BPS: Baru 59 Persen Pengemudi Angkot dan Bis yang Tertib Bermasker

28 September 2020 19:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sopir angkutan kota menunggu penumpang di Terminal Kampung Melayu, Jakarta, Foto:  ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
zoom-in-whitePerbesar
Sopir angkutan kota menunggu penumpang di Terminal Kampung Melayu, Jakarta, Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis hasil survei terkait perilaku masyarakat di tengah pandemi virus corona atau COVID-19. Berdasarkan survei tersebut, selama satu bulan terakhir, ada 13,49 masyarakat yang masih menggunakan angkutan umum.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita lihat, yang paling banyak di sana, 23 persen adalah angkot, lalu disusul ojol, taksi online, bus, KRL, dan MRT. Bervariasi," ucap Kepala BPS Suhariyanto di Gedung BNPB, Jakarta, Senin (28/9).
Penerapan protokol kesehatan di angkutan umum. Foto: BPS
Dari seluruh transportasi umum tersebut, menurut Suhariyanto, penerapan protokol kesehatan di angkot dan mikrolet masih perlu diperhatikan. Tercatat, hanya 43 persen saja angkot atau mikrolet yang menerapkan protokol kesehatan.
"Ini bisa disadari bahwa ruang di angkot ini sangat terbatas, kemungkinan mereka mengalami kesulitan menjaga jarak. Jadi kita perlu berikan perhatian penerapan protokol kesehatan di angkot," lanjutnya.
Selain itu, menurut Suhariyanto, baru 59 persen pengemudi bus dan angkot yang tertib mengenakan masker. Hal ini, kata dia, perlu digalakkan kembali.
ADVERTISEMENT
"Kemudian untuk di angkot dan bus ini baru 59 persen pengemudi tertib menggunakan masker. Nampaknya perlu digalakkan lagi mereka harus pakai masker," ungkap Suhariyanto.
Sedangkan untuk di moda transportasi umum lainnya, Suhariyanto menyoroti pembatasan penumpang di ojol dan taksi online.
"Mengenai pembatasan penumpang sudah diterapkan di ojol sekitar 40 persen, di taksi online masih 56 persen. Kita lihat, kita bisa lihat lokasi mana yang harus kita sentuh, jenis angkutan umum mana yang perlu dijadikan perhatian," pungkasnya.
Survei yang digelar pada 7-14 September 2020 ini melibatkan 90.976 responden yang didominasi masyarakat usia muda atau kurang dari 45 tahun. Responden survei ini terdiri dari 55 persen perempuan dan 44 persen laki-laki.
ADVERTISEMENT
Survei ini menggunakan metodologi rancangan Non-Probability Sampling yang merupakan kombinasi dari Convenience, Voluntary dan Snowball Sampling untuk mendapatkan respons partisipasi sebanyak-banyaknya dalam kurun waktu 1 minggu pelaksanaan survei.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona