Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Cek TKP: Kemacetan Jakarta Makin Parah, Kendaraan Padat di Jalan Sudirman
23 Agustus 2022 19:18 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Ditlantas Polda Metro Jaya melaporkan, kemacetan di Jakarta saat ini telah menyentuh angka 48 persen. Hal ini tentu saja menimbulkan keluhan dari para pengendara.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan, Selasa (23/8) sejak pukul 17.30 WIB hingga 18.30 WIB, kepadatan lalu lintas tak bisa terhindarkan di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan.
Kendaraan baik roda dua maupun roda empat berjubel di jalan. Sementara dari arah sebaliknya, dari Blok M menuju Semanggi, Jakarta Selatan, lalu lintas terpantau lancar.
Seorang pengendara bernama Nana mengaku kemacetan di Jakarta sudah menjadi rutinitas sehari-hari saat jam berangkat maupun pulang kerja.
"Awalnya juga kesel, tapi lama-lama terbiasa juga," kata Nana saat ditemui kumparan.
Namun, Nana mengaku akhir-akhir ini kemacetan di Jakarta semakin parah.
"Cuma akhir-akhir ini kok sepertinya makin parah. Dan kemacetan bukan cuma pemakai kendaraan pribadi. Angkutan umum kayak busway juga sama. Harus antre dan desak-desakan dulu," ungkapnya.
Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Usman Latif mengatakan, angka kemacetan tersebut terjadi di jam-jam sibuk, seperti saat berangkat atau pulang kerja.
ADVERTISEMENT
"Di jam 7-9 dan pulang kerja itu jam 14-16 itu [tingkat kemacetan] di angka 48 persen," kata Usman Latif kepada wartawan, Senin (22/8).
Menurut Latif, hal tersebut telah membuat ketidaknyamanan bagi para pengguna Jalan di Jakarta.
"[Tingkat kemacetan) 48 persen, jadi betul betul tidak nyaman," katanya.
Untuk itu, saat ini Ditlantas Polda Metro Jaya tengah mengusulkan pengaturan jam kerja ke sejumlah stakeholder terkait. Hal itu diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas di Jakarta.
"Kami sangat mendorong secepatnya [pengaturan jam kerja diterapkan], kan ini keinginan bersama, dikerjakan bersama bukan kami yang mengambil keputusan. Mungkin itu bisa melaksanakan untuk mengurangi kepadatan di Jakarta," pungkasnya.