Cerita Arif Havas Oegroseno Ditawari Posisi Wamenlu Saat Nyetir di Tol Jerman

21 Oktober 2024 21:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno usai pisah sambut di Kemlu RI, Senin (21/10/2024). Foto: Tiara Hasna/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno usai pisah sambut di Kemlu RI, Senin (21/10/2024). Foto: Tiara Hasna/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Arif Havas Oegroseno menceritakan momen saat ia ditunjuk menjadi Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI untuk Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran. Havas mendapatkan kabar itu saat tengah menyetir mobil di jalan tol di Jerman.
ADVERTISEMENT
Pekan lalu, saat Prabowo memanggil calon menteri dan wakil menteri ke kediamannya di Kertanegara 4, Jakarta Selatan, Havas tidak terlihat. Ia ternyata masih di luar negeri.
"Saya diberi tahu Sabtu (19/10) jam 10 pagi, langsung dari Berlin," ungkap Havas saat ditemui di Kantor Kemlu RI Jakarta, Senin (21/10).
Momen itu menjadi kejutan tersendiri bagi mantan Duta Besar Indonesia untuk Jerman tersebut.
“Ya, lagi nyetir di highway, kaget," katanya disambung tawa.
Meski baru dilantik, Havas mengaku belum mendapatkan arahan detail dari Presiden Prabowo mengenai tugasnya nanti.
“Arahan dari Presiden belum, karena kita masih awal, ya. Masih ada acara pembekalan menteri dan wamen nanti,” jelasnya.
Havas yang dikenal dengan pengalaman panjangnya di dunia diplomasi, menanggapi dengan santai ketika ditanya soal fakta bahwa Menteri Luar Negeri Sugiono berasal dari luar kalangan diplomat.
ADVERTISEMENT
“Ah, demokrasi kan biasa. Kalau lihat sejarah, menteri luar negeri enggak selalu dari dalam. Malah mayoritas yang dari dalam hanya Pak Alatas, Pak Hasan, Pak Marti, dan Bu Retno. Sisanya banyak yang politisi,” terangnya.
Ia juga menilai bahwa penunjukan menteri dari luar kalangan diplomat tidak akan signifikan mempengaruhi kebijakan luar negeri Indonesia.
“Enggak, kita biasa. Foreign policy kan arahnya dari presiden,” tambahnya.
Terkait tiga posisi wakil menteri di Kementerian Luar Negeri saat ini, Havas menyebut pertama kali terjadi.
“Iya, seperti di Kementerian BUMN dan Kemenkeu,” katanya.
Ia belum mengetahui alasan penambahan jumlah wakil menteri di Kemlu ini. “No idea,” tutup Havas.