Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Buntut Kecelakaan, Bus Diimbau Tak Lewat Imogiri-Dlingo, Bagaimana Wisata Pinus?
8 Februari 2022 19:39 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Wacana pelarangan bus ukuran besar melintas di Jalan Imogiri-Dlingo menyeruak. Wacana ini muncul setelah tragedi bus wisata menabrak tebing di kawasan Bukit Bego, Jalan Imogiri-Dlingo, Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Insiden itu menewaskan 13 orang termasuk sopir.
ADVERTISEMENT
Jalan Imogiri-Dlingo selain menjadi jalan alternatif dari dan ke Bantul-Gunungkidul, jalan ini juga merupakan jalur wisata utamanya hutan pinus di kawasan Dlingo. Ada Puncak Becici, Kebun Buah Mangunan, Hutan Pinus Mangunan, hingga Pinus Pengger.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyatakan wacana tersebut masih perlu dikoordinasikan. Menurutnya selain keselamatan transportasi, destinasi wisata di sana juga tetap harus diselamatkan. Banyak masyarakat di sana yang menggantungkan hidup di pariwisata.
"Memang ada wacana yang menguat. Tapi baiklah itu akan kita bicarakan bersama Polres bagaimana kita mesti mengatur lalu lintas di lintasan-lintasan yang curam itu," ujar Halim di Kepatihan Pemda DIY, Selasa (8/2).
"Karena Dlingo merupakan objek wisata yang potensial di Kabupaten Bantul. Yang dapat menghasilkan kesejahteraan bagi masyarakat," bebernya.
ADVERTISEMENT
Salah satu opsi yaitu menyediakan shuttle dari Imogiri menuju Dlingo. Bus besar bisa parkir di Imogiri. Selanjutnya penumpang naik shuttle ke lokasi wisata.
"Beberapa opsi akan kita bicarakan termasuk bagaimana misalnya nanti bus besar parkir di Imogiri lalu diantarkan ke shuttle-shuttle bus yang lebih kecil," katanya.
Namun, shuttle bus itu juga wajib dalam kondisi prima. Pengecekan berkala harus terus dilakukan agar kejadian yang tidak diinginkan tidak terulang kembali. Mulai dari KIR dan kondisi mesin harus terjamin.
"Semuanya ini opsi dan wacana. Ada beberapa opsi yang ingin kita tuju adalah keselamatan penumpang dan ramai objek wisata tetap terus bisa kita selamatkan. Kemudian keselamatan penumpang keselamatan pengemudi yang naik ke kawasan Dlingo ini bisa lebih pastikan," katanya.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Halim menjelaskan bahwa jalan tersebut memiliki spesifikasi yang cukup baik. Jalannya sudah lebar dan mulus. Selama ini kendaraan bisa melintas dengan lancar selama kondisi mesinnya tidak bermasalah.
"Tanjakan dan turunannya juga sebenarnya tidak terlalu curam, sudah terukur. Hanya memang bagi mobil khususnya bus yang bermuatan banyak, mesinnya itu tidak prima potensial menghadapi masalah," jelasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo, memilih untuk menanti hasil penyelidikan dinas terkait. Setelah investigasi tuntas, baru akan diambil kebijakan yang tepat.
"Kita harus bijak memutuskan itu. Kita tunggu dulu hasil investigasi dari petugas yang akan menginvestigasi itu ada KNKT kemarin juga datang. Kita tunggu karena mereka pasti akan melihat dari segala sudut dari segala sisi sehingga ini yang perlu kehati-hatian," kata Singgih.
ADVERTISEMENT
Singgih mengisyaratkan jika bus besar tidak bisa naik dan harus diganti moda yang lebih kecil maka akan berdampak pada wisata rombongan.
"Tentu ada dampaknya tadinya bus bisa naik kemudian harus diganti moda transportasi yang lebih kecil ini yang berakibat pada rombongan-rombongan besar," katanya.
Terkait wacana ini pengelola objek wisata di Mangunan, Dlingo turut angkat bicara. Ketua Koperasi Notowono yang mengelola sejumlah objek wisata di Kecamatan Dlingo yaitu Purwo Harsono mengatakan ragu jika jalur tersebut dianggap rawan.
"Kalau saya mengikuti saja imbauan (dari pihak terkait). (Tetapi) data November sampai sekarang saja ada 1.312 bus naik dan aman-aman saja. Artinya kan belum tentu itu faktor dari jalur (yang dianggap rawan)," katanya kepada wartawan di Bantul.
ADVERTISEMENT
Senada dengan Bupati, dia menjelaskan bahwa jalan di jalur tersebut sudah dibangun lebar. Menurutnya daripada pelarangan, PO bus diminta untuk memastikan busnya dalam kondisi yang baik.
"Tidak serta merta bus buatan lama dipaksakan dipakai. Jika terjadi seperti ini (kecelakaan) kami juga dirugikan. Artinya kita tidak serta merta terus ngeyel bahwa jalur ini aman. Saya tidak seperti itu. Tapi saya ingin dibuka hal sebenarnya, penyebabnya human errornya driver, kendaraan tidak layak, atau karena jalur," pungkasnya.