Cacar Monyet Darurat Global, Kasus Sudah Menyebar Keluar Afrika

16 Agustus 2024 11:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi desa di Swedia. Foto: Shutterstock/Sebw
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi desa di Swedia. Foto: Shutterstock/Sebw
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Swedia mengonfirmasi kasus pertama varian cacar monyet baru di negaranya pada Kamis (15/8). Laporan tersebut menjadi kasus pertama yang terjadi di luar Afrika, dan diterima beberapa saat setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan cacar monyet sebagai darurat global.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal di Badan Kesehatan Publik Swedia, Olivia Wigzell, mengatakan orang tersebut terpapar saat berada di bagian Afrika tempat wabah cacar monyet merebak.
WHO menyatakan cacar monyet sebagai darurat global untuk kedua kalinya dalam dua tahun, setelah wabah ini menyebar dari Republik Demokratik Kongo ke negara Afrika lain.
Menurut Wigzell, orang yang terinfeksi telah menerima perawatan dan petunjuk sesuai dengan rekomendasi badan kesehatan tersebut.
Awal 2024, para ilmuwan melaporkan penemuan virus cacar monyet jenis baru yang lebih mematikan di kota pertambangan Kongo.
Virus itu dapat membunuh hingga 10 persen dari mereka yang terinfeksi dan mungkin menyebar lebih cepat melalui kontak dekat, termasuk melalui hubungan seks.
Alingo Likaka Manasse, kepala perawat di Pusat Kesehatan Yalanga, memeriksa luka di tangan Lituka Wenda Dety (41) yang menderita cacar monyet, di Yakusu, Tshopo, Republik Demokratik Kongo, Minggu (2/10/2022). Foto: Arlette Bashizi/Reuters
Laporan WHO mencatat, pada 2024 telah terjadi lebih dari 14 ribu kasus dan 524 kematian di lebih dari puluhan negara Afrika. Angka tersebut telah melampaui jumlah tahun 2023.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, lebih dari 96 persen kasus dan kematiannya terjadi di Kongo.
“Munculnya kasus di benua Eropa dapat memicu penyebaran cacar monyet internasional yang cepat,” kata pakar kesehatan masyarakat dan profesor di Georgetown Law Washington, Lawrence Gostin, seperti dikutip dari Guardian.
“Satu kasus di Swedia kemungkinan besar berarti puluhan kasus yang tidak terdeteksi di Eropa,” tambahnya.
Akademisi dari Cambridge University, Brian Ferguson, mengatakan kasus yang menimpa seorang pelancong Swedia itu cukup mengkhawatirkan, namun tidak mengejutkan. Hal itu, menurutnya, mengingat tingkat keparahan dan penyebaran wabah di Afrika.
“Kemungkinan akan ada lebih banyak di sini dan di bagian lain dunia karena saat ini belum ada mekanisme yang berlaku untuk menghentikan penyebaran kasus cacar monyet,” ungkap Ferguson.
ADVERTISEMENT