Buntut Viral Pecel Lele Mahal, Sri Sultan: Nuthuk Bikin Hilang Pelanggan

31 Mei 2021 14:32 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pecel lele. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pecel lele. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Kasus video viral soal pecel lele mahal di Jalan Malioboro yang belakangan diketahui lokasinya ternyata di sebuah rumah makan di Jalan Perwakilan Yogyakarta ramai jadi pembahasan. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X pun turut angkat bicara soal kasus ini.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X.
 Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Kepada para pedagang, ia berpesan agar tidak memikirkan keuntungan sesaat dengan nuthuk atau menaikkan harga. Cara seperti itu menurutnya membuat pedagang kehilangan pelanggan.
ADVERTISEMENT
"Ya nuthuk maunya untung besar tapi durung karuan payu meneh (belum tentu laku lagi). Kan lebih baik kalau saya orang jualan itu untung secukupnya ya kan tapi punya tambah pelanggan," kata Sri Sultan di Kepatihan Pemda DIY, Senin (31/5).
"Bukan nuthuk untung besar tapi sesuk ora nana sing mangan meneh ( besok tidak ada yang makan lagi)," imbuhnya.
Ia berharap, kasus viral itu menjadi pembelajaran bagi pedagang di Jalan Perwakilan bahwa pariwisata bukan hanya tentang Malioboro tapi juga lingkungan sekitarnya.
"Lingkungannya juga bisa dikomunikasikan biarpun bukan menjadi bagian dari warga Malioboro tapi tetap terkonsolidasi," tegas Sultan.
Harapannya, standar harga di Jalan Perwakilan bisa sama seperti yang sudah dilakukan di Jalan Malioboro.
ADVERTISEMENT

Tanggapan Forum Pedagang

Forum Komunikasi dan Koordinasi Perwakilan (FKKP) yang menjadi wadah pedagang di Jalan Perwakilan buka suara soal harga pecel lele yang mahal itu. Ketua FKKPS, Adi Kusuma PS, mengatakan rumah makan tersebut baru dan belum masuk anggota FKKP.
"Memang sudah kami temukan oknum rumah makan tersebut, tetapi saya nyatakan oknum tersebut belum masuk dalam paguyuban kami karena oknum tersebut ternyata adalah pemilik baru dari pemilik lama yang baru dialihkan antara dua bulan yang lalu dikarenakan pemilik lama yang jatuh perekonomiannya dikarenakan dampak COVID," kata Adi dikonfirmasi, Kamis (27/5).
Ilustrasi pecel lele. Foto: Shutter Stock
Dari hasil klarifikasi paguyuban, oknum tersebut mengaku tidak tahu ada wadah FKKP dan tidak berkoordinasi terkait pengalihan manajemen. Mereka pun diberikan teguran dan pembinaan.
ADVERTISEMENT
"Melakukan tindakan tegas dengan memberi sanksi serta akan dilaksanakan penyuluhan ketertiban. Dan oknum tersebut telah bersedia menerima sanksi dan segala pembinaan dari kami," ujarnya.

Seporsi pecel lele Rp 37 ribu mahal

Sebelumnya, beredar video viral dari warganet yang harus membayar Rp 37 ribu untuk satu porsi pecel lele. Ia merinci, Rp 20 ribu untuk pecel lele, Rp 7 ribu untuk nasi, dan Rp 10 ribu untuk lalapan.
Menurut Adi banderol tersebut terlalu tinggi pasalnya harga untuk pecel lele paket komplit maksimal Rp 30 ribu. Itu pun sudah berisi nasi, lele, lalapan, sambal, hingga minuman seperti es teh.
"Untuk harga pecel lele paketan Rp 30 ribu itu nasi, lele, lalap, sambal, teh. Untuk harga satuan lele ada di harga Rp 15 ribu sampai Rp 17 ribu," pungkasnya.
ADVERTISEMENT