Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
11 Ramadhan 1446 HSelasa, 11 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Cegah Dekompresi, Relawan Penyelam Lion Air Diminta Terapi Hiperbarik
5 November 2018 14:08 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB

ADVERTISEMENT
Para penyelam yang terlibat dalam proses evakuasi jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 diimbau untutk melakukan terapi oksigen hiperbarik. Tak hanya untuk tim penyelam dari Ditpolair Baharkam, tetapi juga relawan penyelam.
ADVERTISEMENT
Terapi hiperbarik dilakukan untuk menghindari penyelam yang evakuasi Lion Air terkena dekompresi, seperti yang terjadi pada relawan penyelam, Syachrul Anto, yang akhirnya meninggal.
"Kami mengimbau, juga menyarankan seluruh penyelam baik seluruh relawan maupun TNI-Polri. Kami mengimbau dan menyarankan kegiatan penyelam diharapkan mengantisipasi yang tidak diharapkan untuk lakukan terapi oksigen hiperbarik," ujar PJ Pelaksana terapi oksigen hiperbarik RS Polri, AKBP Karjana, di RS Polri, Senin (5/11).
Terapi hiperbarik penting dilakukan karena merupakan salah satu indikator dalam standar operasioal prosedur (SOP) penyelaman yang harus terlebih dahulu dilakukan sebelum menyelam agar terhindar dari dekompresi. Sementara terapi ini juga bertujuan menetralisir nitrogen yang ada di dalam tubuh.

Karjana menjelaskan, dekompresi merupakan sebuah kondisi yang terjadi akibat nitrogen yang berada dalam darah terikat dengan gas. Dekompresi terjadi apabila kegiatan menyelam dilakukan terlalu cepat, seperti turun ke kedalaman tertentu.
ADVERTISEMENT
"Dekompresi apabila terlalu cepat (menyelam), jadi nitrogen yang berada di dalam darah akan terikat dengan gas. Jadi terbentuk gas dengan nitrogen yang akan terjadi penyumbatan pada pembuluh darah dan orang dalam. Yang fatal, organ dalam bisa mati mendadak," jelas Karjana.

Dekompresi juga berlaku juga saat penyelam naik ke atas permukaan dengan cepat. Terapi ini baiknya dilakukan sebelum melakukan aktivitas penyelaman, dan dilakukan kurang lebih selama dua jam.
Terapi hiperbarik untuk penyelam baru dilakukan sejak Minggu (4/11), namun baru 19 personel yang mengikutinya. Karjana mengingatkan personel lain termasuk relawan untuk turut melakukan terapi hiperbarik. Terapi diberikan secara gratis bagi penyelam yang ikut dalam kegiatan evakuasi Lion Air JT-610.
"Instalasi hiperbarik sudah lakukan layanan kegiatan kepada 19 penyelam kepada Polri. Hari ini tadi 4 orang," ucap Karjana.

"Selama mendukung kegiatan evakuasi mudah-mudahan tidak akan terjadi yang tidak kita inginkan terutama akibat penyelaman," tutupnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, seorang penyelam relawan bernama Syachrul Anto meninggal dunia saat ikut dalam proses evakuasi korban Lion Air JT-610. Ia meninggal diduga karena mengalami dekompresi.