Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Umat Buddha yang sembahyang di Wihara Dharma Bhakti, Glodok, Jakarta Barat, saat imlek kerap melengkapi ibadahnya dengan Fang Sheng atau tradisi melepaskan mahluk hidup. Berbagai hewan bisa digunakan untuk tradisi tersebut seperti kura-kura, ikan atau burung.
ADVERTISEMENT
Di Wihara Dharma Bhakti, hewan yang dilepas adalah burung, sebagian besar jenis burung pipit. Unggas tersebut bisa dibeli umat dari pedagang yang berjualan di kawasan wihara.
Albert Li merupakan salah satu umat yang menjaga tradisi fang sheng. Ia bahkan menghabiskan uang hingga Rp 3 juta.
"Ya Rp 2 juta sampai Rp 3 juta lah. Kan satu tahun sekali enggak apa-apalah," kata Albert usai melepaskan burung yang ia beli di Wihara Dharma Bhakti, Jakarta Barat, Sabtu (25/1).
Pria yang tiap tahun selalu sembahyang saat imlek di wihara Petak 9 itu mengatakan, fang sheng dilakukan sebagai bentuk kecintaan kepada sesama mahluk hidup. Maka itu hewan-hewan yang terkurung tersebut dibebaskan.
"Iya berbuat baiklah. Bukan hanya ke sesama manusia aja kita berbuat baik, sesama mahluk hidup juga," kata Albert terkait tradisi yang diidentikan dengan buang sial itu.
ADVERTISEMENT
Tradisi feng sheng juga mendatangkan keuntungan bagi Samsudin. Pedagang burung di Vihara Dharma Bhakti itu mengaku bisa mendapat omset hingga belasan juta rupiah.
Ia mengatakan beli 60 ribu burung dari daerah Mojokerto. Burung jenis pipit itu ia beli dengan harga Rp 1.000 dan dijual seharga Rp 1.500.
"Sehari bisa terjual 1.000 burung kalau imlek gini. Kalau diuangkan bisa dapat Rp 15 juta sehari," kata Samsudin.
Samsudin sudah berjualan selama 4 hari. Rencananya besok adalah hari terakhirnya jualan.
"Saya jualan saat imlek doang. Ini imlek ketiga saya jualan. Sebelumnya almarhum bapak yang jualan. Saya cuma nerusin," kata Samsudin.