Budiman Sudjatmiko Ungkap Alasan Kemenangan Prabowo di Jateng dan Bali

14 Februari 2024 18:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sujatmiko (tengah) saat mendatangi lokasi debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). Foto: ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sujatmiko (tengah) saat mendatangi lokasi debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). Foto: ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko, mengatakan dukungan kepada Capres 02 Prabowo-Subianto merupakan bentuk rekonsiliasi nasional.
ADVERTISEMENT
Eks aktivis 98 ini kemudian mengenang dirinya yang dulu berseberangan dengan Prabowo, namun kini satu kubu demi kepentingan bangsa.
"25 tahun lalu ya kita berhadapan dengan Pak Prabowo dan teman-temannya, para pejuang demokrasi. (Sekarang) kita bertemu, itulah rekonsiliasi nasional. Rekonsiliasi nasional Agus Jabo, saya, Fahri, Nusron, bertemu dengan Prabowo. Pak Jokowi ketemu Prabowo, persatuan nasional," kata Budiman dalam bincang-bincang nobar quick count pendukung Prabowo-Gibran di Istora Senayan, Rabu (14/2).
"Persatuan nasional saja sekadar kekuasaan politik, tapi rekonsiliasi nasional ini soal jiwa bangsa retak 25 tahun kita ingin satukan dalam jiwa bangsa bersatu hadapi dunia berubah. Kalau persatuan nasional cuma 5 tahun dalam kabinet, atau 10 tahun. Kalau rekonsiliasi nasional umurnya sepanjang umur Indonesia hingga bisa jadi negara super power. Rekonsiliasi nasional akan lebih abadi," imbuh dia.
Helmy Yahya, Gus Miftah, Ria Ricis, Celine Evangelista, dan Gading Marten berbincang di sela-sela nobar quick count, di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (14/2/2024). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
Budiman lalu menilai rekonsiliasi ini pun berpengaruh pada kemenangan Prabowo-Gibran di sejumlah daerah. Meski menurutnya, ada pula peran penting lawan dalam kemenangan Prabowo-Gibran.
ADVERTISEMENT
"Sebuah kemenangan, sahamnya bukan cuma kita punya kawan tapi lawan hebat. Orang hebat benar salahnya berdampak besar. Ada dua kawan hebat, Pak Jokowi dan Pak Prabowo," ujar Budiman.
"(Tapi) Kita punya lawan hebat, punya kesalahan berdampak besar, sehingga kita menang di basis lawan. Orang kecil benarnya, kekalahan, nggak berdampak. Itu buat kita menang tebal di Jateng dan Bali," tandas dia.
Sementara, para pendukung Prabowo-Gibran nampak antusias dan optimis di Istora Senayan. Hingga saat ini, mayoritas quick count di berbagai lembaga menunjukkan suara Prabowo-Gibran di kisaran 50 persen.