatakan, modifikasi cuaca dengan penyemaian akan terus berlanjut. Pasalnya, BMKG memprediksi cuaca ekstrem masih terjadi sepanjang Januari bahkan puncaknya Februari 2020.
Mitigasi bencana yang sama juga akan dilakukan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta daerah lain yang diprediksi terdampak cuaca ekstrem.
"Jadi kita harus secara berkesinambungan konsisten untuk bisa melaksanakan pencegahan terhadap prakiraan cuaca ekstrem ini," kata Riza.